http://navya07.blogspot.com
Dikerajaan Mewar, Raja Uday masih menceritakan pada Pangeran Pratap & kedua istrinya yakni Ratu Jaywanta & Ratu Sajja tentang kakak iparnya Meera Bai ketika dirinya masih kanak kanak “Keterikatan antara kak Meera Bai dgn Dewa Khrisna itu sangat kuat” ujar Raja Uday “Lalu bagaimana tindakan paman Bojhraj terhadap Meera Maa, ayah?” sela Pangeran Pratap “Kakakku itu sangat menghormatinya & Dewa Khrisnanya, mereka berdua saling menghargai satu sama lain tapi mereka tdak hidup bersama layaknya pasangan suami istri”
Raja Uday teringat bagaimana Meera Bai mengurus semua keperluan suaminya sehari hari hingga tidur namun tdak menemaninya tidur, setelah semua urusan rumah tangga selesai Meera Bai segera melakukan peribadatan untuk Dewa Khrisna, tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri mereka & mengabarkan kalau Purohit telah datang & ingin bertemu dgn Raja Uday, Raja Uday segera menyambut kedatangan Purohit “Semua orang tahu kalau pangeran Pangeran Pratap ingin pergi bertemu dgn Meera Ma tapi lebih baik biarkan dia pulang dgn sendirinya” ujar Purohit “Kalau begitu, aku akan pergi menemuinya dgnmu, brahmana” pinta Pangeran Pratap, Raja Uday juga menceritakan kalau kakaknya telah membangunkan sebuah kuil untuk istrinya itu, Meera Bai “Aku sangat menghargai kak Bojhraj karena dia telah membangun kuil itu didalam benteng Chittor, Meera Ma sangat percaya pada dirinya sendiri kalau kuil itu adalah rumahnya” ujar Raja Uday “Betapa pedulinya kak Bojhraj sebagai suami pada saat itu pastinya” ujar Ratu Jaywanta “Jadi kamu pikir aku ini suami yg jahat begitu? Jika kamu menganggap aku ini sebagai suami yg jahat maka aku minta maaf” ujar Raja Uday
Sementara itu dikerajaan Mughal, di Agra, Jalal meminta restu pada ibu kandungnya, ibu suri Hamida karena dirinya telah siap pergi untuk bertemu dgn Meera Ma, ibu suri Hamida memberikan nasehat sedikit pada Jalal, begitu pula Maham Anga yg juga menemui Jalal saat itu. Dikerajaan Mewar, Pangeran Pratap juga telah siap hendak pergi mencari Meera Ma dgn menyamar sebagai rakyat biasa ditemani oleh Purohit “Sekarang aku bukanlah raja!” ujar Pangeran Pratap yg telah siap berangkat dgn kudanya setelah meminta restu & tilak dari ibunya, Ratu Jaywanta & Ratu Sajja. Sinopsis Mahaputra Episode 161
Saat itu Jalal juga sudah siap dgn kudanya dgn menyamar sebagai rakyat biasa pula dgn kudanya, ditemani oleh Tansen & Shamsudhin “Yg Mulia, apakah kau kira aku ini takut pada kematian?” tiba-tiba Tansen bertanya demikian ketika mereka hendak berangkat “Tdak! Aku tdak takut karena aku percaya pada Meera Ma, bhaktinya Meera Ma akan berdiri dihadapan jiwamu, Yg Mulia” ujar Tansen lagi
Sementara itu di kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta meminta pada Ratu Sajja untuk menaruh tiga thali dikamar, namun Ratu Sajja menolak karena saat ini cuma ada 2 thali yg bisa ditaruh dikamar. Dalam perjalanan menuju ketempat Meera Ma, Pangeran Pratap sangat bersemangat seandainya bisa bertemu dgn Meera Ma “Aku sangat bahagia kalau bisa bertemu dgn Meera Ma” ujar Pangeran Pratap “Kalau kamu bisa mengajak Meera Ma pulang keistana Mewar maka kamu akan mencatat sebuah sejarah, pangeran” ujar Purohit
Sinopsis Mahaputra Episode 161
Sementara itu Jalal & rombongannya
sudah hampir sampai di Mewar, dari kejauhan Jalal bisa melihat
keindahan benteng Chittor “Kenapa kita pergi jauh dari daerah kita
sendiri?” tanya Jalal “Ini adalah daerah musuh, Yg Mulia” ujar
Shamsudhin ”Karena anda ingin pergi bertemu dgn pengantin dari kerajaan
Mewar” sela Tansen “Subhanallah, bagus sekali benteng itu” ujar Jalal yg
terkagum-kagum pada benteng Chittor
Di kuil Meera Bai yg dibangun
oleh suaminya untuk Meera Bhai didalam benteng Chittor, saat itu Ratu
Jaywanta sedang berdoa untuk Dewa Khrisna, tak lama kemudian Raja Uday
memasuki kuil tersebut seraya berkata “Ratu Jaywanta, kamu telah
mendekorasi kuil ini persis seperti yg Meera Ma biasanya lakukan” Ratu
Jaywanta yg telah selesai berdoa segera melirik kearah suaminya “Kenapa
kau memanggil aku?” ujar Raja Uday lagi, Ratu Jaywanta hanya tersenyum
& berkata “Kemarilah, Rana Ji, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu”
ujar Ratu Jaywanta sambil hendak menarik tangan suaminya untuk diajak
melihat suatu tulisan didinding, namun tiba-tiba langkahnya terhenti,
Ratu Jaywanta kikuk & serba salah didepan Raja Uday karena telah
menggeret tangan Raja Uday, namun Raja Uday bisa mengerti kemudian Raja
Uday yg menggenggam tangan Ratu Jaywanta, mereka berdua membaca sebuah
tulisan yg terpahat didinding kuil “Ini adalah bagian pertama kisah
tentang Meera Ma & bagian yg lain adalah ketika dia menerima
berbagai macam penghinaan, apakah dia bisa melupakan semua itu?” ujar
Raja Uday.
DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV