Artikel keren lainnya:
http://navya07.blogspot.com
Masih
di Halaman Istana Maghadha pertandingan pada perayaan Janhatsmi sudah
selesai dilakukan, Shusim dan Siamak datang ke podium untuk menemui dan
memeluk orang tua mereka masing-masing Ashok tertengun melihat kekompakan Shusim dan Siamak Khurasan tersenyum masam,Helena tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang sangat rapih Shusim dan siamak datang menemui Samarat Bindusar Shusim dan siamak menyuapkan mentega pada Bindu mereka sangat bahagiaBindu
memberkati anak-anak mereka dan menyuapkan mentega pada mereka, Drupat
datang pada Samarat, ia pun ikut untuk menyuapkan mentega pada Bindu.
Semua orang terlihat sangat bahagiaCahru tersenyum sangat bahagia,raut wajah Noor masih cemberutSiamak
datang menemui Helena dan menyuapkan mentega padanya, dengan bergantian
Helena pun menyuapkan mentega pada siamak, Helena memeluk siamak dan
mengecupnya dengan rasa haru.Samarat memeluk ketiga anaknya dengan penuh rasa hangat diatas podium, mereka tertawa dan sangat bahagia.Ashok
menoleh pada ibunya yang sejak perayaan Janhatsmi yang sudah berdiri di
koridor istana dan menyaksikan pertandingan mencuri mentega di halaman
istana. Ashok tersenyum pada Dharma, ia pergi untuk menemui Dharma di
koridor istana dan menyuapkan mentega pada ibunya, Ashok meminta berkat
pada ibunya ia mengusap air matanya dan pergiChanakya tersenyumAshok pergi ke podium untuk menemui Bindu Bindu mengatakan pada Ashok :” Kau telah membuat perayaan Janmashtmi ku sangat istimewa” Bindu tersenyum dan memberkati Ashok Dharma yang masih berdiri, ia menyaksikan pemandangan yang sangat mengharukan ia tersenyum bahagia dan juga sekaligus terharu.Distana Magadha sudah malam, matahari
sudah berganti dengan sinar bulan yang sangat terang dan sangat indah.
Ashok berjalan sendiri di koridor istana ia memeperthatiak seluruh
ruanga, n tidak ada siapapun disana.Murid chanakya berbicara pada chanakya :” Ini sudah sangat tterlambat, kita harus meninggalkannya
”
Chanakya
hanya mengangguk dan tersenyum, ia melihat kedatangan Ashok, Chanakya
melihat kedatangan ashok dan melempar selembar kertas yang ia lipat..
Rhada dan Chanakya pegi
Ashok menghampiri kertas yang terlipat itu dan mengambilnya dengan sangat ragu-ragu.
Kertas itu kosong tidak ada tulisan apapun didalamnya untuk ia baca
Tetapi khurasan muncul dengan tiba-tiba dengan cepat mengambil kertas dari tangan Ashok
Ashok sangat panik, ia berusaha untuk meminta kertas itu pada khurasan, khurasan menolak untuk memberikannya
kertas itu di rebut ooleh kurasan dari tangan ashok
khurasan bingung membuka lipatan kertas : ”Apa yang tertulis ?”
Khurasan :” Kertas apa ini?”,
Khurasan menyobek kertas yang Ashok dapat dari chanakya, ia ingin membuangnya tetapi ashok menghalanginya.
Ashok :”Berikan surat itu pada saya, saya akan membuangnya ke tempat sampah”
Khurasan : “ Apa yang akan anda lakukan, bukankah anda akan datang untuk menemui Dharma dan juga putranya?”
Ashok
:” Tidakah anda ingat, ketika putra Dharma memukuli saya?”. “Biarkanlah
mereka tenang, seharusnya mereka tidak meragukan saya, tapi jika anda
bersama dengan saya, saya akan menemui Dharma dan juga putranya
sekaligus akan memberitahukannya kepada Bindu tentang keadaan mereka”
Khurasan
pergi dan ia setuju, ashok menggabungkan sobekan kertas itu dan ia
tersenyum dan mengatakan :" Sekarang kau sudah benar-benar masuk pada
perangkap dan jebakan chanakya, dan kau akan mengemis kepada kami untuk
pengampunan mu dan Bindu akan tahu bahwa selama ini kalulah yang
berusaha untuk memisahkan ayah dan ibuku, Mir khurasan akan membalas
setiap perlakuan yang sudah ia lakukan pada ibu ku dan aku akan membawa
kebenaran itu dihadapan samarat"
Khurasan datang ke kamar pribadi Helena, Noor ada disana
Khurasan ia berkata pada Helena : “Ashok telah dipukuli oleh Dharma dan juga putranya”
Helena : “ Anda sama sekali tidak melihat wajah mereka, bisa saja ini hanya jebakan untuk anda”
Khurasan :”Jika itu memang Dharma, tentu ashok tidak akan pernah mau untuk menyakiti dirinya sendiri”
Helena :” Tapi aku merasa Chanakya ada dalang dibalik semua ini?”
Noor
berbicara pada Helena :” Apa anda memiliki bukti, sehingga anda dapat
berpendapat meragukan bahwa chanakya memang terlibat bersama dengan
Ashok?” Noor melanjutkan pembicaraannya : “Apa anda mendengarkan
chanakya berbicara?”
Helena
sedang duduk ia tertengun dan diam, ia mengingat ketika Chanakya datang
untuk menemuinya di kamarnya, Helena mengingat ucapan Chanakya ketika
ia datang menemuinya dikamarnya, ia mengingat ucapan Chanakya ketika
datang menemuinya “ Anda telah membuat Perangkap disekitar Bindu, dengan
demikian Bindu akan percaya bahwa dharma dan putranya penghianat”
Helena
juga mengingat bagaimana Chanakya merebut dokumen catatan milik Vrasha
dan kemudian Chanakya dengan sangat santai berbicara di depan semua
orang dipengadilan, ketika ia membacakan catatan dokumen milik Vrasha,
Helena
mengatakan dengan rasa curiganya :" Ketika Chanakya membacakan isi
catatan analis itu, aku melihat dengan sangat jelas bahawa chanakya pun
bermain kode mata dengan Ashok”
Helena
pun kembali menyatakan semua keyakinan dan rasa curiganya pada khurasan
dan Noor :" kita harus segera untuk memeriksa isi catatan itu, mungkin
dengan begitu kita akan mendapatkan sesuatu didalamnya”
Khurasan bertanya : “Dimana catatan itu?”
Noor
pun mengingat ketika Bindu membungkus catatan milik Vrasha dengan kain
merah dan menaruhnya dokumen catatan itu di lemari kamarnya, Noor berada
dibelakang samarat dan menyaksikan bahwa samarat menaruh catatan itu
dikamarnya dan Noor memberi tahu pada Khurasan bahwa dokumen catatan
milik Vrasha itu berada dikamar Samarat Bindusar.
Helena : “Khurasan akan membawa catatan itu dari kamar Bindu untuk kami, aku tidak percaya dengan orang lain”
Khurasan
bertanya kepada Helena :” Bagaimana caranya agar saya pergi ke kamar
Bindu dan mengambil catatan milik analis vrasha itu?”
Helena :” Serahkan pada saya, saya bisa melakukan apapun untuk mengetahui rahasia dari Chanakya dengan Ashok”
Part II
Di
kooridor Istana Ashok melihat cahaya lampu lilin dan Ashok datang untuk
mendekati lilin dan menaruh kertas itu diatas api, dengan
perlahan-lahan sobekan kertas itu menimbulkan tulisan di masing-masing
sobekan kertas , Ashok membaca isi sobekan surat itu.
Shusim
dan charu masih berdebat dikamar, cahru sangat kesal dengan tingkah
laku shusim saat pertandingan berlangsung shusim, charu tetap pada
pendiriannya dan membujuk agar shusim dan ahenkara berbaikan dengan
Ahenkara,
mendengat ucapan Charu, Shusim marah,
Charu
kembali untuk menyakinkan shusim :” Aku dan Niharika sudah menyetujui
pernikahan itu, jika kau tidak menikahi ahenkara, Siamak akan menikahi
ahenkara dansamarat akan memberikan tahta padanya, sementara itu ashok
akan tetap membawa Dharma dan putranya ke hdapan Bindu”
Shusim tertengun kemudian ia akan meyakinkan ibunya, ia tersenyum dengan sangat licik
Diistana
maghada, pagi telah tiba, di halaman istana Drupat sedang berlatih
pedang dengan prajurit dengan sangat lincah ia menunjukan aksinya pada
Bindu dan juga shubarasi, Drupat berhasil di kalahkan oleh prajurit, ia
terjatuh dan berteriak kesakitan, shubarasi sangat ketakutan ia sangat
khawatir “Drupat”, samarat memegang tangan shubarasi dan Bindu
menghalanginya,Shubarasi
terus menangis ia meminta agar Bindu meepaskan tangannya tapi Bindu
memberikan pengertian pada Shubarasi bahwa drupat anak laki-laki, ia
juga seorang pangeran ia pasti kuat, Shubarasi terus memohon kepada
samarat :"Ia masih begitu kecil, kau tidak tahu perasaaan seorang ibu,
ia tidak dapat melihat ketika anaknya kesakitan terlebih karena luka
kecil, ijinkan aku untuk menolongnya, aku sangat menghawatirkan putra
ku"
Shubarasi
terus memohon kepada Bindu, Bindu mengatakan pada Shubarasi :" jangan
membantunya, dia seorang pangeran dan akan memikull tanggung jawab
sebagai seorang pria sejati, semua halangan dan rintangan akan datang
menghampririnya,
ia terjatuh dan mengalami luka kecil itu belum seberapa saat ia akan
menghadapi taktik dari para musuh, kita harus membiarkannya bbertumpu
pada kedua kakinya, Drupat harus berusaha biarkan dia berusaha dengan
kemampuannya sendiri, rasa sakit akan membuatnya tumbuh menjadi pria
yang tangguh".
Drupat
masih terjatuh dan tersungkur memegang lututnya, Drupat masih
kesakitan, Dharma pun melihat dan tidak tega, Dharma sangat sangat
menghawatirkan Drupat ia pun menangis,
Bindu
masih memberikan pengertian pada Shubarasi lalu ia melepaskan genggaman
tangannya pada shubarasi, prajurit meyakinkan drupat agar ia harus
berusaha untuk bangkit, perlahan-lahan Drupat bangkit dan bangun dan
kembali melanjutkan latihannya dengan prajurit ia bersalto dan kembali
beraksi melanjutkan latihan pedangnya bersama dengan prajurit.
Dharma
menangis dan pergi dari sana, Dharma datang kekamarnya ia menahan
isakan tangisannya dan duduk ditempat tidurnya, ashok datang untuk
menampung air mata ibunya, tanpa Dharma sadari Ashok sudah berada
dihadapannya dam memperhatikan isak tangis ibunya yang sangat menayat
hati.
Ashok bertanya kepada ibunya :” Apa yang terjadi bu?”. Mengapa ibu menangis, apa ada orang yang berbicara kasar padamu?”
Dharma menggelengkan kepalanyaAshok
terus menghawatirkan ibunya dan ia pun kembali bertanya :”Ceritakan bu,
apa yang sebenarnya terjadi?” “Saya tdiak bisa melihat ibu terus
menangis?”Dharma
mengatakan pada Ashok dengan isak tangisannya : “ Ketika aku
mendengarkan Bindu dan Shubarasi berbicara dikoridor istana, aku
menyadari untuk pertama kalinya, aku bukanlah ibu yang baik”Ashok
:” Tidak, bagi Kau ibu terbaik di dunia, aku selalu berdoa agar ibu
selalu bersama dengan ku dan melindungu ku, ibu sudah membesarkan ku
seorang diri, ibu pun sudah begitu banyak menanggung penderitaan dan
membuatku selalu nyaman”Dharma
: “ Sampai saat ini pun saya masih melindungi mu nak, saya ingin
memberitahukan sesuatu padamu, saya tidak pernah mengatakan ini
sebelumnya pada mu saya telah memendamnya selama bertahun-tahun dan
menyembunyikann
ya dari mu , kau harus tahu, kau bukan seperti anak pada umunya”
Ashok menyelak pembicaraan ibunya :” Saya pangeran”
Dharma terkejut mendengar ucapan Ashok
PRECAP- Pelayan datang untuk menemui Bindu, ia mengatakan : “ Noor ingin berbicara dengan Anda, Bindu pergi
Khurasan datang di kamar Bindu dan mengambil catatan Vrasha dari sana.
Khurasan
membuka pembungkus catatan itu dan membawanya pergi, dikamar Helena,
sorang pandit datang diundang untuk membacakan catatan dari Vrasha,
catatan itu bertulisakan bahasa sansekerta murni.
Noor,
khurasan dan Helena mendengarkan pandit membacakan catatan Vrasha
“Bindu pernah menikahi seorang gadis di Camphanagri, gadis itu seorang
anak dari Brahmana…..
Khurasan dan Noor tertengun
DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV