Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Dikerajaan Mewar,
dikoridor istana, nampak Pangeran Pratap mengikuti Ajabde yg sedang
membawa nampan aarti, mereka berdua berdebat soal makanan yg disiapkan
oleh Ajabde utk Pangeran Pratap “Jika kau tdak peduli dgnku lalu mengapa
kau mengirimkan makanan utkku kemarin?” Ajabde nampak bingung &
gelisah sambil terus berjalan mengindari Pangeran Pratap “Tdak! Aku tdak
melakukannya!” Pangeran Pratap semakin kesal & ingin mendengar
kejujuran dari Ajabde “Jika kau benar-benar tdak mengirimkan makanan itu
utkku maka katakan padaku sambil tatap mataku! Aku tahu kau tdak bisa
berbohong padaku!” Ajabde menghentikan langkahnya & tertunduk malu
& bingung, entah jawaban apa yg harus dia katakan “Apa alasan
dibalik semua itu, Ajabde?” tepat pada saat itu Ratu Sajja Bai
menghampiri mereka & berkata tanpa basa basi “Pangeran Pratap,
kenapa kau tdak mengatakan kalau kau menyukai Ajabde?” Pangeran Pratap
& Ajabde terkejut mendengarnya, Pangeran Pratap segera berbalik
menatap ibu tirinya itu “Rani Sajja, bukan seperti itu” namun Ratu Sajja
Bai tdak menggubris Pangeran Pratap, sambil tersenyum Ratu Sajja Bai
bertanya pada Ajabde hal yg sama “Ajabde, kau juga kan menyukai Pangeran
Pratap?” Ajabde hanya terdiam & tdak tahu mau menjawab apa-apa
Ratu Sajja Bai
segera meninggalkan mereka berdua & memasuki istana sambil bicara
pada dirinya sendiri “Aku tdak tahu kenapa kakak Jaywanta percaya sekali
kalau mereka berdua itu saling mencintai satu sama lain” tepat pada
saat itu Ratu Jaywanta sudah berada didepannya dikoridor istana, Ratu
Sajja kaget ketika Ratu Jaywanta ada didepannya “Rani Sajja, apakah kau
tdak bisa membaca wajah mereka meskipun mereka tdak memberikan jawaban?”
Ratu Sajja Bai benar-benar bingung, apalagi ketika dihadapkan pada Raja
Uday Singh yg meminta dukungannya utk memilih Phool sebagai istri
Pangeran Pratap “Rani Sajja, lalu apa keputusanmu?” Rani Sajja semakin
bingung karena dirinya berada di dilema yg menyulitkan “Apakah Pangeran
Pratap bisa menikah dgn gadis yg lain?” kemudian Ratu Sajja Bai
memberikan contoh gadis yg lain, namun Raja Uday Singh & Ratu
Jaywanta menolak dgn keras “Baiklah, kalau begitu mari kita nikahkan
Pangeran Pratap dgn Ajabde!” Ratu Jaywanta tersenyum senang & segera
memeluk Ratu Sajja Bai, ketika mereka berbalik ternyata Raja Uday Singh
sudah tdak ada diruangan itu, rupanya Raja Uday Singh kecewa dgn
keputusan kedua istrinya,
Raja Uday Singh
teringat akan ucapan Ratu Jaywanta sambil berjalan menuju ke kamar Ratu
Bhatyani yg masih tertutup, tiba-tiba seorang pelayan keluar dari kamar
Ratu Bhatyani & mengabarkan pada Raja Uday Singh kalau Ratu Bhatyani
sangat marah pada rencana pernikahan Pangeran Pratap, Raja Uday Singh
memikirkan keputusannya utk menikahkan Pangeran Pratap dgn Phool, dari
dalam kamar Ratu Bhatyani bisa merasakan kehadiran suaminya dibalik
pintu, Ratu Bhatyani sangat berharap Raja Uday Singh mau menemuinya
setelah berbulan-bulan lamanya dia mengurung diri didalam kamar namun
ternyata Raja Uday Singh tdak jadi masuk kedalam kamar Ratu Bhatyani,
Raja Uday Singh segera berlalu dari sana
Raja Uday Singh
kemudian menuju kekamar Pangeran Pratap, ketika hendak mengetuk kamar
Pangeran Pratap ternyata Pangeran Pratap menghampirinya &
mengajaknya masuk kedalam kamar “Ayah, mari kita masuk kedalam kamar
karena semua putri raja selalu menatapku setiap waktu” setelah berada
didalam kamar Pangeran Pratap, Raja Uday Singh bertanya pada Pangeran
Pratap “Pangeran Pratap, kau lebih suka kari beras atau manisan?”, “Kari
beras!” jawab Pangeran Pratap, kemudian mereka berdebat satu sama lain,
Raja Uday Singh tdak suka dgn ucapan Pangeran Pratap, Raja Uday Singh
segera meninggalkan Pangeran Pratap dgn perasaan kesal & marah
Raja Uday Singh
berjalan menuju keruang pribadinya dimana Rawat Ji sudah menantinya
disana “Rawat Ji, ada apa?” Rawat Ji mengabarkan padanya kalau Jalal
telah melumpuhkan beberapa daerah kekuasaan mereka, Raja Uday Singh
kaget & panik dgn permasalahan ini
Dimedan perang,
Jalal & pasukan Mughal mampu melumpuhkan daerah kekuasaan bangsa
Rajput, Jalal bertanya pada Faqat Mal “Faqat Mal, tipe kematian yg
seperti apa yg kau inginkan?”, “Aku ingin mati seperti seorang prajurit
yg pemberani!” sementara itu dikerajaan Mewar, Raja Uday Singh mulai
tegang mendengar aksi Jalal “Kita akan bisa melumpuhkan Jalal jika Mewar
& Marwar bisa bersama-sama” ujar Raja Uday Singh, sedangkan dikamar
Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani berkata pada pelayannya “Aku yakin
Maharaja Uday Singh pasti akan datang kekamarku!” ujar Ratu Bhatyani,
pada saat yg bersamaan Raja Uday Singh kembali menghampiri kamar Ratu
Bhatyani & berdiri didepan pintu kamar Ratu Bhatyani sambil berkata
“Kau adalah satu-satunya harapanku yg terakhir” ujar Raja Uday Singh
sambil teringat peristiwa yg lalu ketika dirinya menceraikan Ratu
Bhatyani, Sinopsis Mahaputra Episode 211
Sementara itu
dikamar Jaywanta, Pangeran Pratap sedang berdoa pada Dewa sambil
memikirkan tentang ucapan Ajabde, Ratu Jaywanta menemuinya &
bertanya “Apa yg terjadi, Pangeran Pratap? Apa yg kau lakukan disini?”
Pangeran Pratap salah tingkah didepan ibunya “Aku tdak tahu, ibu, kenapa
ibu & ayah selalu bertengkar setiap waktu tentang pernikahanku,
lalu bagaimana caranya aku bisa konsentrasi pada perang nantinya?” Saat
itu Raja Uday Singh membuka pintu kamar Ratu Bhatyani, semua lampu diya
dikamar Ratu Jaywanta langsung padam, bahkan kaca rias dikamar Ratu
Sajja yg saat itu sedang bercermin tiba-tiba juga retak, semua orang
terkejut, Ratu Sajja Bai segera menemui Ratu Jaywanta & mengabarkan
kalau cermin dikamarnya tiba-tiba retak, pada saat yg bersamaan Raja
Uday Singh menemui Ratu Bhatyani yg sedang mengurung diri dikamarnya yg
gelap, Ratu Jaywanta segera mencari Raja Uday Singh utk mencari tahu apa
yg sedang terjadi,
Sedangkan didalam
kamar Ratu Bhatyani “Ratu Bhatyani, aku memutuskan hukuman utkmu karena
kau telah melakukan kesalahan tapi sekarang aku akan membebaskanmu maka
semuanya akan baik-baik saja, kau harus melakukan semua hal hanya atas
dasar perintahku saja” Ratu Bhatyani yg membelakangi Raja Uday Singh
kemudian bertanya “Mengapa aku harus percaya padamu? Jika kau nanti akan
melemparkan aku kembali kedalam kegelapan, Rana Ji?”, “Aku berjanji
padamu kalau aku tdak akan melemparkanmu” Ratu Bhatyani tersenyum sinis
“Aku ingin sumpah ini dikatakan oleh Maharani Jaywanta!” Raja Uday Singh
tertegun
Ratu Jaywanta
akhirnya sampai didekat kamar Ratu Bhatyani & melihat Raja Uday
Singh keluar dari kamar Ratu Bhatyani, Raja Uday Singh segera
menghampirinya & berkata “Maharani Jaywanta, kau harus mengeluarkan
Rani Bhatyani segera!” Ratu Jaywanta menolak permintaan suaminya,
sementara itu dihalaman istana Pangeran Pratap mendapat kabar dari
pelayan Ratu Bhatyani tentang keadaan Ratu Bhatyani, berita ini langsung
menyebar keseluruh benteng & semua orang meminta dgn amat sangat
pada Ratu Jaywanta agar membebaskan Ratu Bhatyani, termasuk juga
Pangeran Pratap yg meminta pada ibunya “Ibu, aku mohon keluarkan Chotti
Ma (ibu tiri)” Ratu Jaywanta marah & kesal dgn semua permintaan ini
“Pangeran Pratap, kalau kau tahu alasannya maka kau pasti tdak akan
mengijinkan dia keluar dari kamar itu!” ujar Ratu Jaywanta sambil
teringat semua tindakan kejahatan Ratu Bhatyani yg ingin membunuh
Pangeran Pratap “Ibu, aku tdak tertarik utk mengetahui alasannya” ujar
Pangeran Pratap
Pelayan Ratu
Bhatyani mengabarkan pada semua putri raja yg masih berada disana kalau
Ratu Bhatyani sebentar lagi akan keluar dari kamarnya, Phool &
Ajabde juga membicarakan tentang Ratu Bhatyani “Kalau begitu kita harus
bertanya pada seseorang, Ajabde” tepat pada saat itu Pangeran Pratap
bertemu dgn mereka, Phool bertanya ke Pangeran Pratap namun Pangeran
Pratap malah melemparkannya ke Ajabde “Kau bisa bertanya ke Ajabde, dia
tahu semuanya” ujar Pangeran Pratap,
Sementara itu Ratu
Jaywanta sedang berdoa didepan patung Dewa Khrisna, pelayan setianya
Girja Bai menghampirinya & bisa ikut merasakan perasaan Ratu
Jaywanta yg saat itu sedang berdoa sambil menangis “Girja Bai, bagaimana
bisa aku mengatakan pada semua orang kalau Rani Bathyani itu tdak baik
utk benteng kita? Dia itu jahat, dia itu serigala berbulu domba” Girja
Bai bisa memahami hal ini “Aku tahu Maharani Jaywanta tapi kau tetap
harus mengeluarkan Ratu Bhatyani karena ini adalah permintaan suamimu”,
Pada saat yg sama
saat itu Ratu Bhatyani sedang berdandan dibantu oleh para pelayannya,
Ratu Bhatyani kembali ceria & cantik seperti sebelumnya, Ratu
Bhatyani merasa senang karena sebentar lagi dirinya akan bebas, tepat
pada saat itu diluar kamar Ratu Bhatyani, Pangeran Pratap menghampiri
kamar ibu tirinya itu & berdiri didepan pintu kamar sambil teringat
semua ucapan & tindakan Ratu Bhatyani padanya, ketika Pangeran
Pratap hendak mengetuk pintu kamar, Ratu Jaywanta datang kesana juga
& menghardik Pangeran Pratap keras “Pangeran Pratap! Hentikan!”
Pangeran Pratap tertegun menatap ibu kandungnya.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA