http://navya07.blogspot.com
Dalam perjalanannya mencari Meera Ma, Pangeran Pratap & Raj Purohit mampir kesungai terlebih dahulu utk beristirahat, selama istirahat itu mereka masih membahas soal Meera Ma “Apakah paman Bojhraj mencintai orang lain, kalau benar begitu, itulah mengapa paman menyuruh Meera Ma utk semedi” ujar Pangeran Pratap “Tdak, pangeran, Raja Bojhraj sangat mencintai Meera Bai tapi orang lain dari pihak keluarga telah menghasutnya, hingga akhirnya Raja Bojhraj memata-matai Meera Bai” ujar Raj Purohit
Diceritakan kalau dulu Udha Bai (saudara sang raja) meracuni terus pikiran Raja Bojhraj dgn mengatakan kalau Meera Bai punya selingkuhan, karena setiap malam Meera Bai selalu menemui selingkuhannya itu dikuil & ngobrol sepanjang malam, karena tdak percaya, akhirnya Raja Bojhraj mencoba utk memata-matai Meera Bai. Persis pada tengah malam, seperti biasa Meera Bai selalu memasuki kuilnya yg dibuat oleh suaminya, dari belakang Raja Bojhraj mulai mengikuti Meera Bai, awalnya Raja Bojhraj ragu-ragu namun Udha Bai mengajaknya utk mendengarkan apa yg dibicarakan oleh Meera Bai dgn selingkuhannya itu, dari balik pintu Raja Bojhraj & Udha Bai bisa mendengarkan kalau Meera Bai seperti sedang bercakap-cakap dgn seseorang, kemudian Raja Bojhraj langsung mendobrak pintu kuil tersebut & tiba-tiba ada sinar yg sangat terang yg menyilaukan pandangan mata mereka berdua dgn sebuah siluet yg menggambarkan Dewa Khrisna, sedangkan Meera Bai masih terus berdoa dgn khusuk, Raja Bojhraj merasa malu atas apa yg diperbuatnya & memohon ampun pada Dewa Khrisna, namun tdak bagi Udha Bai.
Sementara itu dikerajaan Mewar, Ratu Jaywanta & Ratu Sajja juga
sedang membahas soal Meera Bai “Kak Ratu Jaywanta, apakah Raja Bojhraj
percaya setelah melihat Dewa Khrisna?” tanya Ratu Sajja “Saat itu Udha
Bai terus menghasut & meracuni pikiran Raja Bojhraj, hingga akhirnya
Raja Bojhraj memutuskan utk berbicara dari hati ke hati dgn Meera Bai
kemudian Bojhraj memerintahkan Meera Bai utk pergi dari istana &
melakukan jal samadhi (menenggelamkan dirinya disungai)
Udha Bai
sangat benci pada apa yg dilakukan oleh Meera Bai, Udha Bai selalu
menyiksa Meera Bai, suatu hari Udha Bai menemui Meera Bai dikuilnya
& memecahkan persembahan yg sudah disiapkannya utk Dewa Khrisna,
ketika Meera Bai hendak membersihkannya, Udha Bai malah menginjak tangan
Meera Bai hingga Meera Bai merintih kesakitan, Udha Bai sangat puas
bisa menyiksa Meera Bai. Udha Bai akhirnya berhasil memaksa Raja Bojhraj
utk mengusir Meera Bai dari istana, Meera Bai pergi dari istana Mewar
dgn patung Dewa Khrisna ditangannya, Udha Bai sangat senang & puas
melihat kepergian Meera Bai, sementara ibu kandung Raja Uday hanya bisa
menangis melihat kepergian Meera Bai, Meera Bai pergi kesungai utk
melakukan jal samadhi. Sinopsis Mahaputra Episode 162
Jalal yg saat
itu juga dalam perjalanan menemui Meera Ma, masih membahas soal Meera Ma
bareng Tansen “Apa kamu bilang? Meera Ma melakukan jal samadhi? Kalau
begitu dia sudah meninggal sekarang?” ujar Jalal sambil menaruh
belatinya dileher Tansen “Jadi kau mau mengajak aku utk bertemu dgn
seseorang yg sudah meninggal, Tansen?” ujar Jalal “Ketika dia akan mati
dgn menenggelamkan dirinya disungai, Meera Ma melihat Dewa Khrisna &
Dewa Khrisna berkata datanglah ke Vrindavan, Yg Mulia” ujar Tansen
Saat
itu Meera Bai sudah siap hendak menenggelamkan dirinya kedalam sungai
bersama patung Dewa Khrisna yg dibawanya seperti yg diperintahkan oleh
suaminya, ketika kakinya menginjak kedalam sungai, lonceng-lonceng
dikuil Meera Bai berdentang keras, tiba-tiba ketika Meera Bai hendak
menenggelamkan dirinya kedalam sungai, ada sebuah suara yg memanggil
Meera Bai dari belakang, ketika Meera Bai menoleh ternyata sebuah sinar
yg menyilaukan dgn siluet Dewa Khrisna, Dewa Khrisna mengajak Meera Bai
utk pergi ke Vrindavan, desa dimana Dewa Khrisna tumbuh hingga dewasa
Sementara
itu, saat itu Pangeran Pratap sudah sampai disebuah desa bareng Purohit
“Kamu tahu pangeran, bagi orang biasa tdak mungkin bisa melihat sinar
Dewa Khrisna tapi hanya Meera Ma yg bisa melihatnya” ujar Purohit “Itu
benar-benar kabar yg sangat luar biasa utk didengar, Purohit” ujar
Pangeran Pratap, tiba -tiba ada seorang anak kecil yg mendekati kuda
Pangeran Pratap, Pangeran Pratap mencoba mengajak anak kecil itu utk
melihat kudanya lebih dekat dgn menggendongnya, anak kecil itu sangat
senang sekali.
Diceritakan setelah tdak jadi menenggelamkan dirinya
disungai, Meera Bai pergi ke Vrindavan juga ke Dwarika, Meera Bai terus
menganggung-anggungkan Dewa Khrisna dgn lantunan lagu-lagunya yg merdu
& lama kelamaan pengikut Meera Bai pun semakin hari semakin
bertambah.
Sinopsis Mahaputra Episode 162
Sementara itu Jalal
& Tansen masih terus memacu laju kudanya dgn kencang, “Yg Mulia, aku
mohon pelankan sedikit kudamu, kau memacunya sangat kencang sekali”
ujar Tansen namun Jalal tdak menggubrisnya, Jalal terus memacu kudanya
dgn kencang, tepat pada saat itu ketika Jalal & kudanya sudah
memasuki desa dimana Pangeran Pratap juga sedang beristirahat disana,
anak kecil yg digendong Pangeran Pratap tadi sedang menyebrang jalan,
sementara Jalal sedang memacu kudanya menuju keanak kecil tersebut,
semua orang tegang & panik, Pangeran Pratap yg juga melihatnya
segera menyelamatkan anak kecil tersebut dari kuda Jalal seraya berkata
“Jika kau tdak bisa mengontrol laju kudamu, lebih baik jangan naik
kuda!” bentak Pangeran Pratap lantang “Heiii! Siapa kau yg berani
beraninya mengatakan seperti itu padaku?” bentak Jalal dari atas
kudanya.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 163
DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV