Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
SINOPSIS ASHOKA EPISODE 227
(7th December 2015 on Colors TV)
Translate by ADMF
Budayakan LIKE sebelum membaca
Tangan dua orang terikat pada tali dari setiap sisi. Mereka dibuat
untuk berdiri di gelas. Darah keluar dari kaki mereka. Ada api di
sekitar.
Prajurit berjalan masuk "Saya telah dikirim oleh Kichak
mempertanyakan Anda. Anda tidak akan dapat berjalan jika Anda tidak
memberi tahu kami tentang dia"
Mereka mengatakan "Kami tidak tahu apa-apa"
Tentara itu mengambil pisau panas dan menyakiti dada mereka. Mereka berteriak kesakitan.
Prajurit lain mengatakan "Kita hanya punya info tentang pedagang ketiga. Seseorang membunuhnya, tapi kenapa?"
Orang itu mengatakan "Hanya Kichak yang akan tahu. Saya hanya tahu bagaimana mengikuti aturan"
Dia membunuh kedua laki-laki tersebut.
Kichak mengatakan "Mereka yang tidak lebih berguna bagi kita hanya menjadi beban!"
Sushima marah dengan Ashoka "Dia tidak bisa menang kali ini!"
Mahamadhya mengatakan "Anda ingin Ashoka pergi ke Takshshila. Ia hanya
mengusulkan untuk pergi. Anda seharusnya bahagia sebagai gantinya"
Sushima beralasan "Ashoka memiliki alasan saat ini untuk pergi. Dia
tidak emosional sama sekali saat membuat keputusan ini. Saya mengatakan
hal yang sama terakhir kali, tapi dia tidak siap untuk meninggalkan
ibunya sendirian. Apa yang terjadi sekarang? Bagaimana dia punya begitu
emosional tentang tanah air tiba-tiba? Sesuatu pasti telah terjadi"
Charu mengatakan "Tidak masalah. Anda akan mendapatkan kesempatan untuk
mendekati ayah Anda. Saya juga tidak akan meninggalkan kesempatan ini.
Saya akan memisahkan Samrat dari Dharma"
Ashoka ada di kuil.
Dia ingat kata-kata terakhir Acharya kepadanya tentang impiannya atas
persatuan India. Kata-katanya bergema di kepalanya.
Dia berkata
"Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan pergi jauh meninggalkan ibu
saya sendiri. Kebenaran adalah, tidak hanya ibu tapi seluruh ibu Magadha
ini akan aman jika saya tidak pergi. Saya tidak punya pilihan lain
selain ini. Saya harus membuat pengorbanan ini. Tolong beri saya
kekuatan! Cinta ibu untuk saya ssharusnya membuat saya kuat, tidak
lemah!"
Tangan Siamak berada di bahu Ashoka "Saya tahu
bagaimana perasaan Anda. Saya tahu betapa sulitnya untuk hidup tanpa ibu
dan Guru. Saya juga telah merasakan hal yang sama ketika saya telah
kehilangan Guru saya, Justin. Dia harus mati di depan saya. Saya tidak
bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkanny
a.
Saya tahu bagaimana tidak berdayanya dan ketidakamanan yang Anda
rasakan. Anda juga harus melalui tahap yang sama. Saya memikirkan ibu
saya di kali. Dia meninggalkan anaknya tiba-tiba. Mengapa ia harus
melakukan semua itu? Dia seharusnya memikirkan konsekuensinya.
Saya selalu berpikir bahwa saya akan memahami posisinya di hari saya
menjadi sesuatu. Saya tahu bahwa kejahatan hanya berakhir kejahatan.
Baik selalu menang. Tidak ada yang bisa menggantikan ibumu. Demikian
pula, tidak ada yang bisa mengisi tempat ibuku. Namun, saya akan selalu
menjaga dan merawat Mata Dharma"
Ashoka sangat berterima kasih kepadanya dan lega "Saa hanya percaya pada Anda" Dia memeluk Siamak.
Helena keluar dari belakang.
Siamak dan Helena melihat satu sama lain. Siamak berpikir bahwa Ashoka
tidak akan kembali. Jika, secara kebetulan Anda melakukannya, maka tidak
akan ada yang tersisa untuk Anda di sini!"
Dharma mengemasi
pakaian Ashoka. Seorang pelayan membawa laddoo. Dia menangis. Dia
memikirkan masa lalu ketika ia memberi makan laddoo untuk anaknya dengan
tangannya sendiri.
Ashoka datang di sana sehingga dia menyeka air matanya.
Dharma sedikit marah dengan dia yang memutuskan untuk pergi ke
Takshshila tanpa memberitahunya "Saya tahu Anda ingin membantu mereka.
Saya tahu itu adalah penting bagi Anda untuk pergi ke sana"
Dia bertanya "Lalu mengapa ibu sedih?"
Dia menjawab "Anda tidak berpikir tentang ibu Anda saat membuat
keputusan hidup sekarang. Anda bahkan tidak memberitahu saya. Anda telah
dewasa sekarang"
Ashoka tidur di pangkuannya "Saya bisa tumbuh
tapi saya akan selalu menjadi anak Anda. Pada situasi seperti ini, saya
harus memutuskan ini. Perjalanan saya ke depan tidaklah mudah. Hal ini
sangat sulit. Tapi Anda adalah kekuatan saya. Anda akan membimbing saya.
Nilai-nilai Anda tentang kebenaran, kebenaran akan membantu saya. Putra
Dharma tidak bisa tidak mengikuti kebenaran"
Dharma menangis
sambil membelai rambutnya "Saya tidak pernah menghentikan Anda dari
mengikuti dharma. Saya hanya khawatir, jika Anda menyakiti orang yang
tidak bersalah"
Ashoka berkata "Saya tidak akan melupakan
nilai-nilai Anda untuk mencapai sesuatu dalam hidup. Saya akan menjadi
pelindung. Saya berjanji, saya tidak akan pernah menyakiti orang yang
tidak bersalah"
Seorang tentara datang untuk memanggil Ashoka "Anda telah dipanggil oleh Samrat"
Ashoka pergi.
Bindu ingin membahas rencana aksi dengan Mahamadhya.
Radhagupta menyarankan dia sebaliknya "Ashoka ingin hal itu terjadi di
antara kita tiga saja. Kichak telah mendapat informasi bahwa Sushima
yang akan datang sedangkan kita mengirimkan Ashoka"
Ashoka
menambahkan kata-kata Chanakya "Anda akan lebih berhasil jika Anda terus
menjaga rencana Anda rahasia. Kami harus memastikan tidak ada celah"
Dia menjelaskan rencana aksinya kepada Bindu "Kita harus mengambil
jalan yang biasanya digunakan pedagang. Ada kemungkinan bahwa Kichak
akan mengenal tentang kedatangan kami. Dia mungkin mencoba untuk
membunuh kami. Kami harus melindungi diri kita sendiri. Kami tidak punya
ide tentang tentara dan orang-orangnya. Jika perang dimulai di dekat eksterior maka semua orang yang tinggal di sana akan mati"
Bindu bertanya kepadanya "Apa yang Anda pikirkan?"
Ashoka mengisyaratkan jalur laut "Hal ini sulit untuk menyerang. Mereka
akan mengambil beberapa hari untuk menjadi sukses bahkan jika mereka
mencoba. Saya akan masuk ke dalam Takshshila sebelum itu"
Bindu
beralasan "Itu akan menjadi masalah bagi kalian. Dalam kasus, salah satu
dari kami ingin menghubungi satu sama lain maka akan menjadi semacam
situasi mustahil"
Ashoka mengatakan "Apakah tidak ada yang akan diharapkan dari kami? Saya ingin memanfaatkannya dan mengejutkan Kichak"
Bindu khawatir kepada Ashoka "Bagaimana Anda akan melakukannya sendiri?"
Ashoka mengatakan "Orang yang memiliki berkat-berkat Guru dan orang tuanya tidak pernah sendirian"
Bindu memberkati dia.
Bindu memberikan surat kepada Helena.
Dia mendukung idenya dan berkata "Anda harus berhati-hati dari keamanan
internal sampai saat kami menemukan seseorang yang bisa kita
mengandalkan"
Bindu mengangguk.
Prajurit menjaga sel
membaca pesan yang sama dan memungkinkan tentara dalam. Dia membuka
jalan rahasia. Para prajurit membunuh orang dan masuk ke dalam.
Seorang pria terus tertambat dengan rantai.
Para prajurit membebaskannya. Mereka membawanya ke tempat lain.
Kemudian, Helena bertemu orang itu.
Flashback menunjukkan
╰Helena menyuap prajurit. Dia ingin tahu tentang Amadhya darinya.
Prajurit mengatakan "Dia adalah orang yang telah berbicara menentang
Chanakya di masa lalu. Namanya akan ditulis dalam sejarah sebagai noda
hitam / pengkhianat sejarah Magadha╮
Flashback berakhir.
Helena memberinya kabar baik tentang kematian Chanakya.
Pria itu berpikir tentang Chanakya lagi. Dia menolak untuk percaya
"Bagaimana dia bisa mati tanpa kehilangan saya? Saya hanya membutuhkan
satu kesempatan. Saya akan kalah didepan dia untuk hidup sekarang. Ini
bukan kabar baik bagi saya! Apa gunanya hidup ini jika tidak ada lawan
seperti Chanakya yang melawan Anda? Hidup saya telah kehilangan
maknanya! Lebih baik mati sebagai gantinya"
Helena memanggilnya
saat ia mulai berjalan pergi "Chanakya mati tetapi hidupnya belum
berakhir. Dia adalah nama dari sebuah pemikiran, mimpi, misi. Anda dapat
mengakhirinya dan menang! Kemenangan yang nyata ketika dunia akan
melupakan dia. Hal ini dapat terjadi hanya jika Anda membuat tempat yang
lebih baik untuk diri sendiri daripada dia. Anda harus mengakhiri 3
pangeran dari Magadha untuk itu - Sushima, Drupada dan Ashoka! Anda
harus mengakhiri semua kemungkinan yang membiarkan setiap aturan Maurya
di masa depan"
Dia bertanya tentang Siamak.
Helena memberitahu
"Cucu saya memiliki darah campuran Yunani dan Khurasani. Dia bukan
Maurya! Ini adalah keinginan terakhir Justin. Saya butuh bantuan Anda
untuk hal yang sama. Saya bisa memberikan imbalan apa pun"
Amadhya berpikir.
PERSIAPAN ASHOKA KE THAKSASHILA, DHARMA MENANGIS SEDIH KARENA ASHOKA AKAN MENINGGALKAN DIRINYA,AHMADYA
RAKHES DI BEBASKAN DARI PENJARA, RAKHES MEMPERTANYAKAN TENTANG SIAMAK
Di sebuah penjara, dua orang sedang diikat dan mereka mendapatkan
sikasaan, kedua tangan diikat dengan rantai, pada masing-masing kaki
mereka terdapat benda tajam, mereka menjerit kesakitan dan kaki mereka
besimbah darah.
Sesorang datang dan kembali menyiksa mereka, ia
mengambil besi panas dari api dan menempelkannya pada perut tahanan.
Mereka menjerit dan meminta ampun
“Tidak ada yang akan berani melawan Khicak” Uajar orang itu
Seorang prajurit datang menemuinya
Ke dua tahanan memohon ampun, namun dengan sangat sadis pria itu menebaskan pedang dileher mereka.
Di Mandir (Kuli Dewa Siwa) ashoka ingin berdoa tetapi ia memikirkan
pesan yang disampaikan Acharya Chankya saat ia belum menghembuskan nafas
terakhirnya
Ashoka mencoba memfokuskan pikriannya dan ia berdoa di
hadapan simbol dewa siswa agar ketika dirinya tidak ada di istana, dewa
melindung ayah dan juga ibunya dari semua musuh Mgadha
Siamak datang
menepuk pundak ashoka, ia mengatakan betapa menyakitkan kehilangan
sesoarang yang amat dicintai, siamak bilang pada ashoka bahwa dirinya
tahu bagaimana orang yang sangat disayangi pergi meninggalkan dirinya,
siamak pun mengatakan ketika aku kehilangan pangeran justin sangat
menyakjitkan dan saat kau membunuh ibu ku Noor tapi aku memaafkan semua
kesalahan mu kak.
Mereka berdua berpelukan, ibsu suri Helena memandangi mereka dari kejauhan.
Siamak tersenyum licik begitu juga dengan Helena
Siamak ketika itu berfikir, aku mungkin memaafkan diri mu dari ucapan
ku tetapi aku tidak akan pernah memaafkan dri mu, aku akan membalaskan
dendam untuk kematian ibu ku
Helena pun tersenyum dengan licik
Di kamar ashoka, Rani Daharma sedang membereskan semua pakian ashoka.
Seorang pelaayan datang membawakan Laddo kesukaan ashoka, dharma terisak
sedih. dharma mengingat ketika ia menyuapkan Ladoo pertama kalinya
sebelum ashoka menjadi sorang pangeran.
Hatinya begitu sedih mendapatkan kenyataan bahwa ia akan segera dipishkan dengan putranya
Ashoka datang untuk menemui ibunya dan melihat ibunya sedang menangis.
Menyadari kedatangan ashoka, Dharma menghapus air matanya, ashoka
bertanya kepada ibunya ketika ia melihat ibunya menangis namun dharma
berkilah bahwa dirinya tidak apa-apa, ashoka pun terus mendesak ibunya
dan berkata ibu apakah kau marah pada ku, aku akan meninggalkan mu
karena itukah kau marah dan menangis, ibu katakanlah sesuatu. Ibunya
tetap berkilah, tidak aku harus segera membersekan semuanya aku tidak
apa-apa.
Ashoka menarik ibunya dan ia terus mendesak apa yang sebanarnya ibunya pirkan mengapa kau begitu sangat gelisah bu
Ashoka menyandar dipangkuan ibunya dan mengatakan bawa dirinya pasti
akan merindukan kasih sayang ibunya, dharma meminta agar ashoka menjaga
dirinya dan tidak membuat kekacauan di Thaksasila, ashoka dan daharma
pun berpelukan
Seorang parajurit datang dan mengatakan kepada ashoka
bawa ashoka sedang ditunggu oleh yang mulia Bindsara, ashoka segera
pergi menghadap ayahnya
Diruangan yang mulia Bindusar, bindu
bertanya pada ashoka bahwa ia harus segera bersiap untuk segera pergi
seorang diri, lalu ia bertanya bahwa ashoka tidak pernah pergi ke
thaksasila lalu bagaimana ia akan pergi kesana dan bertanya tentang rute
jalan yang akan dilewati
Ashoka menjelaskan bahwa ia akan tetap
pergi demi Chanakya, dan ia tidaka akan pernah menecewakan ayahnya,
Ibunya, ibu suri , kakak dan adiknya dan semua orang di istana Magadha.
Radhagupta mengatakan pada yang mulia Bindusar ia yakin bahwa ashoka
akan memenuhi semua harapan yang tidak bisa dipenuhi oleh sushima
Ashoka menunjuk pada sebuah peta mengenaai rute perjalanannya
Bindu begitu sangat mempercayai dan bangga pada ashoka
Diruangan pertemua Bindusar, Bindu memberikan surat kepada Helena.
Helena berjanji akan segera menyampaikan semua surat itu
Kilas balik ketika Helena menyuruh pada seorang pelayan untuk segera
memberikan surat itu dan Helena memberikan kantong uang sebagi
imbalannya
Di penjara Khusus isatana Magadha, para pengawas penjara
mendapatkan pernintah dari surat bahwa kedua prajurit Magadha datang
ingin bertemu dengan tahanan, kedua prajurit menggorokan pedang pada
kedua petugas penjara dan mereka menyusup masuk memabawa kain
Ia
melepasakan seorang yang dulunya juga seorang Acarya yang sudah lama
dihukum rambutnya dan jenggotnya pun sudah terlalu panjang
Seorang pandit Ji dibawa kesebuah ruangan rahasia, Helena datang menemuinya menyapanya
Helena pun menyapanya, ia memberitahukan kedatangannya menemuinya,
Helena mengatakan ketika dulu chanakya meminta pada yang mulia saat
dirinya di penjara, bahwa sekarang chanakya sudah meninggal, Ahmadya
terkejut mendengarkan ucapan Helena seolah ia tidak percaya bahawa
acharya chanakya sudah tidak ada. "Tidak.. tidak itu tidak mungkin
terjadi"
Helena menjelaskan bahawa keadaan istana sudah tidak lagi
seperti dulu sejak chanakya tidak ada, diistana ada keturunan Maurya
hanya ada drupat, sushima dan ashoka semuanya pangeran yang akan
menghalagi jalan cucu satu-satunya
Ahmadya Rakhes bertanya, lalu siamak keturunan siapa,? apakah ia bukan keturunan Maurya ?
helena menjelaskan dengan sangat tenang bahwa siamak keturunan yunani
dan khuarasani, ia cucuku, putra satu-satunya dari anak ku Justin.
Helena meyakinkan bukankah itu bagus, tidak ada lagi yang akan
menggagalkan semua rencanaya, aku akan memenuhi semua harapan terakhir
putra ku Justin agar siamak duduk di atas tahta.
Ahmadya Rakhes tersentak kaget dan ia pun tersenyum
Helana tertawa penuh dengan kelciikan
Perecap : Ashoka memegang pedang chandargupta ditangannya dan
meyakinkan bahwa ia akan segera memenuhi semua keinginan dan harapan
ayahnya, ashoka bersumpah didepan ayahnya bahawa ia tidak akan penah
mengecewakan ayahnya dan akan membawakan kemenangan, Sushima dan
Cahrumitra terlihat sangat gelisah.
Seorang gadis cantik membawakan segelas minuman, sushima menolaknya
Sang gadis mencakar lengan sushima, sushima pingasan tidak sadarkan diri
Sigadis tersenyum puas
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA