Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Masih diruang keluarga, Raja Uday masih marah pada Ratu Bhatiyani yg mencoba memperdaya dirinya agar mau memaafkan semua kesalahan Ratu Bhatiyani dgn menebarkan pesona kecantikannya namun Raja Uday tdak bergeming dgn pesona yg dipancarkan Ratu Bhatiyani “Sekarang semua orang tahu kenyataan yg sebenarnya tentang dirimu!” ujar Raja Uday dgn nada marah “Apa yg telah aku lakukan memang salah tapi aku tdak berfikir kalau itu adalah kesalahanku, Rana Ji, & jika Kau ingin memberikan aku hukuman maka aku akan menerimanya dgn ikhlas” ujar Ratu Bhatiyani memelas “Kenapa Kau tdak mendengar apa yg dikatakan oleh Ratu Jaywanta?” bentak Raja Uday “Karena kak Ratu Jaywanta selalu berusaha utk membuat jarak diantara kita!” ujar Ratu Bhatiyani dgn deraian airmata
Ratu Jaywanta & Ratu Sajja juga Pangeran Pratap yg ada diruangan itu terkejut begitu mendengar ucapan Ratu Bhatiyani “Cukup! Ratu Bhatiyani! Hentikan!” bentak Raja Uday “Meskipun nanti Pangeran Pratap datang & memohon didepanku utk menyelamatkanmu tapi sekarang aku nyatakan sejelas-jelasnya tentang padamu & sekarang aku akan memberikanmu hukuman yg melebihi dari kematian!” bentak Raja Uday sambil menghapus tilak merah didahi Ratu Bhatiyani sebagai tanda pemutusan hubungan mereka berdua seraya berkata “Mulai dari sekarang aku bukanlah suamimu lagi! & Kau akan akan menghabiskan sisa hidupmu sebagai seorang janda! & Kau mendapatkan kehidupanmu hanya karena permohonan dari Pangeran Pratap!” bentak Raja Uday, Ratu Bhatiyani terperangah & menangis pilu, Ratu Jaywanta & Ratu Sajja tdak percaya pada apa yg dilakukan oleh suami mereka, sementara Pangeran Pratap hanya bisa terdiam melihat semua ini, tak lama kemudian Raja Uday pergi berlalu dari ruangan itu
Disebuah tempat yg gelap, tampak Rao Surtan sedang mengendap-endap mencari penginapan utknya semalam agar bisa beristirahat, Rao Surtan bertanya pada seorang laki-laki yg sedang tertidur saat itu disebuah bale-bale “Apakah aku bisa tidur disini?” tanya Rao Surtan dgn nada memelas “Disana ada sebuah tempat tidur & sudah ada seseorang yg tidur diatasnya, pergilah kesana & tidurlah bersama orang itu” ujar orang tersebut, tak lama kemudain Rao Surtan menghampiri bale-bale yg sudah ditiduri oleh seseorang, Rao Surtan mencoba utk tidur disebelahnya, namun ternyata tangan orang itu malah memeluk dirinya hingga hampir tercekik, Rao Surtan mencoba berontak hingga akhirnya terjatuh ketanah, ketika hendak tidur lagi dibale-bale tersebut ternyata orang yg tidur disebelahnya itu adalah Bhairam Khan, Bhairam Khan tersenyum senang menatap Rao Surtan
Dikerajaan Mewar, tepatnya dikamar Ratu Bhatiyani, saat itu Ratu Bhatiyani sedang merenungkan ucapan dari Raja Uday sambil melepas semua perhiasan yg menghias dirinya, tepat pada saat itu didepan pintu kamar Ratu Bhatiyani, Pangeran Pratap memanggil-manggil Ratu Bhatiyani sambil menggedor-gedor pintu kamarnya, tak lama kemudian Ratu Bhatiyani keluar dari kamarnya dgn penampilan yg berbeda, tdak ada make up maupun perhiasan yg menghiasi wajahnya yg cantik, dgn pakaian yg serba hitam-hitam Ratu Bhatiyani ingin mengabarkan pada semua orang kalau dirinya sedang berduka, kemudian tanpa berkata apa-apa pada Pangeran Pratap yg masih terkejut melihat penampilan ibu tirinya yg seperti itu, Ratu Bhatiyani segera memberikan anaknya, Jagmal ke Pangeran Pratap & segera menutup pintu kamarnya rapat-rapat tanpa mempedulikan Jagmal yg menangis dipelukkan Pangeran Pratap, Pangeran Pratap semakin bingung dgn perilaku Ratu Bhatiyani. Sinopsis Mahaputra Episode 158
Dikamar Ratu Jaywanta, Jagmal masih menangis terus “Aku pikir Jagmal teringat pada ibunya” ujar Pangeran Pratap sedih sambil mencoba menenangkan Jagmal agar berhenti menangis, namun kemudian Jagmal digendong oleh Ratu Jaywanta yg berusaha menenangkannya “Pangeran Pratap, Kau sekarang harus fokus memikirkan Mewar, jangan memikirkan apapun karena Jalal sekarang pasti tdak akan tinggal diam dgn duduk tenang” ujar Ratu Jaywanta sambil menggendong Jagmal yg masih rewel “Aku sekarang sudah siap, ibu!” ujar Pangeran Pratap mantap
Dikerajaan Mughal, nampak Jalal sedang menyiapkan dirinya utk bertarung dgn menggunakan pedang, saat itu Maham Anga sedang menemani Jalal & memberikan informasi tentang kekalahan Bhairam Khan juga kondisi Mewar & Pangeran Pratap, Jalal merasa siap utk bertarung kembali menguasai India. Sementara itu, Pangeran Pratap masih menemani Jagmal bermain-main dikamarnya, Jagmal rupanya sudah mulai tenang & mau bermain-main sendiri, sedangkan Jalal yg masih mendengarkan semua informasi tentang Pangeran Pratap berkata “Aku sekarang sudah siap utk membunuh Rajputana!” ujar Jalal lantang
Sinopsis Mahaputra Episode 158
Dikerajaan Mewar, Pangeran Pratap mencoba menemui Ratu Bhatiyani
dikamarnya sambil menggendong Jagmal namun Ratu Bhatiyani tdak
membukakan pintu kamarnya, tiba-tiba Pangeran Pratap mendengar sebuah
nyanyian Bhaajan (pemujaan utk Dewa Khrisna) rupanya Ratu Jaywanta
sedang berdoa pada Dewa Khrisna, ketika mendengar nyanyian itu Pangeran
Pratap teringat pada Meera Maa ketika dirinya tdak mau berperang &
beralih mendalami ilmu agama, saat itu Pangeran Pratap menemui Meera Maa
dgn tubuh yg bersimbah darah pasukan Mughal & pecahan wadah tanah
liat yg dibawanya, Pangeran Pratap juga teringat ketika dirinya berhasil
lolos dari serangan Bhairam Khan ketika berperang dgn Bhairam Khan,
saat itu Pangeran Pratap merasa Meera Maa ada disana “Aku tahu Meera Maa
menyelamatkan aku ketika aku sedang bertarung dgn Bhairam Khan &
aku harus berterima kasih padanya” ujar Pangeran Pratap, ketika Pangeran
Pratap yg saat itu masih menggendong Jagmal hendak menemui ibunya yg
masih menyanyikan pujian Bhaajan, tiba-tiba salah satu prajuritnya
mengabarkan kalau Raja Uday menunggunya diruang rapat
Diruang
rapat, saat itu Raja Uday sedang bersama Chundawat & Guru
Raughvendra juga Pangeran Pratap, mereka sedang menyusun strategi utk
mengalahkan daerah-daerah disekitar Mewar dgn miniatur yg berada didepan
mereka “Sekarang kita harus menangkap semua daerah yg terdekat dgn
kita” ujar Raja Uday “Aku sudah siap, ayah!” ujar Pangeran Pratap mantap
“Kenapa Kau tdak bertanya apapun, pangeran?” tanya Guru Raughvendra
“Karena aku tahu Pitaji sedang melakukan sesuatu utk menyelamatkan
Mewar” ujar Pangeran Pratap mantap “Kali ini Kau yg akan memimpin
pasukan kita, Pangeran Pratap!” ujar Raja Uday bangga, kemudian mereka
mengelu-elukan slogan Mewar “Hidup Mewar! Hidup Mewar! Hidup Mewar.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 159
DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV