Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Sinopsis By #Sally Diandra
Dikerajaan Mewar,
ketika Pangeran Pratap hendak membuka pintu kamar Ratu Bhatyani, Ratu
Jaywanta langsung mencegahnya, kemudian Ratu Jaywanta yg membuka pintu
kamar tersebut, kamar Ratu Bhatyani tampak terang benderang tdak gelap
seperti dulu, namun Ratu Bhatyani tdak tampak “Rani Bhatyani, keluarlah,
kami sangat ingin bertemu dgnmu” tak lama kemudian Ratu Bhatyani keluar
menemui mereka berdua dgn dandannya yg sedikit berbeda, Ratu Jaywanta
terpana melihat penampilan Ratu Bhatyani sambil teringat pada semua
ucapan Ratu Bhatyani padanya, Ratu Bhatyani menghampiri Ratu Jaywanta
kemudian memeluknya erat “Lupakan semua yg pernah terjadi, Rani
Bhatyani” Ratu Bhatyani berterima kasih pada Ratu Jaywanta karena telah
merawat & menjaga anaknya, Jagmal selama dia mengurung diri dikamar,
kemudian Ratu Bhatyani memeluk Pangeran Pratap “Ibu dengar kalau kau
mau menikah?” Pangeran Pratap hanya tersenyum & berkata “Ayah &
ibu yg memikirkan tentang hal ini, pertama tama lebih baik ibu pergi
& temui ayah” ujar Pangeran Pratap
Ratu Bhatyani
segera menemui Raja Uday Singh di kamarnya, saat itu Raja Uday Singh
sedang berada di kamarnya sendirian, begitu Ratu Bhatyani memasuki kamar
Raja Uday Singh, Raja Uday Singh terpesona dgn kecantikan Ratu
Bhatyani, ketika Ratu Bhatyani memasuki kamar Raja Uday Singh, Ratu
Bhatyani merasa silau dgn sinar matahari yg menembus masuk ke kamar itu,
Ratu Bhatyani langsung menutupi matanya dgn tangannya “Rana Ji, bisakah
kau menutup tirai itu, sinar matahari begitu menyilaukan mataku” Raja
Uday Singh segera beranjak menuju ke jendela hendak menutup tirai, tiba
tiba dari belakang Ratu Bhatyani ikut menutup tirai tersebut dgn gayanya
yg mesra, Raja Uday Singh sedikit terpana, setelah satu tirai sudah
tertutup, Raja Uday Singh menutup tirai yg lain, jendela itupun
tertutup, kemudian Ratu Bhatyani bertanya tentang alasan Raja Uday Singh
membebaskan dirinya dari hukuman “Aku ingin membahas tentang pernikahan
Pangeran Pratap” kemudian Raja Uday Singh menceritakan soal Phool &
Ajabde pada Ratu Bhatyani “Kalau begitu aku ingin bertemu dgn kedua
gadis itu” ujar Ratu Bhatyani
Di kerajaan Mughal
di Agra, Jalal membagikan koin emas untuk para prajuritnya, semua orang
mengelu elukan namanya “Hidup yg Mulia Raja Jalalludin Muhamad! Hidup yg
Mulia Raja Jalalludin Muhamad! Hidup yg Mulia Raja Jalalludin Muhamad!”
Jalal sangat senang mendengarnya “Aku sangat senang melihat pekerjaan
kalian, aku ingin melihat para pengikut kerajaan Mughal dimana mana
& untuk itu kita harus memenjarakan budak budak bangsa Rajput!”
Sementara itu di
halaman istana, Ratu Bhatyani sedang ngobrol dgn Pangeran Pratap “Ayahmu
ingin Phool yg menjadi calon pendampingmu & ibumu ingin Ajabdelah
yg menjadi calon pendampingmu” tepat pada saat itu semua putri raja
menghampiri Ratu Bhatyani & Pangeran Pratap sambil membawa hadiah
untuk Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani sangat senang & berterima kasih
pada semua putri raja itu, setelah mereka pergi meninggalkan mereka
berdua, Ratu Bhatyani bertanya pada Pangeran Pratap “Pangeran Pratap,
siapa yg kau pilih diantara mereka? Siapa yg kau suka?” Ratu Bhatyani
sedikit menggoda Pangeran Pratap “Aku tdak menyukai siapapun, ibu” tepat
pada saat itu Phool menghampiri mereka, Phool sangat terpesona dgn
penampilan & kecantikan Ratu Bhatyani “Ibu, kenalkan ini adalah
Phool Kanwar, putri raja Marwar” ujar Pangeran Pratap “Rupanya kau benar
benar tahu tentang dirinya” goda Ratu Bhatyani, kemudian Ratu Bhatyani
bertanya tentang Ajabde pada Phool, Phool sangat bersemangat mencari
Ajabde kemudian mengajaknya menghadap ke hadapan Ratu Bhatyani, Ajabde
segera mengenalkan dirinya & meminta restu padanya, setelah itu Ratu
Bhatyani berlalu bersama Pangeran Pratap
Di ruang pribadi
Raja, saat itu Raja Uday Singh sedang berdiskusi dgn kedua istrinya,
Ratu Jaywanta & Ratu Sajja Bai “Aku tdak suka dgn pilihan Rani
Bhatyani, dia pasti akan mendukung kau, Rana Ji” tepat pada saat itu
Ratu Bhatyani memasuki ruangan itu seraya berkata “Aku setuju dgn
pendapatmu, kak Jaywanta, Ajabde memang benar benar refleksi dari
dirimu, Ajabde memang sempurna untuk Pangeran Pratap tapi ada satu
masalah yaitu Ajabde itu bukanlah bangsa Rajput!” Ratu Jaywanta tertegun
“Bagaimana bisa kau mengatakan seperti itu, Rani Bhatyani? Dia itu
benar benar bangsa Rajput!” Ratu Bhatyani tersenyum sinis “Dia tdak bisa
bertarung layaknya seorang bangsa Rajput yg pemberani” Ratu Jaywanta
tdak terima dgn ucapan Ratu Bhatyani “Ajabde, bisa berdiri &
bertarung sewaktu waktu”, “Kalau begitu kita harus mengatur sebuah
kompetisi untuk itu!” tepat pada saat itu Pangeran Pratap memasuki
ruangan tersebut & bertanya “Apa yg terjadi?” Ratu Bhatyani
tersenyum pada Pangeran Pratap “Aku & ibumu sedang membahas tentang
rencana pernikahanmu, pangeran”, “Kami akan mengatur sebuah kompetisi”
sela Raja Uday Singh yg hanya diam sedari tadi, Ratu Sajja Bai pun hanya
mengiyakan saja, Pangeran Pratap juga menyetujui rencana tersebut,
sementara Ratu Jaywanta nampak tdak suka “Aku tdak suka dgn hal ini,
Ajabde itu sudah sempurna untuk Pangeran Pratap!”, “Ini adalah
kesalahanmu, Maharani Jaywanta, kompetisi ini akan tetap berlangsung
& tdak ada seorangpun yg akan menghentikannya” ujar Raja Uday Singh
lantang. Sinopsis Mahaputra Episode 212
Di kerajaan Mughal,
Agra, ketika Jalal sedang berdiskusi dgn para menterinya, tiba tiba ada
seseorang yg tertawa dgn keputusan Jalal, orang itu adalah Faqat Mal yg
tiba tiba tertawa terpingkal pingkal sambil maju ke depan Jalal “Yang
Mulia Raja Jalalludin, aku tdak akan mengikuti keyakinanmu!” Jalal
langsung membentak Faqat Mal “Kalau begitu lepas pakaianmu & turban
di kepalamu itu!” Faqat Mal segera membuka pakaiannya “Pertama tama
turbanmu dulu!” Faqat Mal melepas turbannya & ditaruhnya di lantai
Sementara itu di
kerajaan Mewar, Pangeran Pratap sedang berlatih pedang di tempat
latihan, tiba tiba para putri raja berlari lari ke dalam tempat latihan
itu & mengelilingi Pangeran Pratap dgn pakaian laki laki seperti
seorang prajurit, Pangeran Pratap bingung “Kalian semua akan menjadi
kuat & meninggalkan semua rasa malu kalian” tepat pada saat itu
Phool menghampiri mereka & menyela pembicaraan mereka, kemudian
Pangeran Pratap meninggalkan Dangal “Aku tdak akan ikut dalam kompetisi
ini” ujar Phool kemudian “Kau memang tdak bisa bertarung kan makanya kau
tdak ikut bergabung dalam kompetisi ini” para putri raja yg lain
mengejek Phool,
Sedangkan Ajabde
saat itu sedang mengajari para pelayan tentang tanaman, Pangeran Pratap
menghampirinya sambil bertanya “Ajabde, kau sepertinya tdak begitu
tegang dgn kompetisi ini”, “Aku tdak begitu tertarik dgn kompetisinya”
Pangeran Pratap terkejut “Kenapa kau selalu menolak untuk menjawab
setiap pembicaraanku”, “Jika kau mempunyai beberapa permasalahan maka
jangan katakan padaku” tepat pada saat itu Ratu Jaywanta menghampiri
mereka “Ajabde, bisakah kau membantuku?” Ajabde segera menuruti
permintaan Ratu Jaywanta & meninggalkan Pangeran Pratap, Pangeran
Pratap tertegun menatap kepergian mereka Ratu Bhatyani memasuki kamar
Raja Uday Singh yg saat itu sedang duduk sendirian, Ratu Bhatyani
langsung memijat pundak Raja Uday Singh sambil berkata “Kau kelihatan
sangat tegang memikirkan rencana pernikahan Pangeran Pratap, aku akan
mengurus semuanya, Rana Ji” ujar Ratu Bhatyani,
Sementara itu Ratu
Jaywanta mengajak Ajabde ke dapur, Ratu Jaywanta menyuruh semua
pelayananya keluar meninggalkan mereka berdua “Aku tahu, bibi pasti
membutuhkan bantuan untuk membuat makanan” Ratu Jaywanta hanya tersenyum
& berkata “Sekarang letakkan barang barang itu disini” Ajabde
segera mendekati barang yg ditunjuk oleh Ratu Jaywanta, ternyata barang
itu berat namun Ajabde terus berusaha untuk mengangkatnya &
menaruhnya di tempat yg di inginkan Ratu Jaywanta, Ratu Jaywanta kagum
dgn usaha Ajabde “Jika kau bekerja keras maka kau pasti akan menang!”,
“Aku tdak memenuhi syarat dalam kompetisi ini, Maharani Jaywanta, aku
tdak begitu berani” Ratu Jaywanta tersenyum “Aku akan memanggil Pangeran
Pratap & kerjakan latihanmu, jangan duduk selama aku memanggil
Pangeran Pratap!” ujar Ratu Jaywanta kemudian berlalu dari sana, saat
itu Ratu Sajja Bai juga ada disana, rupanya Ratu Jaywanta & Ratu
Sajja Bai sangat menyukai Ajabde untuk menjadi calon pendamping Pangeran
Pratap, kemudian Ajabde pergi dari dapur itu
Di kerajaan Mughal,
Agra, Faqat Mal membuka pakaiannya di depan semua orang, Bhairam Khan
segera memerintahkan prajuritnya untuk membunuh Faqat Mal “Jangan!
Jangan Khan Baba! Tdak! Tdak sekarang!” Jalal lalu meminta sebuah
cambuk, setelah mendapatkan cambuk itu Jalal kemudian mencambuki Faqat
Mal yg duduk berjongkok didepannya sambil berkata “Jangan pernah
mentertawakan perintahku! Ini adalah kesalahanmu & kau akan
mendapatkan hukumannya!” kemudian Jalal menyuruh anak buahnya untuk
membunuh Faqat Mal.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA