Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Maharana Pratap 18 Juni 2014 Episode 227. By: Vany Desky Episode dimulai dengan Pratap yang hendak pergi ke marwar. Uday singh menghentikan Pratap dan bertanya, "kemana kau akan pergi, Pratap?" Pratap menjawab, "Marwar" Raja Uday hendak protes namun Pratap segera memotong ucapan ayahnya, "Bajhi Raj, saya akan mencoba memahaminya, karena saat ini kita membutuhkan bantuannya." Raja Uday langsung menyuruh Ratu Jaywanta untuk menghentikan pratap dimana Ratu Jaywanta juga berdiri tidak jauh dari mereka. Ratu Jaywantapun menghentikannya. Pratap mengatakan, "saya tidak mengerti, karena saya hanya membutuhkan bantuan bukan kekuatan mereka. Uday singh mengatakan, "bantuan berarti memaksa bantuan dalam perang, kau hanya perlu consentrasi dengan pekerjaanmu."
Tiba2 saja salah seorang prajurit datang dan menyampaikan pada Raja Uday, "pandai besi ingin bertemu dengan Anda,."
Hukum singh menunjukkan kemarahan pada Prajurit itu karena sudah mengganggu mereka. Namun Pratap langsung menegurnya. Hukum singh ji langsung tertunduk, gugup.
Di hutan tampak tubuh Ratan Singh sudah di bawa kedarat, Guru Ravendra mengatakan kepada kheta ji bahwa ia adalah ratan singh ji (Samant dari Ajmer). Saat Ratan singh diobati, salah Satu siswa menginformasikan kepada guru ji kalau ada pasukan yang datang ke mewar. Ratan singh ji pun sadar dari pingsanya. Ratan singh ji menginformasikan ke guru ji "tidak, itu bukan pasukan bantuan untuk chittor, tapi itu adalah kekuatan Mughal yang ingin menyerang Chittor. Guru Ji menanyakan apa maksud dari ucapan Ratan singh, Ratan singh menceritakan semuanya kalau ajmer sudah dibawah kekuasaan Jalal. Guru ji mengatakan, saya akan melihat seluruh situasinya."
Blacksmith salah seorang murid dari guru Ravendra mengatakan kalau ia mendapatkan pesan dari negara terdekatnya namun Ratan singh membantah ucapan murid tersebut. Mereka tampak saling beradu mulut, dan Guruji langsung menghentikannya. Guruji mengatakan "saya ingin memastikan itu adalah pasukan Mughal." Guru ji segera pergi melihat pasukan yang dimaksud bersama muridnya tersebut.
Dimewar tampak Pratap berbicara dengan mata2 yang diperintahkan oleh
Pratap. Kembali pada Guru Ravendra yang melihat pasukan dari kejauhan
bersama muridnya, pertama melihatnya guru Ravendra berkesimpulan kalau
itu memang pasukan untuk membantu Chittor, murid yang bersama Guruji
tersenyum mendengarnya. Namun guruji kembali memastikannya lagi, dan ia
kaget kalau itu adalah pasukan Mughal. Keduanya tampak tegang melihat
pasukan mughal tersebut. Kembali ke chittor, dimana Pratap tengah
membaca sebuah surat dan mengatakan kepada Rawal ji bahwa "kita akan
mendapatkan informasi dari mata-mata kita, sekarang ajmer berada di
bawah kendali jalal." Rawal ji mengatakan, "mungkin itu adalah informasi
yang salah." Pratap menjawab, "Anda hanya mempersiapkan diri untuk
perang, saya akan mencoba untuk mengidentifikasi sesuatu."
Saat
itulah Uday singh ji datang dan mengatakan, "Anda hanya mempersiapkan
strategi, Pratap. Tidak ada yang akan melakukan perang pada hari ini."
Pratap mengangguk mendengar perintah ayahnya, setelah itu Raja Uday
mengajak Rawal ji untuk pergi.
Ditempat Guru Ravendra, tampak Guru ji
(Ravendra) memanggil pasukanya dimana mereka harus bersiap2 untuk
berperang dan mengatakan, "kita akan melawan Mughal." Mereka melihat
pasukan mughal hampir sampai diperbatasan mereka. Semuanya tampak
tegang, dan Ratan sing dengan lemah namun semangatnya kuatnya ia
langsung memberi selogan pada mereka. "Hidup Rajput, Hidup Rajput."
Kembali dimewar, dimana Pratap tampak bersiap2. Namun Ratu Jaywanta datang menghampiri Pratap yang berada dikamarnya.
kemudian
pratap mengatakan, "saya merasa curiga karena negara terdekat kita
mengirimkan pasukan tetapi saya pikir itu adalah perangkap musuh yang
dekat dengan kita." Ratu Jaywanta mengatakan, "Kau harus membutuhkan
berkat dari semua leluhurmu. Pratap mengatakan, "Baiklah, mari kita
pergi." Pratap segera melangkah pergi, dan Ratu Jaywanta hanya menatap
kepergian Pratap dalam diam.
Dibijolia, tampak Ajabde menulis surat
untuk Phool kemudian hansa mosi datang menghampiri Ajabde dengan membawa
makanan untuknya, Ajabde segera menyembunyikan suratnya itu. Ratu Hansa
mengatakan, "Ibu tahu kau menulis surat kepada Phool tapi dia tidak
membalas suratmu yang sebelumnya." maka Ajab mengatakan, "saya akan
mencoba yang terbaik." Hansa Mosi mendengar semua ucapan Ajabde dan
mengelus pipi Ajabde kemudian mencium keningnya dengan lembut Hansa mosi
mengatakan, "Baiklah lupakan masalah ini dulu dan ambillah makan
siangmu."
Ditempat Guru Ravendra, seluruhnya tampak bersiap2 untuk
menghadapi pasukan Mughal. Guru Ravendra memerintahkan kepada muridnya,
untuk menutup pintu dan mereka berusaha menghentikan kekuatan yang akan
datang menghampiri mereka. Sedangkan disisi lain tampak Bahram khan
berunding bersama jalal. Kemudian Jalal mengatakan, "khan baba, saya
ingin melihat pratap akan dikalahkan."
Dengan lantang jalal mengatakan sekali lagi, kalau ia akan melihat kekalahan Pratap.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA