Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Maharana Pratap 12 Juni 2014 Episode 224. By: Vany Desky,
Episode
dimulai dengan jalal bertemu dengan ajmer Samant yang syokh melihat
kedatangan Jalal dan mengingat ucapan jalal yang harus berhati2 padanya.
. jalal mengatakan, "Sekarang apa yang akan Anda katakan ratan singh."
Ratan Singh memanggil2 prajuritnya, namun tidak ada satupun yang datang
karena Jalal sudah membunuh semuanya. Ratan singh memandang kearah
haji khan dengan geram, " Haji khan, kau sudah melakukan kesalahan pada
kami." Bharam Khan memerintahkan prajuritnya untuk membawa Haji khan
keluar. Bahram khan mengatakan kepada Ratan singh, "sekarang anda harus
menempatkan kepala Anda didepan Saya. ratan singh mengatakan, "tidak,
saya tidak akan menempatkan kepala saya dikakimu. "Jika tidak saya akan
memotong kepala Anda." Bharam meletakkan pedangnya dileher Rathan Singh.
jalal mengatakan, berhenti khan baba, saya ingin menempatkan kepalanya
di depan Anda." Ucap Jalal pada Bharam Khan yang tersenyum mendengar
ucapan jalal.
Pratap mendatangi kamar ibunya yang tertutup, ia memanggil2 ibunya dan Ratu Sajja langsung menghentikan pratap.
sajja mengatakan kepada Pratap, "berhenti pratap. Dia tidak bisa
berbicara denganmu." Pratap mengatakan, "saya akan menanyakan hal ini
pada anda Rani ma, mengapa Anda tidak menghentikan Ajabde?" Sajja
menceritakan semua kejadian itu dimana Ajabde mendapat hinaan dan diusir
oleh keluarga Phool. Pratap tampak marah dan mengatakan, "sekarang saya
akan berbicara dengan maldev dan meminta tanggung jawabnya, beraninya
dia berperilaku buruk dengan tamu saya." Saat itulah Ratu Jaywanta
keluar dari kamarnya "berhenti pratap." Pratap menghampiri ibunya dan
menanyakan apa yang sudah terjadi pada Ajabde, "Rani ma, tidakkah Anda
tahu, apa yang sudah terjadi di sini. Karena Aku tidak tahu apa yang
terjadi di benteng ini." Ratu Jaywanta menjawabnya,
"Saya tidak bisa menghentikanya.
"Kau memiliki masalah dengan maldev dan jika kau bertengkar lagi
dengan dia maka dia akan menyerang kita." Pratap marah hingga memukul
tiang dengan penuh emosi, Ratu Jaywanta memanggil Pratap agar
menghentikan emosinya itu dan Pratap berkata, "Aku akan pergi kebijolia.
Aku akan minta maaf kepada ajabde." Pratap segera pergi meninggalkan
ibunya.
Diajmer, Tampak Raja Ajmer sudah berganti pakaian yang
putih. Jalal mengatakan kepada Ratan singh "Sebaiknya kau menjadi
budakku kalau tidak saya akan menghukum Anda." ratan singh mengatakan,
"saya tidak akan menjadi budak Anda." Jalal memerintahkan pada
Prajuritnya untuk makamkan ratan singh di peti mati." Setelah itu Jalal
berbicara pada Bharam Khan, "apa yang akan terjadi jika saya memakamkan
pratap di peti mati." Kemudian Jalal dan Bharam khan segera meninggalkan
tempat itu.
Pratap berada diperjalanan menuju bijolia dengan
menunggang kudanya. Sedangkan Di bijolia, tampak hansa mosi mengajak
putra kecilnya mengobrol dan tidak lama setelah itu Ajabde datang
menghampiri ibunya, Hansa Mosi terkejut melihatnya dan Ajabde langsung
memeluk ibunya dengan perasaan bahagia. Ratu Hansa bertanya, apa yang
terjadi? Ajab mengatakan, "saya sangat merindukanmu, Ma." Hansa mosi
mengatakan, saya tahu Ratu Jaywanta ada di sana dan kau tidak akan ingat
saya karena dia sudah menggantikan perhatianku untukmu." Saat keduanya
membahas antara Pratap dan Phool, Mamrat ji datang dengan emosi, ia
mengatakan, "saya sudah mendengar semuanya dari Dayang, ia sudah dihina
di mewar." Ratu Hansa terkejut dan mencoba meminta kepastian dari Ajabde
apa yang sudah terjadi pada Putrinya, karena Hansa tidak percaya Ajabde
sudah diusir dari Chittor.
Ajabde mengatup kedua tangannya
dihadapan Mamrat ji, dan memohon agar ayahnya tidak emosi. Mamrat ji
mengatakan, "saya tidak akan mentolerir ini. Aku akan pergi dan bertemu
dengan uday singh dan memberikan jawaban." Melihat ayahnya pergi Ajabde
ingin menghentikan Ayahnya, namun Ratu Hansa segera memagang tangan
Ajabde dan agar membiarkan ayahnya pergi.
Rana Jait singh tampak
memegang sebuah gelang dan berbicara pada salah satu prajurit dari
marwar. Kemudian Rana Jait mengajak prajurit itu pergi bersamanya untuk
menemui Raja Uday ditendanya. Ditenda, Raja Uday baru bangun dari
tidurnya karena mendengar suara bising dari luar, namun Raja Uday
terkejut ketika ia melihat Veera Bai berada ditendanya. Namun belum
sempat ia bertanya pada Veera Bai, Rana Jait dan Prajurit dari mewar
sudah sampai ditenda Raja Uday, mereka terkejut melihat Veera Bai berada
satu tenda dengan Raja Uday. Rana Jait menanyakan pada Uday apa yang
sudah dilakukan keduanya, Raja Uday menjelaskan kalau dia tidak tahu
apa2. Veera Bai mengatakan segala kebenarannya, kalau ia kabur dari
kamar dan bersembunyi ditenda Raja Uday.
Uday singh ji mengusir
Veera Bai, "pergi dengan ayahmu." Raja Uday dan Jait singh ji tampak
bersitengang karena menyuruh Raja Uday agar membunuh Putrinya saja,
kemudian jait sing ji mengeluarkan pedangnya dan berkata "Lebih baik
anda memotong kepala saya." Raja Uday terdiam mendengarnya.
Dibijolia, Pratap tampak tersenyum sambil berlari menuju istana bijolia.
sesampainya dipintu hansa mosilah yang menyambut kedantanganya, Pratap
langsung meminta maaf pada hansa Mosi atas perlakuan keluarganya yang
berada di Chittor terhadap Ajabde. Dan Pratap meminta izin agar ia dapat
bertemu dengan Ajabde namun Hansa mosi menghentikan Pratap yang hendak
masuk kedalam istana. dan mengatakan kepada Pratap bahwa mamrat ji pergi
ke mewar. pratap terkejut mendengarnya. Namun sebelum Pratap menaiki
kudanya, Ratu Hansa meminta pada Pratap agar tidak lagi mengunjungi
Bijolia, Pratap tampak sedih mendengarnya. Dari atas istana tampak
Ajabde mengintip di jendela kamarnya. setelah Pratap menaiki kudanya
pandangan Pratap tertuju kejendela kamar Ajabde, dan Ajabde langsung
bersembunyi dibalik tirai, Pratap sedih memandang kearah jendela kamar
Ajabde.
Begitupula dengan Ajabde yang tampak berjaca2 menahan kesedihanya. Setelah itu Pratap segera pergi meninggalkan Bijolia.
Ditenda, suasana semakin memanas diantara Jait sing dan Raja Uday. Jait
sing ji segera menarik Veera Bai, dia meminta pada Raja Uday agar
menghukum Veera Bai atas kesalahanya. Jait singh juga meminta kepada
Uday singh ji, agar membunuhnya.. Veera Bai segera meraih pedang yang
berada ditangan ayahnya, dan mengatakan kalau dia sendiri yang akan
melakukanya, saat veera bai hendak melayangkan pedangnya, saat itulah
Raja Uday segera meraih pedang Veera Bai dengan tangan kosong. Dan uday
singh langsung mengatakan kalau ia akan menikahi Veera bai. Raja Uday
langsung melukai tangannya, dan segera meletakan darahnya pada kening
Veera Bai pertanda dia sudah menjadi istrinya. Veera bai tampak berkaca2
memandang Uday.
Uma devi menunjukkan semua persiapan untuk
pernikahan Phool nanti dan juga pernikahan Maldev Ji dengan Veera Bai.
Maldev ji mengatakan, "saya sangat senang karena setelah menikahkan cucu
saya, saya akan menikah." Uma Devi tampak cemburu mendengarnya, Maldev
Ji langsung meraih dagu istrinya.
Diluar istana, tampak Mamrat
Ji sudah sampai di mewar sambil memanggil2 Raja Uday dengan penuh
emosi. Semua Ratu melihat apa yang terjadi dari atas balkon. Saat
itulah Maldev ji datang meghampiri Mamrat Ji. Mamrat ji tidak
menghiraukannya
dan
kembali memanggil2 Raja Uday karena ia ingin meminta pertanggung jawaban
dari Raja Uday yang telah menghina putrinya. kemudian maldev ji
mengatakan, apa yang saya lakukan dengan putri anda adalah benar, karena
putri anda hanyalah anak dari seorang samant. Saat itulah Pratap datang
menghampiri mereka. Setelah ia mengungkapkan kekecwaanya pada Ratu
Jaywanta, Mamrat ji langsung menginformasikan
pada Pratap "Mulai dari sekarang dan seterusnya Bijolia tidak lagi
memiliki hubungan dengan mewar." Pratap kaget mendengarnya, dan Mamrat
Ji langsung pergi meninggalkan Chittor.
Saat itulah Rana Ji datang menghampiri Pratap dan mengatakan, "Pangeran, saya ingin berbicara dengan anda."
sedangkan diajmer, tampak salah seorang prajurit Mengibarkan bendera
Mughal dibenteng Ajmer. Bahram khan mengatakan kepada jalal, "setelah
menang, mengapa Anda mengibarkan bendera lagi di ajmer." Tanya Bharam
Khan yang tidak mengerti dengan jalan pikiran jalal. Dan jalal pun
menjawab, "jika saya mengibarkan bendera kita maka ini tersebar pada
seluruh rajputana.
Dengan geram Jalal menjelaskan semua maksud
tujuanya, dimana setelah seluruh Rajput berada digenggamanya maka tujuan
selanjutnya adalah mewar.
Dichittor, tepatnya diluar istana
tampak Rana ji menunjukkan tubuh suleman pada Pratap yang sudah menjadi
mayat kemudian ia memperlihatkan senjata yang berasal dari alwar, .
Hukum singh ji tampak tegang. kemudian Pratap bertanya, "apa yang
terjadi? Kenapa ada prajurit dan senjata alwar di mewar?" Hukum sing ji
semakin tegang mendingar ucapan Pratap. Pratap mengatakan, "Saya ingin
menangkap pelakunya." Kemudian pratap menatap kearah Hukum singji yang
terlihat tegang. Pratap menanyakan apa yang terjadi padanya. Dengan
gugup hukum sing ji menjawab pertanyaan Pratap. Tak lama setelah itu
seorang prajurit datang menginformasikan
pada Pratap kalau rana ji sudah pulang kemewar, pratap segera pergi.
Dan hukum sing ji tampak menghela nafas lega setelah lepas dari
pertanyaan pratap.
Seluruh orang yang ada diistana tampak menyambut
kedatangan Raja Uday. Ratu Bathiani bertanya pada Ratu Jaywanta siapa
yang berada ditandu itu, dan mereka langsung melihat Uday singh ji
menyambut Veer Baiji dari tandunya, semua yang melihat kedatangan Raja
Uday tampak heran melihat Veera Bai yang sudah berpakaian layaknya
seorang Ratu. dan Raja Uday langsung memberitahu semua orang bahwa
"Veerabai adalah istri saya." Semua orang terkejut mendengar ucapan
Raja Uday.
Maldev ji marah dan mengatakan, "Anda telah menipu saya."
Uday singh ji mengatakan, tutup mulut anda, jika tidak, anda akan
mendapat kemarahan anak saya."Kau telah menghina putriku. Dan Anda malah
menikah dengan pilihan saya." Pratap langsung memohon kepada Maldev Ji,
"saya dan phool akan menikah dan kita akan membuat persatuan di
rajputana ini." Suasana diantara mewar dan Mawar semakin memanas, Maldev
Ji semakin marah pada Raja Uday.Phool yang baru sampai disana, tampak
tegang melihat pertengkaran antara Raja Uday dan Kakeknya. Dan akhirnya
Maldev ji mengatakan, "saya akan menerima hanya untuk satu kondisi, Anda
harus menceraikannya dan meninggalkan Veera Bai. Jika Anda
meninggalkan dia sekarang, maka kita akan membuat persahabatan dengan
Anda." Ucap Maldev pada Raja Uday.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA