http://navya07.blogspot.com
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 220 (05 Juni 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Raja Maldev Ji (kakek Phool) datang ke kerajaan Mewar, keluarga Raja Udai Singh menyambutnya dengan penuh kegembiraan, Ratu Uma Devi (nenek Phool) memberikan penyambutan untuk suaminya dengan melakukan aarti “Aku telah begitu lama tidak melihatmu” ujar Ratu Uma Devi “Dimana anakku ?” tiba tiba Phool berteriak dari dalam istana sambil menghambur keluar memeluk kakeknya “Kakek !” Raja Maldev Ji membalas pelukkan cucunya “Bagaimana kabarmu, sayang ?”, “Kakek kelihatan sangat tua sekali sekarang” Raja Maldev hanya tersenyum “Dimana pangeran Pratap ?” Phool merasa penasaran ketika tidak dilihatnya Pratap dimana mana “Kakek benar benar tidak percaya kalau kamu sudah besar sekarang” pada saat yang bersamaan Ajabde menghampiri mereka “Sahabatmu juga ada disini rupanya” ujar Maldev Ji “Ajabde, bawa ini semua ke kamarnya”
Ratu Jaiwanta segera menghentikan perintah Ratu Uma Devi “Biarkan pelayan yang melakukannya”, “Iyaa karena Ajabde akan membantu aku untuk membuka semua hadiah hadiah ini” ujar Phool sambil menyeringai senang, pada saat yang bersamaan Pratap menghampiri mereka setelah bepergian dari luar istana, Raja Maldev Ji memeluk Pratap erat “Pangeran Pratap, kamu benar benar berfikir ini sebuah impian yang besar dan setelah menikah nanti, kamu akan mendapatkan impianmu” Pratap hanya diam saja ketika Raja Maldev merasa senang “Pangeran Pratap, kamu kelihatannya tidak bahagia setelah mendapatkan restu dari Raja Maldev Ji” Ratu Uma Devi merasa aneh melihat tingkah Pratap “Saat ini, aku tidak bisa melihat sebuah impian” ujar Pratap sambil tersenyum masam kemudian pamit untuk masuk ke dalam kamarnya,
ketika berpapasan dengan Ajabde, sejenak Pratap berhenti dan melihat Ajabde sekilas, Ajabde pun membalas tatapan Pratap dengan tatapan gelisah, sedangkan dari tempatnya berdiri Raja Maldev Ji bisa melihat ketika Pratap dan Ajabde saling memandang satu sama lain “Ajabde, kenapa kamu begitu tegang kalau bertemu dengan Pratap ?" ujar Phool heran, Ajabde hanya terdiam tidak menjawab apapun, tak lama kemudian Raja Maldev Ji memanggil Phool dan berkata “Phool, jangan bagikan apapun dengan Ajabde, kalau tidak kamu bisa bisa harus berbagi perasaan cintamu dengannya”, “Tapi aku selalu berbagi apapun dengan Ajabde, kakek”
Di kamar Bhatyani, saat itu Ratu Uma Devi sedang ngobrol dengan Bhatyani “Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh pangeran Pratap pada Raja Maldev Ji, sehingga mereka bisa menerima hubungan ini” pada saat yang bersamaan Ratu Jaiwanta ikut bergabung dengan mereka dan mengundang Ratu Uma Devi menghadiri Mahila Sangeet
Ratu Jaiwanta, Ratu Sajja Bai, Phool dan Ajabde meminta Pratap agar mau bermain sandiwara, awalnya Pratap tidak mau tapi kemudian akhirnya menyerah dan mau ikut ambil bagian dalam sandiwara
Di Agra, Jalal sedang membuat rencana dengan Bhairam Khan untuk menyerang Ajmer, salah satu prajuritnya mengabarkan ke Jalal kalau prajurit Haji Khan telah melarikan diri “Tidak ada seorangpun yang akan menghentikan dia ! Mata mataku akan menghentikan mereka di Mewar !” ujar Jalal geram
Di kerajaan Mewar, Pratap, Phool dan Ajabde mulai bersandiwara, semua raja dan ratu menonton sandiwara itu dengan perasaan senang dan semuanya berjalan lancar selama mereka melakukan sandiwara itu, hingga akhirnya ketika adegan Pratap dan Ajabde, tiba tiba Pratap melakukan dialog di luar dari skenario “Ajabde, apa yang akan kamu dapatkan dari semua ini, kamu juga telah melakukan banyak pengorbanan !” Ajabde hanya terdiam ketika Pratap mengutarakan perasaannya sambil berlinang airmata, Pratap sedih, semua orang yang melihat sandiwara itu mulai tegang “Aku tidak akan mundur dengan hubungan ini, kalian tetap akan mendapatkan kesempatan kedua” Raja Maldev Ji mulai melihat ada yang tidak beres dengan hubungan Pratap dan Phool, sementara Phool yang mendengar dari balik panggung terheran heran begitu mendengar ucapan Pratap, Phool menangis tersedu sedu
Di dalam kamar Phool, Phool sedang menangis meratapi nasibnya, Phool teringat ucapan Pratap, Phool baru menyadari kalau Pratap tidak pernah mencintainya tapi mencintai Ajabde, Phool teringat semua kejadian ketika Pratap begitu peduli terhadap Ajabde, ketika Pratap menggandeng tangan Ajabde setelah mereka di serang oleh pasukan Afghanistan, lalu ketika Pratap membantu Ajabde memanggul ember juga kejadian kejadian yang lain, saat itu Ajabde menghampiri Phool seraya berkata “Phool, kamu benar benar tetap akan menikah dengan Pratap ! Bertengkarlah denganku tapi jangan marah padaku” pinta Ajabde sambil menangis, Phool teringat ucapan kakeknya “Aku telah melakukan kesalahan ! Aku seharusnya tidak membagikan perasaanku dengan anak seorang menteri !”
ujar Phool sambil menangis, ketika Ajabde hendak memegang bahu Phool, Phool langsung berteriak “Berhenti ! Aku tidak mau lagi melihat wajahmu !” ujar Phool lantang sambil tidak melihat ke arah Ajabde, Ajabde merasa terluka sambil menangis sesenggukkan kemudian berbalik meninggalkan Phool sambil berjalan perlahan lahan, Phool teringat bagaimana dulu dirinya berteman sangat akrab dengan Ajabde, melakukan semuanya bersama sama, bahkan Phool juga menganggap Ajabde sebagai sahabat yang sangat baik tapi saat ini semuanya telah musnah, setelah Phool tahu bagaimana perasaan Pratap yang sebenarnya.
Sambil terus menangis Ajabde meninggalkan Phool yang saat itu juga sedang menangis, di koridor istana ketika Ajabde keluar dari kamar Phool, Ajabde bertemu dengan Pratap di sana, Ajabde merasa tegang, mereka saling terdiam ketika berpapasan satu sama lain namun tak lama Pratap menghentikan langkah Ajabde
“Ajabde, berhenti !” Ajabde menuruti perintah Pratap dan berkata “Phool, sedang berada di kamarnya” ujar Ajabde kemudian bergegas pergi meninggalkan Pratap, tak lama kemudian ketika Pratap sedang berada di halaman istana, Pratap bertemu dengan Phool dan mencoba untuk menghiburnya, tak lama setelah Pratap meninggalkannya, salah seorang pelayan mengabarkan pada Phool kalau kakek dan neneknya memanggilnya
Di kamar Raja Maldev, Raja Maldev Ji, kakek Phool sangat marah pada Pratap seraya berkata “Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta telah memohon di hadapanku untuk hubungan ini akan tetapi ternyata pangeran Pratap mencintai orang lain” ujar Raja Maldev Ji dengan nada marah “Tenang, tenang, sabar” Ratu Uma Devi berusaha menenangkan suaminya “Mereka telah melukai perasaan cucu kesayanganku
dia menangis sejadi jadinya” ujar Raja Maldev lagi “Kalian tahu kan kalau aku selalu mendapatkan apapun yang aku inginkan, aku masih ingin menikah dengan pangeran Pratap, kakek !” ujar Phool dengan gayanya yang manja “Phool, sekali lagi nenek tegaskan padamu, kamu harus memilih diantara mereka berdua, Ajabde atau Pratap !” pada saat yang bersamaan Raja Maldev Ji mendapat kabar kalau ayah dan ibunya Phool telah datang dan menunggu mereka di luar halaman istana Mewar, Phool sangat senang
Di luar halaman istana Mewar, Raja Ram Singh Ji sangat berterima kasih
pada Raja Udai Singh untuk penyambutan mereka, sementara itu salah satu
menteri Haji Khan bertanya pada salah satu warga penduduk tentang
benteng Chittor.
Sedangkan Ajabde nampak sedang berdoa pada Dewa
Khrisna, tak lama kemudian Pratap menemuinya disana dan berkata “Ajabde,
aku minta maaf, aku telah melakukan kesalahan” pinta Pratap dengan
mengiba “Aku tidak akan melihat wajahmu, paling tidak sampai kamu
menikah dengan Phool, dan lagi aku akan segera pergi dari sini’ ujar
Ajabde sambil membelakangi Pratap, tepat pada saat itu Ratu Bhatyani
juga menghampiri mereka dan mengabarkan kalau kedua orang tua Phool
telah datang di istana Mewar, saat itu Ajabde mau meninggalkan kuil
tersebut namun Ratu Bhatyani mencegatnya “Kalau begitu aku akan menemui
mereka” ujar Pratap sambil meninggalkan mereka, kemudian Ratu Bhatyani
mencoba mengintimidasi Ajabde dengan kata katanya yang pedas
Di
halaman istana Mewar, Phool langsung berlari menyambut ke dua orang
tuanya, Phool sangat senang bisa melihat ayah dan ibunya, setelah
meminta restu, Phool langsung menangis di pelukkan ibunya, ayah Phool
heran dan bertanya tanya, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta merasa tidak
enak melihat situasi seperti ini, kemudian Raja Udai Singh dan Ratu
Jaiwanta mengajak tamu tamunya masuk ke dalam ruang keluarga,
sesampainya disana “Kamu selalu bersama sama dengan Ajabde kan, Phool ?
Kamu kelihatannya sangat kecewa, iyaa ayah tahu kenapa kamu sangat
kecewa, ayooo ceritakan pada ayah bagaimana keadaan Ajabde ?” Phool
hanya terdiam sambil terus menangis, tak lama kemudian Pratap
menghampiri mereka dan meminta restu dari Raja Ram Singh, Raja Ram Singh
memeluk Pratap, Pratap meminta restu pada ibunya Phool,
kemudian
Raja Ram Singh bertanya tentang Ajabde pada Pratap, belum juga Pratap
menjawab pertanyaan Raja Ram Singh, Raja Maldev menghampiri mereka
seraya berkata “Teman teman Pratap tidak akan berada di pesta itu besok”
Pratap kemudian pamit untuk memanggil teman temannya, sepeninggal
Pratap, Raja Maldev meminta pada semua orang yang hadir disana “Kita
seharusnya mengirimkan Ajabde pulang ke rumahnya !” semua orang terkejut
mendengarnya
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA