Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Shaggun mencegah Ruhi bertemu dengan kakek dan neneknya, tuan dan nyonya Bhalla, tuan dan nyonya Bhalla melihat Ishita juga ada disana, mereka langsung mencerca Ishita “Ini semua karena kamu !” mereka menegur Ishita karena mengganggu masalah pribadi mereka, tepat pada saat itu Raman datang kesana dan memanggil ibu dan adiknya “Ibu, Rumi !” Ruhi melihat ayahnya dan memanggilnya “Papaaa” Shagun dan Ishita saling memandang satu sama lain “Ada apa ini ? Apa yang terjadi ?” tanya Raman heran “Lihat mereka ! Ishita ada disini bersama dengan Shagun” ujar nyonya Bhalla kesal “Aku bisa melihat, ibu ,,, hal ini tidak membuat aku terkejut lagi, kehidupanmu itu kosong itulah mengapa kamu melakukan hal ini, berlakulah dewasa !” Raman lalu mengajak ibu dan adiknya untuk pergi dari sana, Ruhi terus menerus memanggil ayahnya “Papaa ,,, papaaa, neneeeek ,,,” teriak Ruhi sambil menangis, lagu Teri bechaini darad bantlenge hum pun mulai mengalun Raman menegur Rumi karena mendatangi rumah Shagun “Jangan menegur dia, Raman ! Ibu yang meminta dia untuk menemani ibu kesana, ibu tidak bisa hidup tanpa Ruhi, Raman !” ujar nyonya Bhalla sedih “Kita tidak bisa memaksa mereka meskipun kita menahan mereka, aku akan mendapatkan Ruhi kembali dengan cara yang legal” ujar Raman,
Sementara itu di rumah Shagun, Ichita mencoba menenangkan Ruhi dan memintanya untuk tidak menangis lagi “Apakah kamu lihat tadi bagaimana keluarganya Raman, mereka selalu saja menghancurkan impianku, mereka ingin memisahkan aku dari anakku, mereka tidak berfikir bagaimana diriku tanpa Ruhi Shagun memesan dua tiket ke London untuk dirinya sendiri dan Ashok, Ishita yang masih ada disana mendengar hal ini dan sedikit terkejut “Apa yang Shagun lakukan ?” bathin Ishita dalam hati “Apakah aku telah membuat sebuah kesalahan besar tanpa berfikir terlebih dahulu, di satu sisi ada Raman dan di sisi yang lain ada Shagun, tidak ada seorangpun yang berfikir tentang Ruhi” bathin Ishita dalam hati
Sementara itu sebuah perkumpulan masyarakat sedang mengadakan sebuah pertemuan, tuan Bhalla dan Appa ada disana dan mereka sedang tertawa terbahak bahak, disana rupanya ada pemilihan yang sedang diselenggarakan di dalam perkumpulan masyarakat tersebut dan hanya para pemilik rumah yang bisa ikut ambil bagian, orang orang dalam perkumpulan itu mulai pada bergunjing tentang Ishita dan Raman “Cukup ! Cukup ! Jangan menghina siapapun tanpa mengetahui tentang keadaan yang sebenarnya tentang mereka, ini adalah kesalahan anakku, bukan mereka” ujar tuan Bhalla “Ishita telah menyelamatkan nyawa Ruhi, kalau tidak Ruhi akan mati” bentak tuan Bhalla pada semua orang, Appa segera bangun dan meninggalkan tempat itu
Di rumah Ruhi, Ishita mengatakan pada Ruhi kalau dia harus pergi, Ruhi menolaknya sambil memeluknya erat “Aku akan datang kapanpun kamu memanggilku, sayang” Ishita meminta Ruhi untuk menjaga dirinya baik baik dan meminta pada pelayannya untuk membawa Ruhi bersamanya “Maaf, aku sudah sangat terlambat, aku akan datang lagi” ujar Ishita kemudian pergi dari sana
Mihir mengirimkan beberapa obat obatan untuk Mihika karena Mihika sedang batuk, Mihika membaca surat Mihir yang dia kirimkan bersama sebuah obat sirup herbal, Mihika tersenyum membacanya dan terkenang akan kenangan mereka yang terakhir bersama Mihir, mata Mihika berkaca kaca ketika teringat Mihir, sementara itu Ishita bertemu dengan Vandu dan Bala “Apakah aku telah melakukan kesalahan pada Ruhi ?” tanya Ishita, pada saat yang bersamaan Shravan datang untuk bertemu dengan Ishita namun pakaiannya basah, Vandu membantunya untuk mengganti bajunya, sedangkan Ishita masih terus memikirkan Ruhi dan berharap Ruhi baik baik saja sekarang.
Di rumah Shagun, Shagun dan Ashoka sedang bersama sama “Aku telah melengkapi berkas berkas untuk asrama, apakah kamu bahagia sekarang ?” tanya Shagun dengan gayanya yang manja “Aku bahagia sekarang”, “Haruskah kita mulai menyiapkan semua persiapannya ?” Ashok tersenyum senang sambil mengangguk mengiyakan ucapan Shagun, pada malam harinya Ruhi merasa ketakutan dan berlari ketakutan “Aku takut, ada seseorang disana” pelayan Ruhi mengabarkan kalau Ruhi takut meihat sebuah boneka “Mama, aku mau tidur denganmu” Shagun bingung dan dilema “Ayo, Shagun nanti kita terlambat’ ujar Ashok kemudian beralih memandang Ruhi “Ruhi, kamu harus tidur di sana, kamu akan tinggal di asrama, buatlah itu sebagai kebiasaan baru dan bersikaplah sebaik mungkin, sekarang pergilah !” Ruhi terkejut mendengar ucapan Ashoka “Kenapa kamu mau mengirimkan aku ke asrama ? Aku tidak ingin pergi kesana dimana tidak ada seorangpun yang aku kenal ! Aku tidak mau !” ujar Ruhi
Di tempat Ishita, Shravan terlihat sangat imut dan menggemaskan, Ishita tersenyum memandangnya “Aku khawatir kalau Shagun itu tidak seperti kamu, aku fikir dia tidak melihat keperluan Ruhi, dia memang banyak bicara tentang Ruhi tapi dia tidak menghabiskan waktunya dengan Ruhi” ujar Ishita “Setiap ibu memang berbeda” sela Vandu “Ruhi menangis sedih, dia tidak bahagia, dan alasannya adalah aku, Shagun itu sangat sibuk kehidupannya dan memiliki impian menikah dengan Ashok, dia sebenarnya tidak ingin menjadi seorang ibu” ujar Ishita lagi “Kamu bilang bahkan Raman juga tidak mempunyai waktu untuk Ruhi” pada saat yang bersamaan saat itu Ashok dan Shagun pergi keluar rumah
Mihika bertemu dengan Rumi dan dia memberikan sebuah surat “Aku tidak
bisa bicara denganmu, Raman memintaku untuk tidak bicara denganmu, Mihir
adalah sahabatnya Raman, dia yang membuat Raman melawan aku, dia yang
membuat Raman bertengkar denganku” namun Mihika malah mendukung Mihir,
Rumi tidak suka melihat hal ini “Aku akan membuat kamu membenci Mihir
dan kamu hanya akan menemukanku saja” bathin Rumi dalam hati
Keesokan
harinya, Ama sedang berdoa, pelayan Ruhi rupanya mengajak Ruhi ke rumah
Ishita, Ruhi menangis dan memeluk Ishita erat “Apa yang terjadi, sayang
?” tanya Ishita, Amma juga bertanya hal yang sama “Dia menangis terus
sejak pagi” sela pelayan Ruhi “Aku tidak mau pergi ke asrama !”, “Iyaa,
kami tidak akan mengirimkan kamu kesana” ujar Ishita kemudian mengibur
Ruhi agar tidak menangis lagi “Semalam, tuan Ashok mengatakan padanya
sesuatu dan sejak itu dia tidak bisa tidur” ujar pelayan Ruhi, Ishita
mencoba menenangkan Ruhi dan membuatnya tersenyum “Apakah nyonya Shagun
tahu kalau Ruhi ke sini ?”, “Nyonya Shagun masih tidur karena dia pulang
terlambat dari pesta semalam” sela pelayan Ruhi “Jangan katakan pada
siapapun kalau aku disini, tante” pinta Ruhi di sela sela isak tangisnya
“Sayang, kamu tidak mengerti, tante minta maaf tapi tante harus
mengatakannya pada ibumu” ujar Ishita
Di rumah Raman, Raman sedang
berbicara dengan Mihir tentang perjanjiannya di telfon “Tidak usah
khawatir sama sekali” ujar Mihir, saat itu Raman bertelanjang dada,
Ishita menemuinya untuk membicarakan soal Ruhi, Ishita melihatnya yang
sedang bertelanjang dada dan langsung berbalik membelakangi Raman “Apa
yang kamu lakukan di rumahku ?” bentak Raman “Apa yang kamu lakukan ?”,
“Kamu tidak mengetuk pintu !” bentak Raman “Aku sudah mengetuk pintu
tadi, aku tidak tahu kalau kamu tidak mengenakan kaos, aku datang kesini
untuk mengatakan padamu tentang Ruhi, Ruhi ada di rumahku” ujar Ishita
“Bawa dia kesini !” bentak Raman lagi “Dia meminta padaku untuk tidak
mengatakannya pada semua orang tapi aku mengabarkan pada Shagun juga”
Raman kesal dengan ucapan Ishita “Kenapa kamu harus mengabarkan padanya
?”, “Yaaa siapa tahu nanti dia akan mengirimkan orang tuaku ke penjara
lagi, aku tidak ingin mengambil kesempatan itu lagi, tapi Ruhi sangat
ketakutan, aku mohon jangan katakan hal ini pada keluargamu, aku akan
mengajak Ruhi berbelanja untuk menenangkan dirinya” ujar Ishita “Aku
akan datang dalam waktu lima menit !” ujar Raman
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA