Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Ruhi meminta Ishita untuk segera pergi dari sana cepat karena Ruhi yakin nanti ayahnya akan menegur mereka jika Raman melihat dirinya, Ruhi langsung sembunyi begitu melihat Raman, namun Raman tetap menghampiri Ruhi dan berkata “Ruhi, apa yang kamu lakukan disini ?”, “Aku harus berbelanja untuk anak anjingku jadi aku mau mengajak Ruhi” bela Ishita “Ruhi, ayooo beri salam pada ayahmu” malu malu Ruhi keluar dari persembunyiannya dan menyapa ayahnya “Hai papa” Raman tersenyum dan bertanya “Jadi kemana kita akan pergi ?”, “Aku akan pergi ke mall bareng Ruhi”, “Kalau begitu aku ikut dengan kalian” Ishita terkejut “Kami pergi sendirian, hanya berdua”, “Aku ini adalah ayahnya, aku akan belanja bersamanya, tapi aku mempunyai pekerjaan yang penting juga jadi ayooo cepatlah kita pergi belanja sekarang” Ishita merasa jengah dengan ulah Raman “Tidak ada yang memintamu untuk ikut !” ujar Ishita kesal.
Tak lama kemudian, Raman duduk di dalam mobilnya sendiri, sedangkan Ishita dan Ruhi di mobil Ishita sendiri, ternyata mesin mobil Raman tidak bisa menyala, Ishita langsung membukan pintu mobilnya dan memberikan kode ke Raman untuk ikut bersamanya di dalam mobil Ishita, Raman pasrah dan masuk ke dalam mobil Ishita, lagu dil kahin rukta nahi pun mengalun ....
“Oke ! Sekarang ayo kita berangkat !” ujar Raman penuh semangat “Gunakan sabuk pengamanmu !” Raman pun menuruti perintah Ishita dengan mengenakan sabuk pengamannya, dibelakang Ruhi tertawa senang melihat ulah ayah dan tante tetangganya ini, lagu Ye Hai Mohabbatein pun terdengar ,,,
Ishita mulai melajukan mobilnya “Ruhi, apakah kamu senang, sayang ?” Ruhi mengangguk dan berkata “Iya, tante !” sementara pada saat itu Raman sedang ngobrol dengan Mihir via telfon “Mihir, aku tidak bisa datang ke pertemuan dengan para investor”, “Ada pekerjaan penting apa yang kamu lakukan saat ini, Raman ?” suara Mihir terdengar menggelegar di ujung sana, membuat Raman sedikit kesal “Baik, baiklah, Raman ,,, aku akan mengurus semuanya disini” ujar Mihir
Ishita sangat senang begitu mengetahui kalau Raman akan memberikan waktunya untuk Ruhi sepenuhnya kali ini, namun tiba tiba mobil Ishita mogok dan dia meminta Raman untuk mendorongnya, Raman pun turun dan mulai mendorongnya, Raman melepas jasnya dan terus mendorongnya, tiba tiba ponsel Raman berdering, rupanya Mihir yang menelfon, mereka ngobrol soal pekerjaan, Ishita pun turun dan mulai mendorong mobilnya “Sini biar aku yang mendorong saja, sementara kamu duduk saja di dalam mobil !”, “Diam kamu !” Mihir dan Ishita sama sama tertegun dengan ucapan Raman yang tiba tiba marah “Raman, dimana kamu ?” tanya Mihir si sebrang sana namun Raman langsung mengakhiri telfonnya, sementara Ishita masih terus mendorong mobilnya, semua orang tertawa melihat ulah mereka berdua, dimana seorang perempuan sedang mendorong mobil, sedangkan prianya malah duduk di dalam mobil, karena tidak tahan melihat banyak orang yang mentertawakan mereka, Raman keluar dari mobil dan ikut mendorong mobil Ishita “Kita akan mendorongnya bersama sama” lagu kabhi kam na hogi ye chahatein pun mulai terdengar ,,,
Akhirnya mesin mobil Ishita menyala, mereka segera memasuki mobil dan melesat menuju ke mall. Sesampainya di mall, Ruhi sangat senang dan berlari larian disana, Ishita mencoba mengejarnya, sementara Raman kembali sibuk ngobrol di telfon dengan Mihir, kemudian mereka belanja bersama sama untuk Ruhi, Ishita melihat sebuah baju yang cantik untuk Ruhi, sedangkan Raman juga memilih beberapa baju tapi semuanya kebesaran untuk Ruhi, Ruhi tertawa terbahak bahak sambil berkata “Papa, kamu tidak tahu segalanya” Ishita tersenyum “Seharusnya kamu menghabiskan waktumu bersama dirinya agar kamu bisa mengetahui bagaimana anakmu” Raman geram mendengar ucapan Ishita “Sudahlah, tidak usah memberikan aku ceramah lagi dan ceramah lagi” ujar Raman kesal, kemudian mereka memilihkan sendal untuk Ruhi, Raman memilihkan sendal yang untuk anak laki laki, Ruhi kembali tertawa melihat ulah ayahnya, Ishita tersenyum melihat semua ini, kemudian mereka mulai membayar “Aku akan membayar semuanya” ujar Raman, Ishita mengejek Raman “Sampai ibunya datang, kamu bisa saja mengejar aku tapi kamu tidak bisa mengganggu mereka” Raman menyetujui ucapan Ishita,
Kemudian Ishita mencoba mencari cari dompetnya namun tidak di temukan, Ishita menelfon adiknya Mihika dan memintanya untuk mengecek dompetnya namun Mihika tidak mendengar ponselnya yang berbunyi, setelah Mihika menyadari ada telfon dari kakaknya, Ishita menyuruhnya untuk mengecek di dalam rumah “Baiklah, kak ,,, aku kan mengeceknya nanti aku katakan padamu”, “Kalau sudah ketemu, kamu ke mall ya !” pinta Ishita “Baiklah, aku akan mengeceknya dan kesana” ujar Mihika, Ishita segera menuju ke mobilnya dan hendak mengecek dompetnya disana, tiba tiba seorang penjaga menghentikan langkahnya “Maaf, nona ,,, kami harus mengecek tasmu” Ishita bingung “Aku tidak punya apa apa” penjaga itu segera mengecek tas Ishita dan menemukan sebuah benda didalamnya dan berkata “Ini apa ? ini mahal !” Ishita terkejut “Aku tidak tahu apa apa soal ini ? Aku akan mengambil dompetku” tak lama kemudian manager mall menghampiri mereka dan Ishita mencoba untuk menjelaskan padanya “Mari, nona ,,, lebih baik kita ke kantor saja” Raman yang melihatnya merasa bingung “Ada apa ini ? Ada masalah apa ?”, “Dia mengambil beberapa barang jadi aku mengejarnya, dia berharap bisa membeli benda benda itu” Ishita benar benar tidak percaya, Raman kemudian memberikan kartu kreditnya pada manager itu, manager itu menyuruh Raman untuk mengatasi masalah Ishita,
Tak lama kemudian Mihika menelfon Ishita “Kak, aku menemukan dompetmu di
dalam kamar” Ishita merasa lega “Tolong, bawa kesini segera karena aku
harus mengembalikan uang Raman” ujar Ishita, pada saat yang bersamaan
Mihir datang ke mall bersama dengan tuan Tandon, kliennya bersama sama
keluarganya. Mereka sangat senang melihat mall, Raman melihat Mihir
bersama kliennya, mereka juga melihat Raman “Kenapa Mihir membawa mereka
kesini ?” bathin Raman dalam hati, mereka akhirnya bertemu dengan Raman
dan saling ngobrol satu sama lain. Tuan Rajeev Tandon mengenalkan
istrinya yang bernama Shweta dan anak anak mereka pada Raman dan Ishita,
mereka mengira kalau Ishita adalah istri Raman, Raman dan Ishita
terkejut mendengarnya namun Raman meminta pada Ishita agar membiarkan
saja apa yang mereka pikirkan tentang mereka karena mereka adalah klien
yang sangat penting “Jadi aku mohon, jangan katakan apapun di depan
mereka” pinta Raman “Maksudmu ? Jadi aku harus berbohong didepan mereka
?” Raman mengangguk “Iyya, karena mereka akan pulang besok” Ishita
sebenarnya tidak suka dengan permintaan Raman namun Raman memintanya
dengan mengiba “Aku mohon padamu, Ishita” akhirnya Raman mengenalkan
Ishita dan Ruhi pada mereka, Ruhi langsung akrab dengan anak anak tuan
Rajeev dan mereka bermain bersama sama, Ishita juga ngobrol dengan
Shweta “Apakah kamu bisa menolong aku untuk membeli pakaian khas India
?” pinta Shweta “Ooh tentu saja ! Aku akan mengantarmu” ujar Ishita,
kemudian Raman meminta Mihir untuk mengurusi anak anak, Shweta sangat
senang melihat anak anaknya akrab sekali dengan Ruhi “Ladies ! Tidak
usah khawatir soal anak anak, aku akan menghabiskan hariku bersama sama
mereka” ujar Mihir sambil tersenyum senang, akhirnya Shweta pergi
bersama Ishita, lagu kabhi kam na hogi ye chahatein kembali mengalun ,,,
Sementara itu di rumah Shagun, Shagun terbangun dari tidurnya, saat
itu jam 1 siang, pelayannya yang membangunkannya, Shagun bertanya
tentang Ashok, dia juga melihat ada mis call dari Ishita di ponselnya,
dan ketika tahu kalau Ruhi saat ini sedang bersama Ishita, Shagun
langsung membentak pelayannya “Nyonya, saat itu anda sedang tidur,
sedangkan Ruhi menangis terus” bela pelayannya “Kalau tuan Ashok sampai
tahu hal ini, dia pasti akan memecat kamu !” bentak Shagun
Di mall,
Raman membantu Ishita membawakan barang barangnya, Mihika datang ke mall
dan menemui Ishita kemudian memberikan dompetnya, Mihika kaget ketika
melihat Raman juga ada disana, Mihir juga melihat Mihika dan bertanya
tanya untuk apa Mihika ada di mall “Gawat ! Kalau Mihika mengatakan
sesuatu maka akan ada sebuah masalah besar nanti !” bathin Mihir dalam
hati
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA