Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Aaliya kemudian memasuki kamarnya dan melihat Zain sedang menandai pada
kalender “Tinggal 13 hari lagi tersisa, lalu mengapa kamu tidak menandai
hari ini ?” sindir Aaliya “Hari ini setelah menolong Fahad maka kamu
menjadi menantu di rumah ini kembali dan tidak ada yang dibutuhkan dalam
kalender ini” ujar Zain sambil merobek kalender tersebut, kemudian Zain
berganti pakaian, Aaliya melihat ada bekas lipstick di kaos Zain “Kalau
boleh aku tahu, dengan siapa kamu pergi setelah pesta tadi ?” tanya
Aaliya penuh selidik “Tidak dengan siapa siapa”, “Tapi dalam berita di
televisi tadi, mereka melihat seorang Sheikh sedang berlari dengan
seorang perempuan, lalu siapa gadis itu ?”, “Tidak ada gadis manapun
yang bersama aku !” ujar Zain bersikeras, kemudian Aaliya menunjukkan
bekas lipstick di kaos Zain dan bertanya “Lalu apa ini ?” Zain teringat
kalau bekas lipstick itu adalah milik Aayath waktu dirinya mencoba
menenangkan Aayath, Zain kemudian berdiri dan berjalan mendekat ke arah
Aaliya dan pura pura terjatuh, Aaliya segera menyelamatkannya dan bekas
lipsticknya menempel pada kaos Zain, dengan bahasa tubuhnya Zain
menunjukkan kenapa lipstick itu bisa menempel di kaosnya “Siapapun bisa
menempelkan bekas lipsticknya dan tidak usah bertanya terus seperti
layaknya seorang istri !” ujar Zain lantang “Jadi siapa gadis itu ?”,
“Dia adalah gadis dari keluarga baik baik yang di paksa untuk bekerja
sebagai gadis pemandu, jadi aku menolongnya, mengapa kamu bertanya terus
seperti seorang istri ?”, “Karena aku memang adalah istrimu ! Jadi apa
masalahmu ?” mereka berdua berpandang pandangan satu sama lain dengan
tatapan mesra “Baiklah, berkata bohong bisa diterima ketika kamu
menolong seseorang, sama seperti ketika aku menolong kak Fahad, lalu
siapa gadis itu ? Aku juga ingin menolongnya” Zain merasa jengah dengan
perilaku dan ucapan Aaliya, Zain langsung menegurnya dan pergi
meninggalkannya begitu saja
Di
tempat Aayath, Aayath kembali mendapat telfon dari Rocky, Aayath sangat
takut sambil menerima telfon Rocky “Aku tahu di mana alamatmu, aku akan
segera kesana !” Aayath sangat panik dan gelisah begitu menerima telfon
dari Rocky, Aayath segera menelfon Zain, saat itu Zain sedang tertidur
lelap, Aaliya terbangun karena suara telfon itu dan berusaha untuk
mengambilnya namun tepat pada saat itu Zain bangun dan mengambilnya,
Zain baru menyadari kalau itu adalah telfon dari Aayath, Aayath
mengabarkan kalau Rocky telah mendapat alamatnya dan dia akan datang ke
tempat Aayath, Zain meminta Aayath untuk tidak usah khawatir dan dia
akan segera datang kesana
Sementara
itu Shaziya sedang menelfon ayahnya dan menegurnya karena telah
bertindak ceroboh, Chakkiwala teringat ketika Zain dan Aaliya menyamar
sebagai Sheikh dari Arab “Kita akan memberikan pelajaran pada mereka,
lalu bagaimana kamu bisa menolong ayah ?” saat itu Shaziya melihat Fahad
kemudian mulai berpura pura meminta padanya untuk menolong ayahnya
“Ayahmu telah datang kesini tadi dan memeras ibuku agar menolongnya
untuk keluar dari taruhan judi itu dan ayahmu itu ajudannya tuan Raghu
Bhai”, “Kamu itu salah paham, Fahad” ujar Shaziya dengan nada memelas
“Aku tidak salah paham !” ujar Fahad kesal dan berlalu dari sana dengan
kesal
Di
tempat Aayath, Rocky menelfon Aayath dan berkata kalau dirinya sudah
berada di bawah “Dengan siapa kamu menginap malam ini ?” suara Rocky
terdengar di ujung sana, pada saat yang bersamaan Zain sudah datang
kesana dan mengetuk pintu, Aayath langsung mengintipnya dari lubang
kunci dan segera membuka pintu, Aayath menceritakan pada Zain kalau
Rocky ada disini dan baru saja menelfonnya, Zain segera mengecek ponsel
Aayath dan menghapus sinyal pelacaknya, Rocky kembali menelfon, Zain
yang menerima telfon tersebut dan mengatakan kalau dirinya adalah kakak
Aayath “Aku adalah Zain Abdullah, kakak Aayath dan Aayath akan pulang ke
Bhopal” ujar Zain “Aku akan mengupload foto foto Aayath” ancam Rocky
“Silahkan ! Kamu boleh mengupload foto foto Aayath, aku akan mencari
kamu dan menghajar kamu, foto kamu di pesta Raghu saat ini sudah ada di
polisi, mereka akan segera menangkap kamu !” gertak Zain, Aayath merasa
lega, saat ini Zain ada di belakangnya
Keesokan
harinya, Aayath kembali mendapat telfon di pagi hari, Aayath sudah
sangat khawatir namun ternyata Aaliya yang menelfon, Aayath segera
mengangkatnya “Kak Aaliya, bagaimana kabarmu, kak ?”, “Aku baik baik
saja, Aayath ,,, apakah acara kampusmu sudah selesai ?” suara Aaliya
terdengar di ujung sana “Sudah selesai, kak ,,, bagaimana kabar kak Zain
?” Aaliya melirik ke samping tempat tidurnya, Zain tidak ada disana
“Dia baik baik saja dan sedang tertidur saat ini” ujar Aaliya, sementara
Aayath melihat Zain yang sedang tertidur di sofa di tempatnya “Aayath,
kenapa kamu tidak menelfon ibu ? Kalau bisa telfonlah ibu jam 8 pagi
nanti” pinta Aaliya “Baiklah, aku akan menelfonnya nanti” ujar Aayath
kemudian percakapan mereka pun selesai, Aaliya berfikir dia berkata
demikian karena Zain sambil memotong sayur sayuran dan teringat berita
tentang Zain bersama gadis pemandu itu “Apakah kamu sedang memikirkan
Zain ?” tanya Chandbibi, Aaliya jadi salah tingkah, kemudian Aaliya
menelfon teman Zain “Aaliya, aku minta maaf karena kemarin malam aku
tidak menemui kamu” Aaliya merasa heran apalagi ketika teman Zain itu
mengabarkan tentang kunci apartemen pamannya yang dia berikan pada Zain
pada malam itu “Apakah malammu menyenangkan, Aaliya ?” Aaliya pura pura
mengiyakan ucapan teman Zain “Iyaa, semalam memang menyenangkan”
kemudian Aaliya menanyakan alamat apartemen itu untuk memesan makanan,
teman Zain langsung memberikan alamat apartemen tersebut pada Aaliya
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA