Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Cerita di akhir season sebelumnya.... Arzu sangat terkejut melihat rekaman yang diputar Salim
ternyata adalah rekaman pengakuannya atas semua kejahatan yang dilakukannya dan
kebenaran siapa sebenarnya Elif. Seketika saja, Arzu mengambil pistol yang
dipegang oleh Erkut yang ragu menjalankan rencananya untuk menembak Salim. Arzu
langsung mengarahkan pistol tersebut ke arah Elif, Salim dan juga Zeynep.
Seketika saja, badan ketiganya berlumuran darah.
Episode 184 dimulai dengan latar pantai. Salim dan Zeynep
tampak berjalan-jalan ditepi pantai sambil berbincang-bincang hangat. Mereka
tampak mesra dan bergandengan tangan, sesekali Salim membuat Zeynep tersenyum
bahagia. Lalu mereka berhenti, Salim sepertinya menyatakan rasa cintanya pada
Zeynep dan mengelus bagian perut Zeynep. Lalu mereka kembali berjalan
bergandengan tangan masih dengan perbincangan yang mesra. Saat masih berjalan
menyusuri pantai, tiba-tiba Zeynep berhenti dan melihat sebuah cermin kaca sama
seperti saat dulu Salim menyatakan perasaannya untuk pertama kali melalui
cermin tersebut. Zeynep berjongkok dan mengambilnya lalu tersenyum pada Salim.
Zeynep memandangi dirinya melalui kaca tersebut lalu tiba-tiba dia terdiam dan
histeris. Salim panik melihat Zeynep yang ketakutan dan bahkan menjatuhkan kaca
itu.
Zeynep yang berlumuran darah memandangi Salim dan seketika
saja dia langsung jatuh tak sadarkan diri. Salim memanggil-manggil nama Zeynep
sambil menangis meminta seseorang memanggil ambulans, semua orang berdatangan
menghampiri Salim yang panik. Semua keluarga tampak panik, Veysel menangis
memanggil Zeynep, Murat juga begitu, Elif dan Tugce ketakutan sedangkan yang
lainnya juga menangis. Melih meminta Salim tenang dan segera membawa Zeynep
kerumah sakit.
Sedangkan ditempat lain, Arzu segera menyembunyikan pistol
miliknya dan menyerahkan pada Erkut untuk disembunyikan. Erkut ketakutan namun
Arzu memaksa Erkut menyimpan pistol itu. Semua orang masih panik, Arzu datang
seakan tidak bersalah. Sadik datang memberitahu kalau mobil sudah siap, Salim
segera menggendong Zeynep menuju mobil. Semua orang mengikuti Salim.
Dirumahnya, Melek merasa bersedih, dia masuk ke kamar Zeynep
dan menyayangkan karena dia tidak bisa melihat Zeynep menikah. Melek menangis
dan tiba-tiba foto Zeynep, Salim dan Elif yang ada diatas meja terjatuh. Melek
mengambil foto itu dan menatap dengan perasaan cemas.
Salim menggendong Zeynep ke dalam mobil diikuti oleh Gulnur
dan juga Melih. Murat menarik tangan Veysel dan segera menuju mobil mengikuti
Salim kerumah sakit. Sedangkan Aliye meminta Ipek menghubungi Kenan namun Kenan
tidak bisa dihubungi. Elif dan Tugce tampak panik disamping Kiraz yang
memegangi mereka berdua. Saat semua orang panik didepan, Arzu kembali ke
halaman belakang untuk mengambil CD rekaman itu namun CD itu sudah tidak ada. Arzu
sangat kesal dan marah karena tidak menemukan CD itu.
Tugce berjalan sendiri masuk kerumah lalu tiba-tiba ada
seorang laki-laki memeganginya. Laki-laki itu tampak ramah dan menyapa Tugce.
Dia bahkan menghapus air mata Tugce dan mencium tangannya lalu berjalan pergi.
Tugce masuk kembali ke dalam dan bertemu dengan Kiraz serta Elif. Kiraz membawa
mereka naik ke atas menuju kamar sedangkan Erkut ketakutan jika sampai Kiraz
menemukannya bersembunyi disalah satu kamar diatas. Kiraz ternyata masuk ke
kamar dimana Erkut bersembunyi. Setelah beberapa lama didalam, mereka akhirnya
keluar menuju kamar mereka.
Ditengah perjalanan, Salim masih sangat panik berusaha
membangunkan Zeynep. Tak lama, Zeynep membuka matanya dan memanggil Salim. Melek
masih cemas dan berusaha menghubungi Salim dan juga Zeynep namun tidak bisa.
Melek lalu menghubungi Murat, Murat menjawab telponnya dan memberitahu Melek
kalau Zeynep tertembak. Melek sangat terkejut bahkan menjatuhkan ponselnya.
Dirumah Kenan, setelah semua orang pergi, Sadik kembali ke
halaman belakang mencari CD itu namun dia juga tidak menemukannya. Sadik panik dan bingung kemana perginya CD
itu.
Tak lama kemudian, Salim tiba dirumah sakit. Pihak rumah
sakit segera membawa Zeynep menuju ruang gawat darurat untuk ditindak segera.
Salim yang sangat panik akhirnya ditenangkan oleh Melih. Diluar Salim menangis
ketakutan sedangkan didalam, dokter dan perawat sedang berusaha menolong
Zeynep.
Erkut berhasil turun dan masuk ke gudang bahan makanan. Saat
merasa situasi sudah aman, dia berdiri dan ingin keluar, tanpa sadar Erkut
menjatuhkan pistol yang digunakan Arzu tadi saat menembak Zeynep. Saat Erkut
berlari keluar pagar rumah Kenan, diluar sudah ada laki-laki yang bertemu Tugce
sebelumnya berdiri dan melihat Erkut berlari ketakutan.
Selang beberapa lama, Aliye, Ipek dan Arzu tiba dirumah
sakit dan langsung menghampiri Salim. Salim menangis memeluk Aliye. Aliye
menyampaikan kesedihannya dan meminta Salim tenang. Ipek juga berusaha
menenangkan Salim, sedangkan Melih berbisik ditelinga Aliye seakan sedang
memperingatkan Aliye jika sampai ini adalah ulah Aliye. Arzu hanya diam saja
takut jika Melih mencurigai dirinya.
Saat Erkut berlari untuk segera meninggalkan daerah rumah
Kenan, datang mobil yang dibawa oleh laki-laki tadi. Dia berhenti dan
menawarkan Erkut tumpangan. Awalnya Erkut menolak namun setelah laki-laki itu
meyakinkan Erkut barulah Erkut naik ke mobilnya.
Setelah beberapa lama, dokter keluar dari ruangan dan
menyampaikan kalau mereka sudah berusaha menolong namun keadaan Zeynep masih
kritis dan belum sadarkan diri. Salim menangis histeris sedangkan Veysel yang
sudah ada disitu berjalan mendekati Salim dan marah dengan histeris pada Salim
seakan menyalahkan Salim atas apa yang menimpa anaknya. Melih menahan Veysel
dan menjauhkannya dari Salim. Salim semakin hancur hatinya, dia semakin
menangis sangat histeris. Aliye dan Ipek membawa Salim duduk dan berusaha
menenangkan Salim. Ipek juga ikut menangis melihat kesedihan kakaknya itu.
Tak lama, Melek tiba dirumah sakit dan langsung menghampiri
Salim. Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan Melek tentang bagaimana kondisi
Zeynep. Tiba-tiba perawat keluar membawa Zeynep menggunakan tempat tidurnya. Mereka
mengikuti Zeynep yang dibawa keruangan operasi. Setelah Zeynep masuk, Melek
menangis dan sangat marah. Dia tau pasti ada yang membuat Zeynep seperti itu,
dia berteriak marah lalu mengarah ke Arzu. Melek mendekati Arzu dan menarik
tangannya, Melek menuduh Arzu lah yang melakukan ini semua pada Zeynep. Arzu
hanya diam saja lalu Melek berjalan ke arah Aliye dan menanyakan hal yang sama
pada Aliye. Melek berteriak pada Aliye namun Aliye hanya diam dan tidak berkata
apa-apa.
Melek berteriak histeris dan akhirnya terduduk dilantai.
Ipek mendekati Melek untuk menenangkannya lalu Ipek memeluk Melek yang masih
menangis histeris. Didalam, proses operasi pada Zeynep masih berlangsung
sedangkan Melih dan Salim dipanggil polisi untuk diminta keterangan atas
kejadian penembakan terhadap Zeynep. Selang beberapa lama, Arzu meminta Aliye
untuk berbicara berdua. Mereka berjalan sedikit menjauh dari semua orang dan
berbicara dengan suara yang pelan. Sepertinya Arzu kembali mengancam Aliye dan
membuat Aliye terlihat kesal terhadap Arzu.
Salim dan Melih kembali ke tempat semua berkumpul dan
memanggil Arzu dan Aliye agar menghadap pada polisi untuk dimintai keterangan.
Mereka pun segera ke ruangan polisi dan memberikan keterangannya. Arzu memulai
aktingnya dengan menyebutkan alibi dimana dia saat terjadi penembakan. Saat
dimintai keterangan, Aliye ingat saat Arzu menghilang beberapa saat sebelum
terjadinya penembakan pada Zeynep. Namun Aliye menjawab kalau dia tidak melihat
apa-apa. Setelah selesai, Aliye dan Arzu keluar, Aliye berjalan menuju tempat operasi
Zeynep sedangkan Arzu mengatakan akan ke toilet terlebih dahulu.
Tak lama, Arzu berjalan menuju parkiran mobil dan bertemu
dengan laki-laki yang mengantarkan Erkut sebelumnya. Mereka tampak terlibat
perdebatan, laki-laki itu berbicara keras dan Arzu juga sangat keras. Laki-laki
tadi bahkan sempat mengancam keras Arzu membuat Arzu terdiam sejenak.
Semua keluarga masih menunggu proses operasi Zeynep, tampak
beberapa kali, perawat keluar masuk dengan wajah panik dan tergesa-gesa namun
dia tidak berkomentar apa-apa. Melek semakin panik, Salim pun begitu. Veysel
menangis menyesali apa yang dilakukannya selama ini pada Zeynep. Didalam
ruangan, dokter terlihat panik karena Zeynep kehilangan detak jantungnya.
Ditepi pantai, Zeynep yang terlihat ketakutan dan
histeris setelah bercermin tadi berjalan meninggalkan Salim. Zeynep berjalan
menuju ke tengah pantai tanpa mendengarkan Salim yang berteriak
memanggil-manggil namanya. Zeynep terus berjalan hingga ke tengah laut, Salim
menangis memanggil-manggil namanya hingga Zeynep jauh terombang-ambing ditengah
laut. Salim terduduk dan menangis melihat Zeynep sudah tenggelam jauh ke dasar
laut.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA