Aakash: Kau tidak boleh menyerah. Kau adalah putri dari ibu Ichcha yang
tidak pernah menyerah dalam hidupnya. Nani Damini sangat mempercayaimu.
Setiap kali kau merasa lemah ingatlah selalu kata2 Kakekmu, siapa yang
mencoba tidak akan kalah. Kau tidak boleh menjadi lemah seperti ini.
Kalau kau seperti ini, bagaimana bisa aku tetap berdiri tegar?
Meethi akhirnya berdiri dan mendekati Aakash.
Meethi: aku tau itu dan aku juga berusaha untuk mengerti, tapi entah
kenapa aku menjadi lemah. Aku tau aku tidak bersalah tapi aku tidak
punya bukti.
Aakash mencium wajah Meethi.
Aakash:
Kebenaran tidak butuh bukti. Kebenaran akan terbongkar sekeras apapun
seseorang menutupinya. Kau tau siapa yang memberikanku kekuatan untuk
menghadapi ini semua? Dia adalah ibuku. Dia memberitahu kalau sekarang
bukan saatnya untuk menjadi lemah tapi jadilah kuat seperti gunung yang
kokoh dan hadapi masalah didepan. Aku ingin melihat Meethi yang tidak
pernah menyerah hingga sekarang, yang menggenggam tanganku dan
menguatkanku. Apa kau mempercayaiku?
Meethi: Melebihi diriku sendiri.
Aakash: Jangan lupa, kebenaran yang akan menang. Aakash mu pasti akan
membawamu keluar dari penjara ini. Aku berjanji. Aku mencintaimu Meethi.
Seorang polisi wanita memaksa Meethi mengakui perbuatannya, polisi itu
menyakiti Meethi karena Meethi bersikeras mengatakan bahwa dia tidak
melakukan hal itu.
Meethi: Kalian bisa menghukumku sesuka hati kalian tapi aku tidak bersalah! Semua yang aku katakan itu benar!
Polisi itu pergi meninggalkan Meethi.
Meethi: Kau dengar? Aku sama sekali tidak bersalah! Bukan aku yang melenyapkannya.
Dengarkan aku!
Rathore datang ke kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya, ia
mengatakan apa yang dia lihat (Ambika berteriak" Kenapa kau ingin
melenyapkanku, Meethi?").
Polisi: Itu artinya Meethi yang membakar Ambika hidup2?
Rathore: Aku tidak pernah mengatakan itu. Dalam kasus ini ada perbedaan
antara "melakukan" dan "kemungkinan". Hanya "kemungkinan" kalau Meethi
sudah membakar Ambika hidup2!!
Aakash yang sedang melintas
terkejut mendengarnya, ia hanya mendengar bagian terakhir kata2 Rathore.
Aakash tidak percaya kalau Rathore tega memberi kesaksian seperti itu.
Damini&Tuan Takhur melihat keadaan Meethi. Damini shock melihat jari2 Meethi lebam karena ulah polisi yang menginterogasinya.
Meethi: Ini hukuman untukku karena dulu aku tidak mempercayai ibuku. Hari ini aku sangat merindukan ibuku.
Damini: Tidak akan terjadi apa2. Kau akan baik2 saja. Kau tidak bersalah.
Polisi wanita itu berdiri di dekat sel Meethi: Rathore sudah memberikan pernyataan untuk menentang Meethi
Damini&Tuan Takhur shock mendengarnya. Meethi terpaku, ia sudah kehilangan harapan terakhirnya.
Aakash mempertanyakan kesaksian Rathore tadi.
Aakash: Kenapa kau memberikan kesaksian untuk melawan Meethi?
Rathore: Aku hanya mengatakan yang sebenarnya
Mukhta: Ya ayah, kau benar. Sekarang katakanlah yang sebenarnya. Kenapa
ayah diam? Katakanlah kenapa kau melakukan itu semua. Kau tidak
memberikan pernyataan yang melawan Meethi tapi mengatakan yang
sebenarnya demi putrimu karena Meethi hanya "seperti" putri bagimu.
Putrimu adalah Ambika.
Aakash: Apa itu benar Tuan Rathore?
Rathore: Ya, itu benar. Ambika adalah putriku.
Mukhta: Ambika adalah putri dari istri pertamanya, untuk membalaskan
dendam (karena putrinya dibunuh) dia memberikan kesaksian kepada Meethi
yang hanya "seperti" putri baginya.
Rathore: Bukan seperti itu.
Kalian bertiga sama bagiku. Aku hanya merasa sedih karena tidak bisa
berbuat apa2 pada Ambika. Kau juga putriku.
Mukhta: Kau sudah
kehilangan 1 putrimu dan hari ini kau kehilangan putri yang lainnya.
Kita tidak ada hubungan apa2 lagi. Putrimu hanyalah Ambika, bukan aku.
Kau bukan ayahku lagi dan aku bukan putrimu lagi.
Aakash: Kau tidak boleh menyerah. Kau adalah putri dari ibu Ichcha yang
tidak pernah menyerah dalam hidupnya. Nani Damini sangat mempercayaimu.
Setiap kali kau merasa lemah ingatlah selalu kata2 Kakekmu, siapa yang
mencoba tidak akan kalah. Kau tidak boleh menjadi lemah seperti ini.
Kalau kau seperti ini, bagaimana bisa aku tetap berdiri tegar?
Meethi akhirnya berdiri dan mendekati Aakash.
Meethi: aku tau itu dan aku juga berusaha untuk mengerti, tapi entah
kenapa aku menjadi lemah. Aku tau aku tidak bersalah tapi aku tidak
punya bukti.
Aakash mencium wajah Meethi.
Aakash:
Kebenaran tidak butuh bukti. Kebenaran akan terbongkar sekeras apapun
seseorang menutupinya. Kau tau siapa yang memberikanku kekuatan untuk
menghadapi ini semua? Dia adalah ibuku. Dia memberitahu kalau sekarang
bukan saatnya untuk menjadi lemah tapi jadilah kuat seperti gunung yang
kokoh dan hadapi masalah didepan. Aku ingin melihat Meethi yang tidak
pernah menyerah hingga sekarang, yang menggenggam tanganku dan
menguatkanku. Apa kau mempercayaiku?
Meethi: Melebihi diriku sendiri.
Aakash: Jangan lupa, kebenaran yang akan menang. Aakash mu pasti akan
membawamu keluar dari penjara ini. Aku berjanji. Aku mencintaimu Meethi.
Seorang polisi wanita memaksa Meethi mengakui perbuatannya, polisi itu
menyakiti Meethi karena Meethi bersikeras mengatakan bahwa dia tidak
melakukan hal itu.
Meethi: Kalian bisa menghukumku sesuka hati kalian tapi aku tidak bersalah! Semua yang aku katakan itu benar!
Polisi itu pergi meninggalkan Meethi.
Meethi: Kau dengar? Aku sama sekali tidak bersalah! Bukan aku yang melenyapkannya.
Dengarkan aku!
Rathore datang ke kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya, ia
mengatakan apa yang dia lihat (Ambika berteriak" Kenapa kau ingin
melenyapkanku, Meethi?").
Polisi: Itu artinya Meethi yang membakar Ambika hidup2?
Rathore: Aku tidak pernah mengatakan itu. Dalam kasus ini ada perbedaan
antara "melakukan" dan "kemungkinan". Hanya "kemungkinan" kalau Meethi
sudah membakar Ambika hidup2!!
Aakash yang sedang melintas
terkejut mendengarnya, ia hanya mendengar bagian terakhir kata2 Rathore.
Aakash tidak percaya kalau Rathore tega memberi kesaksian seperti itu.
Damini&Tuan Takhur melihat keadaan Meethi. Damini shock melihat jari2 Meethi lebam karena ulah polisi yang menginterogasin