Artikel keren lainnya:
Seorang pelari wanita
mendapat perlakukan tidak menyenangkan saat mengkuti acara olah raga
lari di Yogyakarta. Pelari tersebut dipukul oleh warga karena dianggap
berpakaian kurang sopan.
Aksi ini direkam dalam sebuah video dan viral di media sosial. Dalam
video berdurasi selama 49 detik tersebut terlihat pelari wanita yang
berpakaian kaus hitam dan celana pendek melintasi rute lari di sebuah
kampung. Saat sedang berlari, tiba-tiba dia didatangi oleh sejumlah
warga yang menegurnya karena berpakaian kurang sopan.
kumparan (kumparan.com) menelusuri video tersebut dan diketahui
peristiwa itu terjadi di Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta
pada Selasa (1/5) lalu. Pelari tersebut adalah peserta Lets Run with
Physiotherapy Be Better & Healthy yang diselenggarakan oleh
Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta untuk memperingati milad UNISA
ke-27.
Ruhiyana, Ketua Milad sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
UNISA, menjelaskan dalam acara lari itu terdapat bermacam kategori mulai
dari umum, profesional, instansi dan civitas kampus itu sendiri.
Kemudian, pada saat lomba lari sampai di kilometer ke-2 terjadi
peristiwa tidak menyenangkan tersebut. Oknum warga yang diketahui
merupakan seorang kakek memukul pantat peserta lari wanita karena
dianggap tidak berpakaian sopan.
Selain pelari wanita, ada juga pelari laki-laki yang ikut terpukul di bagian wajah karena mencoba melerai.
"Salah satu peserta sudah kita klarifikasi, maaf dipukul
pantatnya. Mungkin itu oknum warga memperingatkan karena (peserta)
dianggap memakai pakaian tidak layak, hot pants. Tapi itu tindakan
(pemukulan) juga kurang pas lah," kata Ruhiyana.
Setelah kejadian tersebut, pelari yang menjadi korban pemukulan
itu memilih untuk tidak menyelesaikan lomba ke garis finis dan mengambil
jalan lain.
Panitia sudah melakukan tindakan untuk mengatasi ini yakni dengan menghubungi perserta untuk menyampaikan permintaan maaf.
"Mereka (korban) memilih langsung mengambil jalan lain,
menyampaikan tidak mau ke area finish. Mereka menyampaikan tidak akan
masuk ke kampus agar tidak menambah kericuhan," ucapnya.
Usai kejadian tersebut, panitia langsung melakukan klarifikasi ke
padukuhan setempat. Ruhiyana menegaskan acara yang ia gelar sesuai
dengan prosedur yang ada serta merupakan bagian dari kerja sama dengan
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY. Sehingga rute maupun
pakaian yang ditentukan sudah sesuai standar atlet profesional, tetap
sopan dan nyaman.
"Kemarin pada Jumat (4/5) ba'da Jumatan sudah bertemu tokoh di
Mlangi. Sudah dibicarakan dan sebenarnya tidak perlu terjadi," katanya.
Ruhiyana menjelaskan pihaknya dan padukuhan sudah menganggap
selesai permasalahan ini. Begitu pun dengan korban yang diketahui
merupakan pelari profesional sudah tidak mempermasalahkan kasus ini.
"Sudah dianggap selesai," pungkasnya.
Sementara terkait viralnya video, Ruhiyana menegaskan tidak ada
pihaknya yang menyebar video tersebut. Dalam video tersebut sempat juga
ada warga yang membawa kayu, namun menurut Ruhiyana kayu tersebut tidak
digunakan.(kumparan.com)