Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Maharana Pratap 16 Juni 2014 Episode 225. By. Vany Desky Episode
dimulai dengan uday singh marah pada maldev ji dan berkata, "bagaimana
berani Anda berbicara seperti ini dengan istri saya?" Uday singh ji dan
maldev ji membuka pedangnya semua orang yang ada disana tampak tegang
melihat kemarahan diantara kedua Raja tersebut. Bhairam singh (Ayah
Phool) berusaha menenangkan Raja Maldev, namun Maldev ji tidak ingin
mendengarnya, ketika Rana Ji dan Maldev Ji bersitegang, Pratap ingin
mencegahnya memohon agar tidak berkata seperti itu. Maldev ji
mengatakan,"sek
arang tidak
akan ada persahabatan lagi dengan mewar. Hanya perang yang akan
terjadi." Semua Ratu kaget mendengar pernyataan perang dari Raja
Maldev, Phool menangis dan kemudian maldev ji mengatakan pada cucunya,
"Kau jangan menangis, kau beruntung, karena tidak tinggal di sini.
Air mata Phool semakin berlinang dan Uma Devi segera menarik lengan
Phool. Phool berteriak pada Pratap agar menghentikan peperangan ini,
Pratap ingin mengejar Phool. Namun Raja Uday langsung menghentikan
langkah pratap.
Seluruh keluarga Phool pergi meninggalkan mewar,
namun Phool tetap memanggil2 nama pratap dengan berlinangan air mata.
Setelah semuanya pergi, kini tinggalah Pratap, dan Pratap memandang
kearah Veera bai yang tengah menangis.
Sedangkan diistana tampak
Uday singh ji mengejar ketiga Ratunya yang tampak marah dengan Uday.
Dengan mata yang memerah, Ratu Bathiani mengatakan, "mengapa Anda
melakukan ini? Apakah Anda jatuh cinta dengan gadis itu." Uday singh ji
menjawab, "saya benar-benar tidak melakukan dengan pilihan saya." Uday
singh ji mencoba meyakinkan istrinya tapi dia tidak berhasil meyakinkan
mereka. Saat Ratu Bathiani masih mengungkapkan kecewaannya pada Uday
sing ji, Pratap datang menghampiri mereka. Dengan kecewa Ratu Bathiani
segera pergi meninggalkan Raja Uday. Raja Uday beralih pada Ratu Sajja
mencoba untuk menjelaskan peristiwa yang sebenarnya pada Ratu Sajja.
Ratu Sajja juga mengungkapkan kekecewaanya pada Uday. Sedangkan Ratu
Jaywanta hanya diam dan segera pergi meninggalkan mereka. Raja Uday
mencoba memanggil Ratu Jaywanta, namun ia tidak dihiraukan oleh Ratu
Jaywanta.
Dan saat Raja Uday berbalik kebelakang, ia melihat
pratap. Raja Uday menghampiri putranya dengan penyesalan dan mengatakan,
"aku sudah mengecewakanmu. Aku menyuruhmu melupakan Ajabde untuk mewar dan memberimu sebuah hubungan untuk marwar.
"Apa kau dapat memaafkan ayahmu ini? Bisakah kau percaya bahwa itu
adalah sebuah insiden. Pratap mengatakan, "saya selalu mempercayai Anda
karena saya adalah putra Anda. Saya akan berjuang dengan Anda untuk
segalanya."
Raja uday tersenyum mendengar ucapan Pratap. Saat itulah
Ratu Jaywanta kembali menghampiri mereka dengan membawa sebuah nampan.
pratap bertanya, "apa yang kau lakukan rani maa?" Ratu Jaywanta
menjawab, "saya ingin menyambut ibu barumu." Ratu Jaywanta segera pergi
keluar istana, Ratu Jaywanta menyambut Baiji veer dan memberikan berkat
untuknya.Veer Baiji mengambil berkah dengan dewa. Setelah selesai Veera
Bai mengambil berkat dari Ratu Jaywanta, dan Jaywanta setelah itu
veera bai pergi meninggalkan Ratu Jaywanta sendirian. Tidak lama setelah
itu Uday singh ji datang menemui Ratu Jaywanta dan mengatakan, "Anda
mempercayai saya. Jadi apakah anda memaafkan saya." Ratu Jaywanta
Menjawab, "saya tidak punya hak untuk memaafkan, itu adalah hak untuk
semua Ratu." Setelah itu, Ratu Jaywanta segera pergi meninggalkan Raja
Uday.
dari atas istana tampak Hukum singh memberikan sebuah pesan ke
jalal melalui burung merpati. kemudian tentara datang menghampirinya
untuk mengatakan kalau Pratap memangilnya keruang sidang.
Hukum sing ji, langsung menghampiri Pratap yang tengah berunding dengan beberapa pejabat kerajaan mewar.
Rana ji mengatakan kepada pratap, "sekarang ini adalah waktu persiapan
kita karena mewar akan bertarung. Pratap mengatakan, "kita akan meminta
bantuan dari negara tetangga untuk membantu kita, untuk memerangi mewar
dan kita akan mencoba untuk merebut kemenangan kita dan kita juga akan
mencari tahu siapa pembunuh suleman. Rana ji mengatakan, "saya
memerintahkan mata-mata kita untuk melakukanya, kita akan mendapatkan
pembunuhnya." Hukum singh ji tampak gugup, dan terbayang kalau dialah
pembunuhnya.
Terdengar suara narasi yang mengatakan mewar dan mawar
akan berperang, dan keduanya tampak meminta bantuan ke negara tetangga.
Pratap memerintahkan salah seorang penulis untuk menulis surat untuk
meminta bantuan pada kerajaan lainya dan di sisi lain maldev juga
menulis surat kepada negara-negara tetangga mereka. Beberapa waktu
kemudian Pratap mendengar dari prajuritnya kalau mereka mendapat
penolakan dari setiap negara tetangga, dan hakim sing ji tersenyum licik
mendengar kabar penolakan tersebut. sedangkan maldev mendapat respon
positif dari negara tetangganya dimana mereka mau bergabung dengan
maldev dalam peperangan itu.
Jalal yang sudah mendapat pesan yang
dikirim oleh hukum singh tampak tertawa bahagia. Bahram khan bertanya,
"kenapa anda tertawa?" jalal mengatakan, "sekarang marwar dan mewar
berjuang dengan satu sama lain, mereka akan berperang." Dengan perasaan
bahagianya jalal merentangkan kedua tangannya lalu memuji dirinya
sendiri dengan senyum penuh kemenangan.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA