Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Asli baru saja kembali ke rumah, Elif menawarkannya untuk tidur di
kamarnya saja, tetapi Asli mengatakan kalau dia ingin tidur di kamar
ibunya saja, Elif kemudian mengantarkan Asli ke kamar ibunya.
Kemudian Asli mulai menciumi parfum yang biasa dipakai oleh ibunya,
melihat hal itu Elif menjadi sedih. Lalu Asli mengambil foto pernikahan
orang tua mereka, dia mengatakan kalau dia ingin seperti ibunya yang
penuh cinta dan kasih kepada orang lain, Asli mengatakan kalau ibunya
mirip sekali dengan Elif,tetapi Elif juga mengatakan kalau Asli lebih
mirip seperti ibu mereka. Kemudian Asli meminta Elif duduk disebelahnya,
Asli mengatakan kalau saat ini sedang hamil. Mendengar hal itu wajah
Elif menjadi murung.
Bahar baru saja sampai di rumah Elif, dia
melihat Elif sepertinya banyak masalah, Bahar mengajak Elif untuk
menceritakan semuanya. Tetapi tiba2 HP ELif berdering, ternyata Pelin
menelepon Elif, dia sedang merasa kesal dan ingin berbicara dengan
seseorang, awalnya Elif menolak karena Asli baru saja pulang dari rumah
sakit, tetapi tiba2 Elif mendengar kalau Pelin menangis, hal itu tidak
seperti Pelin yang biasanya Elif kenal, akhirnya Elif pun menjadi iba
dan bersedia untuk bertemu dengan Pelin. Merekapun janjian untuk bertemu
di sebuah kafe. Kemudian Elif mengatakan kepada Bahar kalau dia harus
pergi dulu menemui Pelin, Elif meminta tolong Bahar untuk menjaga Asli.
Bahar bersedia untuk menjaga Asli, dan dia juga mengatakan kalau mereka
bisa berbincang2 setelah Elif pulang nanti.
Di kafe Omer mendapatkan kabar, kalau Tayyar baru saja keluar dari rumah sakit. Lalu tiba2 Arda datang.
Arda : Maaf aku datang terlambat kawan.
Omer : Lupakan hal itu, apa yang telah membuat kau sakit perut sejak pagi tadi kawan? Katakan apa yang telah terjadi?
Arda : Kawan, aku telah menghancurkan semuanya.
Omer : Memangnya apa yang telah kau lakukan kali ini? Katakan saja to the point.
Arda : Aku mencium Pelin dan dia menamparku. Apakah itu sudah cukup
jelas? Apakah itu sudah sangat to the point? Kenapa kau malah tertawa?
Itu tidak sopan. Sudah cukup.
Omer : Baiklah kawan, aku akan
mengatakan sesuatu, apa kau sadar kalau kau tidak bisa menyatakan
cintamu kepada Pelin dengan cara seperti itu?. Bersyukurlah dia hanya
menamparmu, tetapi tidak sampai menembakmu.
Arda : Berbicara
sebagai orang lain memang mudah, tetapi coba kau posisikan dirimu di
posisiku saat ini kawan. Aku telah kehilangan cintaku dan juga teman
baikku dalam satu kali kesempatan saja. Aku ini **** (dari terjemahannya
sudah disensor)
Sementara itu Nilufer sedang menangis di
kamarnya, lalu tiba2 Metin mengirimkan SMS kepada dia, intinya Metin
meminta maaf atas kesalahan yang telah dia perbuat.
Lanjut lagi ke perbincangan Arda dan Omer di Kafe.
Omer : Aku adalah orang terakhir yang dapat kau mintai pendapat
tentang hal ini,apa kau tidak mengerti maksudku? Kau pasti paham
maksudku kawan.
Arda : Aku mengerti..aku mengerti. Gadis yang kau
cintai ada di hadapanmu, dan kau ada di dalam pikirannya. Kita berpikir
kalau semuanya telah berjalan begitu saja, tapi tiba2 ternyata kau
kembali lagi ke caramu yang lama. Bagaimana kau bisa berbohong kepadaku?
Kita sudah mengatakan kalau gadis ini hanyalah korban, tetapi kita
tidak bisa memecahkan keras kepalamu, dan selain itu…..Omer, buka
matamu, buka matamu. Tidak ada orang yang bisa bersabar selamanya, tidak
akan ada lagi orang yang akan menunggumu selama ini kawan, bahkan
sebuah batu pun lama-lama juga akan hancur. Sudah jelas sekali kalau
gadis itu sangat setia, dan dia sudah sangat sabar sekali. Kau sangat
bersalah, karena melakukan hal seperti itu kepada gadis ini kawan. Hei
kawan, dengan siapa aku berbicara sekarang?, Apa aku sedang berbicara
dengan tembok?
Ketika Arda sedang berbicara dengan Omer, tiba2 Elif datang, Omer kaget melihat kedatangan Elif.
Omer : Apa kau telah meneleponnya? (sambil menunjuk ke arah Elif)
Arda : Siapa?
Arda membalikan badannya dan kemudian dia melihat Elif datang, Omer dan
Elif saling bertatapan, dan akhirnya Elif pergi meninggalkan tempat
itu.
Arda : Apa yang terjadi kawan?
Omer : Dia pergi. Apa kau telah mengatakan kepadanya kalau kita sedang ada disini?
Arda : Tidak, aku bersumpah. Kejar dan hentikanlah gadis itu, ayo paling tidak lakukanlah sesuatu kawan.
Omer lalu mengejar Elif. Sesampainya di depan kafe, Pelin baru saja
turun dari taksi, dia meminta maaf karena terlambat datang, hal ini
karena Pelin terjebak kemacetan.
Elif : Aku pikir kita datang kesini hanya agar supaya kita bisa saling curhat satu sama lain.
Pelin : Ya tentu saja, memangnya apa yang telah terjadi?
Elif : Arda dan Omer ada di dalam.
Kemudian Omer berhasil mengejar Elif, dia juga melihat Pelin datang.
Omer : Pelin, lain kali jika kau ingin membicarakan suatu hal yang
sifatnya pribadi, jangan berikan alamat tempat yang biasa dikunjungi
oleh teman2mu Pelin. Karena kalau sudah begitu, segala sesuatunya pasti
akan menjadi rumit.
Pelin : Baiklah, itu tidak menjadi masalah, kita bisa pergi ke tempat yang lain kan Elif?
Elif : Ya, aku pikir itu ide yang bagus.
Omer : Tidak, tidak, tidak, melarikan diri tidak diperbolehkan
nona-nona. Perpisahan juga tidak diperbolehkan, kita semua akan masuk
kedalam bersama2. Pelin, kau akan menyelesaikan masalahmu dengan Arda,
apa pun itu masalahnya.
Pelin : Omer, mood ku sedang tidak bagus.
Elif : Memangnya ada masalah apa?
Omer : Jika kau mengijinkan aku akan menceritakannya
(sambil melihat ke arah Pelin). Kau juga berencana untuk mengatakannya
pada Elif, ketika kau akan bertemu dengannya bukan?. Jadi Arda sudah
lama sekali mencintai Pelo , dan untuk menyatakan cintanya, Arda
menciumnya hari ini.Pelo, menjawabnya dengan tamparannya yang terkenal
itu. Begitulah situasinya. Mari masuk.
Kemudian Husein
pergi menemui Tayyar, Husein mengatakan kalau ini adalah pekerjaan
terakhir yang akan dia lakukan untuk Tayyar. Kemudian Husein
memperingatkan Tayyar kalau saat ini yang ada di kepalanya Omer hanyalah
Tayyar, bahkan Omer juga telah meyakinkan kedua teman nya di kantor
polisi agar ikut bersama2 untuk mengawasi dirinya. Lalu Tayyar
menanyakan apa yang dilakukan Husein, Husein menjawab kalau tugasnya
adalah mengikuti Tayyar dan juga menginformasikan
setiap hal yang dia kerjakan. Kemudian Tayyar mengatakan kalau teman
lama tidak bisa menjadi musuh. Husein memperingatkan Tayyar kalau
kemampuan dia terbatas, dia tidak bisa melakukan beberapa hal2 tertentu,
oleh karena itu Husein meminta Tayyar agar tidak meninggalkan jejak
karena yang dia hadapi saat ini adalah 3 polisi terbaik yang ada di
Istanbul.
Akhirnya di kafe, Omer, Elif, Arda dan Pelin duduk
dalam satu meja. Pelin yang sedang kesal terlihat menggaruk2an garpu di
atas meja makan. Arda, Omer dan Elif hanya melihatnya saja.
Omer : Apakah aku harus memesan sesuatu kawan-kawan?. Mereka memiliki makanan pembuka yang enak sekali, ikan dan…
Pelin : Tidak, aku sudah kehilangan nafsu makan. Aku duduk disini
karena untuk menghormatimu, lagipula aku akan segera pergi darisini.
Sebenarnya aku merasa sangat tidak nyaman.
Arda : Cukup
Pelin. Aku juga ada disini, tolong satu menit saja kawan. Kau telah
mengabaikan aku sejak pagi ini dan kau telah memperlakukanku
dengan buruk sekali. Baiklah kawan, kau sudah menamparku dan kau sudah
melampiaskan semua kemarahanmu. Jadi kenapa masih ada kemarahan dan
sikap bermusuhan seperti ini?
Pelin : Apa kau bilang? Sikapku?.
Aku baru saja menemukan kalau persahabatanku selama bertahun2 ini
ternyata hanyalah kebohongan saja, Apakah itu tidak cukup?
Arda : Allah..Allah, Hey nona apakah aku menusukmu dari belakang?
Omer mencoba menengkan Arda kembali.
Arda : Shuusshh, aku minta waktu sebentar kawan, apakah aku telah
menusukmu dari belakang?apa aku sudah menghianatimu? Atau aku sudah
menyakiti keluargamu?. Aku mencintaimu, hanya itu. Apakah ada hukuman
untuk orang yang sedang jatuh cinta, mungkin saja aku tidak
mengetahuinya.
Pelin : Itu ada kawan, itu ada, jika kau kehilangan tergetmu, maka kau akan merasakan konsekuensinya.
Arda : Sedikitpun aku tidak menyesalinya, apa kau mengerti? Aku
meyakini apa yang aku lakukan. Aku rasa kau sedang memiliki masalah
lain, makanya kau begitu marah.
Pelin : Ya, ya itu benar sekali Arda, dengan kau melakukan hal ini, berarti kau telah membuktikan kalau Cigdem itu benar.
Lalu Omer meberikan segelas minuman kepada Arda, untuk menenangkannya.
Arda : Allah..Allah, sekarang apa lagi urusannya dengan mantan istriku?
Pelin : Arda, pertama kasus perceraianmu dengan istrimu belum berakhir,
dia masih menjadi istrimu. Yang kedua, ketika saat itu dia
mendatangiku, aku telah mengatakan kepadanya kalau kita hanyalah teman
dan tidak ada apa2 diantara kita. Aku menangis selama berhari2, dan
pastinya kau mengetahui hal itu.
Arda : Jadi maksudmu apa yang dirasakan oleh Cigdem lebih penting ketimbang apa yang aku rasakan?Lihatlah kawanku, gadis ini lebih mementingkan mantan istriku, daripada aku.
Pelin : Aku tidak bisa mendengarkan omong kosong ini lagi. Permisi Elif.
Elif : Pelin..
Arda : Kau lihat itu kawan, kalau sudah begini apalagi yang harus
kulakukan? Baiklah kawan, permisi, aku juga akan pergi. Aku tidak
percaya ini, aku minta maaf Elif.
Omer : Oke..tinggalkan saja Arda, biar nanti aku yang membereskannya. Apa kau ingin aku mengantarmu?
Arda : Tidak kawan, terima kasih, aku juga sedang ingin sendiri. Sampai jumpa.
Lalu Elif dan Omer hanya bisa melihat Arda pergi begitu saja.
Omer : Dari luar sepertinya ini sudah tidak baik, ini terlihat sangat
mirip bukan?. Ayo..ayo..aku menunggu, kau harus membuat tendangan Pelin
menjadi sebuah gol. Dan baiklah sekarang giliranmu. Kau harus menendang
bola ke sudut yang tertinggi dari gawang. Dan aku akan menunggumu.
Baiklah aku sudah siap. Ohya, bukankah kau sangat suka memulai
pertengkaran?
Elif : Aku tidak suka bertengkar..
Omer :
Allah..Allah jadi selama ini aku sepertinya berbicara dengan orang lain.
Pakaian seperti ini tidak cocok denganmu Signorina (Maksud pakaian
disini adalah tingkah laku Elif, ini hanyalah kata kiasan).
Berteriaklah, memaki2lah, atau aku tidak akan tahu dengan siapa aku
berdansa saat itu.
Elif : Komisar, beberapa menit yang lalu kau
mengatakan kalau situasi ini sangat mirip, tidak situasi Arda dan Pelin
tidak mirip dengan kita. Karena diantara kita sudah tidak ada yang perlu
dibicarakan. Selamat malam.
Elif kemudian pergi meninggalkan Omer.
Keesokan paginya Elif pergi mengunjugi Nilufer. Sementara itu Omer
pergi ke penjara untuk menemui teman sekamar Taner ketika di dalam sel.
Elif mengajak Nilufer untuk pulang ke rumah, dia memberitahukan kalau
Asli sudah keluar dari rumah saki. Tetapi Nilufer hanya menangis saja,
dan dia menolak ajakan Elif untuk pulang, Elif mengajak Nilufer untuk
melupakan apa yang telah terjadi diantara mereka.Elif mencurigai sesuatu
telah terjadi kepada Nilufer. Elif terus berusaha untuk meyakinkan
Nilufer agar mau pulang.
Sementara itu di dalam Sel, Omer
menanyakan kepada teman seruangan Taner, kenapa dia dipindahkan ke dalam
satu tahanan dengan Taner, dia menjawab kalau hal itu ditentukan
penjaga, Omer juga menanyakan apa pekerjaannya sebelum dia dipenjara,
Omer menanyakan bagaimana keadaan keluarganya, dan Omer juga menanyakan
bagaimana hari2 terakhir Taner sebelum dia meninggal. Di pertanyaan
terakhir Omer menanyakan apakah dia mengenal Tayyar Dundar, dan orang
tersebut menjawab kalau dia tidak mengenalnya. Sayangnya ketika mereka
sedang berbicara, ada salah satu penjaga sel yang mendengarkan
percakapan mereka.
Kemudian Mert sedang sarapan dengan Tayyar, lalu
Elif datang . Tayyar menanyakan apakh Nilufer sudah siap untuk pulang.
Elif mengatakan kalau dia masih ingin tinggal di rumah Tayyar.
Di
dalam Sel, Omer masih berusaha untuk menginterogasi teman satu sel
Taner, Orangtersebut masih tidak mau mengaku, Tapi Omer mengancamnya
kalau dia akan membuat pembunuh Taner menyesal karena tidak mau mengakui
dia bekerja untuk siapa.
Ibu Omer menelepon Elif, dia mengundang
Elif untuk makan malam dan merayakan ulang tahun Omer yang sudah lewat 5
hari lalu, awalnya Elif menolak dengan alas an karena Asli baru saja
pulang ke rumah. Lalu Ibu Omer menyarankan agar Elif juga membawa serta
saudaranya ke acara makan malam tersebut.
Omer keluar dari penjara dengan rasa kesal, Arda yang menunggunya di luar kemudian menghampirinya.
Omer mengatakan kalau sulit sekali untuk membuat pria ini berbicara.
Omer curiga kalu pria ini tidak sendiri saja, karena pasti dia dibantu
oleh seseorang dari dalam penjara. Dan Omer mencurigai kalau ada penjaga
yang terlibat.
Di rumahnya Elif sedang mempersiapkan kado untuk
ulang tahun Omer, dia ingin menuliskan sebuah kado dan kemudian
membingkainya. Tiba2 Asli datang dan dia menawarkan diri untuk membantu
Elif.
Metin bertemu dengan Tayyar, Tayyar marah kepada Metin karena
tidak bisa membereskan pekerjaannya dengan baik, Tayyar memberitahukan
kalau Omer menemui orang suruhan Metin yang disuruh untuk membunuh
Taner. Tayyar khawatir kalau Metin meninggalkan jejak dalam
pekerjaannya, sehingga Tayyar nantinya bisa diketahui kalau dia adalah
dalang dibalik semuanya.
Lalu Omer dan Arda mendatangi istri dari pembunuh Taner di rumahnya, dia menanyakan tentang suaminya dan juga tentang Tayyar.
Sementara itu dirumah Omer, Ibu Omer, Melike, Hasan dan Demet sedang
mempersiapkan acara untuk Omer. Demet sangat senang sekali mendengar
Elif akan datang.
Dirumahnya Elif sedang mencoba2 pakaian yang nanti akan dia kenakan untuk datang ke rumah Omer.
Metin menelepon Nilufer, dia berusaha meyakinkan Nilufer dan juga
meminta maaf kepadanya, tetapi Nilufer mengatakan agar Metin jangan
menghubungi dirinya lagi.
Di rumahnya Elif sedang berdandan dan
bersiap2 untuk ke rumah Omer, dia juga hendak membungkus kado untuk
Omer, lalu tiba2 Bahar masuk ke kamarnya. Dia menanyakan kado itu untuk
siapa, dan Bahar menebak kalau kado itu pasti untuk omer. Bahar
mengatkan betapa mudahnya elif melupakan sesuatu dan, Bahar juga
mengatakan kalau tindakan yang dilakukan oleh Elif ini semakin
menegaskan kalau dia sedang mengemis cinta Omer. Elif mengatakan kalau
dia datang karena ibu Omer yang mengundangnya, tetapi Bahar masih
bersikukuh meyakinkan Elif agar dia mau meninggalkan Omer. Elif
mengatakan pada Bahar kalau merubah pemikiran orang sangat mudah, tetapi
mengontrol perasaan seseorang itu sulit, Ketika Elif berpikir semuanya
telah berakhir, tiba2 Omer datang kepadanya dengan tawanya, kata2nya
yang manis, dan Elif pun jadi melupakan sejenak.
Melike, Husein dan
ibu Omer menunggu diluar, lalu tiba2 Hasan berlari dan mengatakan kalau
Omer sudah datang, Omer menanyakan apakah sedang ada perayaan, dan
kemudian Demet bersama dengan Hasan membawa kue untuk Omer, semuanya
mengucapkan selamat ulang tahun kepada Omer. Arda memberikan hadiah
untuk Omer, Omer terkejut dan menanyakan kapan dia menyiapkan kado itu.
Arda memberikan hadiah tasbih untuk Omer. Arda mengatkan kalau dia
memberikan Omer tasbih karena dia lelah mendengarkan suara zippo Omer,
paling tidak kalau tasbih tidak terlalu berisik. Lalu Husein juga
memberikan kado untuk Omer, sebuah makanan anak2 yang dulu sangat
disukai oleh Omer ketika dia masih kecil. Mereka berdua lalu berpelukan
dengan sangat erat dan ibu Omer melihatnya dengan rasa haru. Kemudian
Melike juga memberikan ucapan selamat kepada Omer. Melike juga
membocorkan kalau Elif juga akan datang, Ibu Omer terlihat marah dan
Omer terkejut mendengarnya.
Elif akhirnya tidak jadi datang ke
acara ulang tahun Omer, dia kemudian membuang kado yang akan diberikan
untuk Omer ke tempat sampah, Bahar mengatakan kalau mereka berdua sudah
berakhir.
Omer menanyakan kepada kakaknya, apa yang dilakukan
Tayyar hari ini, kakaknya mengatakan tidak ada kegiatannya yang
mencurigakan dia pergi kedua pertemuan dan menemui pejabat2. Ketika
mereka sedang berbincang2 Ali mengirimi Husein SMS, dan dia mengajak
mereka untuk bertemu esok hari jam 11. Arda mengatakan kalau Pein tidak
bisa datang karena dia sedang sakit. Arda kemudian pamit untuk pergi.
Omer menawarkan untuk mengantarnya, tetapi Arda menolaknya.
Ibu
Omer penasaran kenapa Elif tidak jadi datang, kemudian dia juga meminta
maaf kepada Omer karena telah berbohong pada Elif dengan mengatakan
kalau Omer yang mengundangnya datang ke acara tersebut. Omer mengatakan
mungkin Elif sudah lelah bertengkar dengan dirinya.
Omer dan
Husein lalu berbincang. Omer membuka kandang burung di depan rumahnya.
Husein mengatakan kalau kandang itu sudah kosong, Omer mengatakan kalau
dia telah membetulkan dan mengecat ulang kandang tersebut, tetapi dia
tidak merawat burung2 tersebut setelahnya, maka dari itu burung tersebut
kabur. Ketika mereka berbincang, Husein mengatakan kalau Omer mirip
dengan mendiang ayah mereka. Kemudian Husein bertanya apa Omer marah
karena Elif tidak datang? Omer mengatakan kalau dia masih teringat
Sibel, Omer merasa rasa benci dan kemarahannya saat ini lebih besar
daripada rasa rindunya. Tidak ada 2 api di dalam satu hati. Lalu tiba2
Husein mengatakan kalau dia akan mengatakan kepada Elif agar mau menikah
dengan Omer, Omer mengatakan kalau hal itu tidak semudah yang
dibayangkan. Omer mengatakan kalau dia masih belum bisa melupakan malam
ketika Sibel dan ayah Elif ditemukan tewas. Husein membujuk Omer untuk
menghentikan ceritanya itu dan menyuruh Omer untuk melupakan semuanya,
tetapi bagi Omer malam itu adalah malam yang menyatukan takdir mereka,
tetapi sekaligus juga memisahkan takdir mereka. Setelah malam itu
sesuatu di dalam hati Omer menjadi hancur, Omer mengatakan kalau dia
belajar kalau orang yang dianggap paling berharga dalam hidupnya, paling
dia percayai dan paling dia cintai lebih dari diri sendiri ternyata
menusuk dirinya sampai ke dalam hati. Dan hal itu juga berlaku untuk
Elif, apa kau lihat kak hanya karena sebuah berlian hilang, keluarganya
tiba2 menjadi berantakan, tidak ada lagi cabang yang bisa dipakai untuk
berpegangan, dan itu yang terjadi pada Elif.
Omer “Ada aku dan juga
Elif di malam itu kakak, agar bisa menemukan keseimbangan dalam
hidupku, dan aku bisa terus melanjutkan hidupku kedepan dan kemudian
agar aku dan Elif bisa menatap ke masa depan dan melupakan masa lalu,
maka malam itu harus bisa kupadamkan dari hati dan pikiranku, hal itu
juga berlaku dengan Elif. Oleh karena itu kakak, aku bersumpah tidak
akan pernah melanggar janjiku, aku akan membuat orang yang telah menarik
pelatuk dari pistolnya untuk membunuh Sibel dan juga ayah Elif,
membayar semua perbuatnnya. Malam yang gelap itu tidak akan pernah
berakhir sampai aku berhasil menjebloskan penjahatnya ke dalam penjara,
ini semua demi kehilangan yang aku rasakan, dan juga demi apa yang telah
orang itu ambil dari Elif. Mendengar kata2 Omer wajah Husein jadi
berubah khawatir.
Pelin sedang menonton tv di rumahnya sambil
sesekali dia menangis, tiba2 dari luar rumahnya Arda yang sedang mabuk
berteriak2 mengatakan banyak hal, Pelin lalu menelepon Omer untuk segera
menghentikan Arda, karena Pelin malu dengan tetangga2 di sekitar
rumahnya yang terus mendengar ocehan yang dilontarkan Arda.
Elif
mengunjungi Asli di kamarnya, ternyata Asli sedang meliha2 rancangan
untuk kamar bayi, melihat hal itu Elif menjadi sedih, Asli juga meminta
bantuan Elif untuk mendekorasi kamar bayinya kelak, karena Elif adalah
tantenya.
Omer sampai di rumah Pelo, dia segera membujuk Arda dan
mengajak Arda untuk segera berhenti dan pergi dari tempat itu, tetapi
Arda terus saja berbicara dan sulit untuk diajak pergi dan hal itu
membuat Omer mengancamnya kalau dia akan memukul Arda kalau dia terus
berbicara seperti itu. Arda mengatakan kepada Omer kalau apa yang dia
lakukan telah membuat dia kehilangan cintanya sendiri, semuanya jadi
terlambat. Omer akhirnya berhasil membujuk Arda untuk diajak pergi dari
rumah Pelin.
Omer terkejut melihat Elif
menari di depannya. Keduanya pun hanyut dalam alunan musik, tarian, dan
pandangan yang tak saling lepas. Pelin dan Arda terus saja menertawakan tingkah
keromantisan Elif da Omer yang tak pernah melepas pandangan sekalipun.
Rupanya Elif sedang membayangkan
Omer memakai setelan pengantian. Begitupun Omer yang sedang membayangkan Elif
memakai gaun pengantin warna putih, dan keduanya sedang menari di pesta
pernikahan.
Hingga musik berhenti, Elif dan
Omer masih saja berjoged. Keduanya tetap saling berpandangan.
Arda tertawa, dan
menegur Omer kalau musiknya sudah selesai.
Omer dan Elif sama-sama
tercenung, malu, lalu Omer tersenyum
“Tarianmu tak buruk.” Ucap Omer.
“Terima kasih,” Balas Elif.
“Tarianmu tidak buruk. Dia
sangat total...” Sela Melike.
“Melike, biarkan mereka sendiri.
Ayo kita menari lagi...!” Sahut Pelin.
Ferhat lalu menyuruh untuk
memainkan musiknya lagi. Namun Elif malah mengambil dompetnya.
“Kau mau kemana?” Tanya Omer.
“Mengucapkan selamat pada anak
yang disunat itu! Aku baik-baik saja. Jangan lakukan apapun!” Jawab Elif.
Omer lalu mengantar Elif menemui
Cihan. Elif menghadiahinya berlembar-lembar uang. Setelah Elif pamitan pada
ibunya Cihan, dia berniat pergi dan Omer mengucapkan sesuatu padanya.
“Kau tak menikmatinya (pesta),
kan?”
“Tidak, malah sebaliknya. Aku
sangat menikmatinya. Tapi aku tidak mau mengganggumu lagi.”
“Kau memang berbeda dari orang
biasa, Signorina (Nona)!”
“Aku juga tumbuh di negara ini,
Commiser (Pak Detektif)! Kau menganggap kalau diriku tak nyaman dengan pesta
ini karena keluargaku kaya. Semoga harimu menyenangkan!” Elif lalu pergi.
Omer hanya terdiam. Dia hanya
melihat dari kejauhan saat Elif pergi dengan mobilnya. Wajah Omer terlihat
kesal.
Setelah itu, Omer, Arda, dan
Pelin berbincang di satu meja, masih di tengah pesta.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA