Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Seutas tali yang rapuh sudah terputus, ashoka akan menabrak tebing,
ashoka bergantungan pada sisa tali yang juga sama-sama rapuh dan akan
segera terputus, ashoka melihat kebawah ada banyak beberapa ular yang
sedang mendesis di bawahnya.
Ditempat sementara Bindusara, Chanakya
sedang menegur kecerobohan semua prajurit dan mengumpulkan mereka, dari
kejauhan Ulka memperhatikan gerak gerik mereka semua.
Chanakya bertanya kepada prajurit :” Kapan terakhir kalinya kalian melihat Raj Vaid?
Prajurit menjawab :”Terakhir kalinya, kami melihat Vaid bersama dengan
Ulka (Gadis beracun), sejak saat itu kami tidak lagi melihatnya”
Chanakya menegur kecerobohan semua prajurit::”Apa kalian ingin melihat
kejadian yang sama terjadi pada raja?”. “Satu orang sudah mengilang di
depan mata kalian, dan kalian semua sama sekali tidak mengetahuinya?”.
“kemananan harus segera ditingkatkan dengan lebih baik, sebelum hal
yang sama terjadi, apa yang akan kita lakukan jika kasus serupa terjadi
pada raja dengan apa yang sudah terjadi pada Vaid keamanan harus
diperketat, aku akan segera memutuskan prajurit mana yang akan menjaga
raja, aku ingin mengetahui nasib Raj Vaidya apapun yang akan terjadi
cari dimana dia atau kalian semua akan dihukum, berhati-hatilah”
Ulka masih mengawasi gerak-gerik cahanakya. Kilas balik ketika ulka
sengaja membunuh dengan sadis tabib yang mengobatinya ketika ia terkena
racun kalajengking.
Chanakya berfikir :’ Aku akan segera meminta
agar yang mulia Bindusra kembali ke Pataliputra malam ini, tempat ini
sudah tidak aman lagi untuknya”
Ulka berfikir :” Kesulitan ku karena
adanya Cahanakya, aku harus mengusirnya keluar sehingga aku dapat lebih
leluasa untuk mendekati Bindusara dan membunuhnya”
Ashoka masih
bergantung pada seutas tali yang sangat rapuh, sebentar lagi tali yang
mengait pada batu besar akan terputus, ashoka terus menarik tali,
runtuhan batu mengenai kepala salah satu ular, ular mencoba untuk
menyerang ashoka, ashoka berusaha untuk mengindar ia menempelkan kakinya
yang sedang terluka pada di dnding tebing, ia terus memanjat usahanya
sia-sia, tali terus menipis dan akan segera putus, gerombolan ular
kembali melata dan akan menyerang ashoka.
Di istana Magadha, semua
orang sedang berkumpul untuk melakukan puja, Shusima datang untuk
melakukan pemujaan, kaalatak mengatakan pada Shusima :” Parajurit masih
belum kembali, bukankah mereka ditugaskan untuk membunuh semua para
Biarawan?”
Shusima hanya menggeleng, Shusima mengatakan pada kaalatak :”Mengapa mereka semua datang terlambat Mahaamdya?”
Kaalatak :”Itu karena rute perjalanan mereka penuh dengan tantangan, mungkin mereka sedang terjebak disuatu tempat”
Shusima bertanya tentang Ashoka pada salah satu pelayan
Pelayan menjelaskan kepada shusima :” Kami tidak melihat pangeran ashoka sejak tadi pagi”
Shusima meminta agar kaalatak membawa semua anggota keluarga pergi ke
kakamar ashoka. Kaalatak mengumumkan keinginnya itu di depan semua
anggota kerajaan. Cahru, rani dharama dan ibu suri Helena pergi.
Kembali pada ashoka, tali sudah terputus, perlahan-lahan ashoka mulai
terperosok, ashoka masih berusaha agar dirinya tidak terjatuh ia
berpegangan pada bebatuan. Dua ekor ular melata dan saling menyerang
satu sama lain. Dengan perlahan, ashoka memanjat tebing, akhirnya ia
sampai diatas, ashoka berjalan pincang, ia terus memegangi kakinya yang
terluka.
Di koridor istana, shusima sangat geram ia berjalan menuju
kamar ashoka, shusima sampai didepan pintu kamar ashoka yang tertutup
rapat dan terkunci
Shusima bertanya kepada prajurit : “ Apa ashoka berada dikamarnya?”
Prajurit menjawab :” Tidak tahu, sejak tadi kami hanya berjaga di sini”
Satu orang prajurit diminta Shusima untuk mengetuk pintu kamar ashoka
Prajurit :’Pangeran ashoka… pangeran, apa kau berada didalam segeralah buka pintunya”
Shuisma berfikir :”Kebenarannya adalah ashoka memang benar berada
diluar istana, sebelum semua orang tahu, jika memang hal itu benar aku
akan segera mengsuirnya dari istana, ia betul-betul sangat membantu ku”
Semua anggota keluarga (Helena, Cahru dan Rani dharma) bersama dengan prajurit datang ke depan pintu kamar ashoka.
Dewi dharma bertanya kepada shusima :”Mengapa kau memanggil kami semua ke sini, beritahu kami shusima?”
Shusima :” Ashoka sama sekali tidak membuka pintu kamarnya”
Dharma :’Apa?”
Semua orang kaget mendengar shusima
Helena :” Kau harus melakukan pemujaan havan, ini tidak akan bisa dimulai tanpa kehadiran ashoka”
Shusim :” Aku tidak bisa mentolerir jika memang ashoka keluar dari istana saat ini”
Dewi Dharma mencoba untuk mengetok kamar ashoka, tapi ia pun sama
sekali tidak mendapatkan jawaban “ashoka putraku ini ibu, bukalah pintu
kamar mu”
Kaalatak, shusima dan cahru mulai tersenyum dengan licik
Ashoka masih dalam perjalanannya untuk kembali ke Patali putra. Ashoka
bersembunyi dibalik pepohonan dan ia melihat para prajurit sedang
menjaga keamanan dengan sangat ketat diluar gerbang istana.
Ashoka
berfikir :” Tidak mungkin untuk sampai, mereka semua disini, aku harus
melakukan sesuatu, aku harus kembali kesana sebelum pemujaan havan
dimulai”
Ashoka melihat beberpa ekor kuda, ia berlari pelan-pelan
dan melepaskan dua ekor kuda, parjurit menyadari dua ekor kudanya
terlepas, prajurit lain memeriksa keadaan kuda mereka. Ashoka
memanfaatkan keadaan dengan mengambil alih semua perhatian prajurit pada
kuda mereka, semua prajurit sibuk memeriksa sisa kuda yang tersisa.
Dharma masih meminta agar ashoka mau membuka pintu kamarnya
Shusima mengambil keputusan :” Pintu harus segera dobrak dengan paksa”
Ashoka mulai memanjat dinding dengan seutas tali menuju jendela
kamarnya. Di depan pintu kamar ashoka dua orang prajurit masih sedang
berusaha untuk menjebol pintu kamar ashoka
Dengan napas yang terangah-engah ashoka berhasil mencapai dinding jendela
Shusima sangat berharap pada dewa bahwa ashoka benar-benar tidak ada di kamarnya.
Kemudian prajurit berhasil untuk mendobrak pintu kamar ashoka, tempat
tidurnya kosong, shusima dan semua anggota keluarganya masuk ke dalam.
Rani dharma sangat cemas ia terus menangis dan terus memanggil nama
ashoka.
Shusima mendekati jendela yang terbuka, ia memeriksa keadaan diluar istana prajurit ketat berjaga keamanan diluar istana.
Shusima berfikir :” Tidak diragukan lagi, ashoka sepertinya keluar dari jendela ini”
Dharma terus memanggil ashoka :” Ashoka putra ku .. dimana kau nak”
Mereka semua mendengarkan suara gemericik air secara bersamaan, ashoka keluar dari bak pemandiannya semua orang terkejut
Ashoka melangkah keluar dengan tubuh yang masih basah
Ashoka :”Ada apa bu?”
Dharma :”Jika kau memang berada di dalam, mengapa kau tidak menjawab dan membuka pintu kamar mu?”
Ashoka betalasan :” Aku sedang mandi dan bersiap-siap untuk pemujaan
havan bu, aku sama sekali tidak mendengar suara yang memanggil ku”
Ashoka bertanya kepada saudara tirinya :’ Mengapa kau terlihat begitu
sangat cemas, kau berfikir aku akan lari?”. Bagaimana aku bisa melarikan
diri ada begitu banyak prajurit diluar sana mereka akan terus
memperhatikan dan mengawasi ku dengan seksama”
Shusima berkilah :” Aku kakakmu, aku sangat peduli kepada mu”
Ibu suri Helena meminta agar semua menuju pemujaan, mereka semua pergi
Ashoka memberikan alasan :” Bu, aku akan memakai baju ku dulu”
Semua orang pergi dari kamar ashoka
Ashoka mengambil dan memberskan pakian serba hitamnya yang ia
sembunyikan, jalannya masih pincang, ia bersiap-siap untuk melakukan
pemujaan dan mengganti pakiannya
Di tempat pemujaan, pandit sedang
membacakan mantra puja havan. Shusima terus melirik dan memperhatikan
ashoka. Mereka semua melakukan puja bersama-sama.
Ibu suri Helena
mengatakan kepada cahru :” Jika raja Cahdragupta Maurya masih hidup, ia
pasti akan sangat senang melihat ke empat cucunya sedang bersam-sama,
khsusnya ketika ia melihat salah satu cucunya akan membuatnya menjadi
bangga karena di masa depannya ia akan menjadi seorang raja”
Dharma tersenyum
Ashoka berfikir : “Hari ini aku mendapatkan doa dari pandit, aku sangat
menyadari tentang semua tanggung jawab yang sangat besar, bahwa kami
memiliki saudara, amanat anda memberikan kami rasa tanggung jawab untuk
tetap menjaga agar india tetap bersatu”
Pendeta menyatakan kepada semua :” Yagya sudah berakhir”
Ashoka merasa sakit ketika ia bangun
Shusima bertanya :” Ada apa ashoka?”
Shusima dengan sangat tajam memperhatikan semua gerak-gerik ashoka.
Ashoka berjalan pincang saat dia meminta berkah
Dharma bertanya pada ashoka :”Apa kau baik-baik saja?”
Ashoka hanya mengangguk
Kaalatak memanggil shusima dan berbicara tentang beberapa hal.
Di tempat sementara Bindusara, cahankya berbagi rasa keklhawatirannya dengan yang mulia Bindusara. Bindusara mengetahui bahwa chanakya sangat khawatir tentang kehadiran Ulka.
Bindu :”Mengapa ia menyelamatkan aku jika ia akan menyakiti ku?”
Ulka datang dengan senyuman wajah yang manis dihdapan chanakya dan
bindusara dengan membawakan makanan, ketika raja ingin memakan chanakya
menghentika Bindusara agar tidak memakannya
Chanakya memanggil agar
prajurit mencicipi makanan sebelum di sajikan untuk Bindusara, prajurit
mencicipi terlebih dahulu makanan.
Cahankya :” Aku memegang tanggung jawab untuk keselamatan mu”
Parjurit megatakan :’ Raja bisa memakannya, semua baik-baik saja”
Prajurit pergi
Bindusara meminta cahanakya untuk bersantai.
Ulka mengawasi mereka dari kejauhan di luar tempat mereka
Ulka berfikir :” Acarya Chanakya, kau tau dengan baik siapa diri mu dan
aku pun tahu tentang strategi ku itu merupakan hal yang sangat berbeda”
Di ruangan persidangan, shusima terkejut ketika mengetahui bahwa hanya ada satu orang yang menyelamatkan semua para Biarawan.
Shsuima :” Lalu kalian semua menerima kekalahan dan melarikan diri?”. Kau harus mencari siapa dia”
Ingatan prajurit memperkenalkan tentang nama Agradoot”
Kilas balik ketika prajurit melihat wajah ashoka dengan jelas ketika
penutup wajahnya terlepas, dan prajurit menebaskan pedang pada kaki
ashoka
Prajurit menjelaskan pada shusima :” Tapi sekilas, aku
melihat wajahnya ketika penutup wajahnya terlepas, aku memiliki kerhuan
jika orang itu adalah pangeran Ashoka”
Parjurit mengatakan tentang
taktiknya kertika itu “ Aku memang sengaja menyakitinya dengan
menggunakan pedang ku, jika memang ia pangeran ashoka maka ia pun akan
memiliki luka yang sama pada kakinya”
Shusima bertambah geram dan kesal :’Aku tidak akan pernah mau memaafkan ashoka jika hal itu memang benar”
Perecap : shusima datang menemui dharma dan bertanya tentang ashoka,
dharma tidak mengetahui apapun tentang ashoka, shusima ngotot untuk
tidak pernah memaafkan ashoka, di kooridor istana shusima bertemu dengan
ashoka, shusima menuntut Ashoka agar ia memerikasa kakinya, ashoka
duduk dan menunjukkan lukanya.
#Made, 14 Oktober 2015
DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV