Ashoka hanya menyawab :’Iya” dengan air mata ashoka bertanya pada shusima tentang keberadaan ibunya
Radhagupta :”Bukankah ibu mu berada di istana ini?”
Prajurit datang besama kasturi
Seorang prajurit mengatakan :” Aku melihat Rani dharma keluar dari istana, aku mencoba untuk bertanya padanya, tetapi ia hanya diam dan tidak mengatakan apapun”
Radhagupta meminta agar prajurit pergi mencari dan menemukan dharma
Prajurit bersama kasturi pergi kearah lain, sementara prajurit lain mencari dharma ke tempat yang lainnya.
Ashoka berfikir :” Ibu kemana kau pergu aku sangat mencemaskan mu”
Dharma sedang berjalan sendiri menuju hutan, ia terus berjalan dan terus melangkah tanpa arah dan juga tujuan, tatapan mata dhrma kosong
Dikamar cahru, cahru sedang melakukan ritwal ilmu hitamnya untuk dharma.
Charu hanya tersentum licik
Dharma masih terus berjalan dari hutan menuju kearah tebing.
Semntara itu ditempat yang lain, ulka mendekati sungai dan berjongkok, ia akan mengambil air, kemudian yang mulia Bindusara datang dan memagangi tangannya
Bindu :’Cukup sudah permainan mu, semuanya sudah selesai”
Ketika itu ulka / Viskhanaya ingin mencakar Bindu dengan tangan sebelahnya, Bindu menangkis tangannya juga dan menahan serangan tangannya
Dengan menunggangi kudanya, pangeran ashoka pergi mencari ibunya , sementra dhrama terus berjalan tanpa arah dan tujuan, dengan tatapan mata yang kosong ia trans, dharma terus berjalan melangkah maju ketepian tebing. Ashoka berusaha nencari kearah mana ibunya berada.
Ahoka menemukan ibunya terus berjalan maju dan ia berusaha untuk menghentikan langkah kaki ibunya, tidak ada respon dari ibunya
Ashoka :”Ibu berhentila, jangan mendekati tebing itu sangat berbahaya”
Ashoka berlari menuju arah ibunya pergi “Ibu berhentilah bu”
Dharma sama sekali tidak mersepon panggilan itu, tatapan matanya sangat kosong dan ia hanya terdiam dan mematung
Dharma terus melangkah maju mendekati arah tebing
Kembali pada Bindu yang sedang bertarung, Bindusar dan Vhiskanaya masih bertarung, ia mencoba untuk mencakar bindu dengan kukunya tetapi bindu menahan serangannya. Bindu mengeluarkan pedangnya, dan ulka mengeluarkan cambuknya dari balik ikat pingganya, Bindu terkena pecutan Vhiskanaya dan sarung pedangnya terpental jauh dari tangannya.
Dharma terus berjalan dan semakin mendekati jurang, ashoka terus berusaha memanggil ibunya “ Ibu kumohon berhentilah”, ujar ashoka
Dharma berdiri diatas tebing dan ia hendak terjun kejurangm tiba-tiba cahru datang dan menghentikan niat dhrma
Caru bicara kepada dharma :” Kau lari keluar dari kamar mu, bagaimana jika terjadi sesuatu kepadamu?”
Ashoka sampai pada ibunya dan ia memeluknya. Charu meneruskan sandiwaranya yang seolah peduli pada dharma
Cahru : “Ashoka, akau tidak akan pernah memaafkan diri ku jika sesuatu terjadi pada ibu mu” cahru meitihkan air mata kepalusan
Ashoka melepaskan pelukan ibunya, dan oa beterima kasih pada cahru karena ia sudah menyelamatkan ibunya. Ashoka mencoba berbicara pada ibunya tetapi tatapan mata ibunya tetap kosong
Cahru mengatakan pada ashoka : Kau harus segrea membawa ibu mu kembali ke istana, dia harus istirahat, aku sangat menghawitrikan ibu mu”
Ashoka menggendong ibunya dan membawa ibunya pergi
Charu mengusap airmata palsunya dan ia tersenyum puas
Kembali kepada Bindu dan Vhiskanaya yang masih betarung didekat sungai. Bindu kembali menyerangnya dengan pedangnya, Vhiskanaya kembali mencambuk Bindu, ia kembali terluka. Vhiskanya tersenyum sangat puas, Bindu tiba-tiba merasakan pusing ketika mendapatkan cambukannya.
Vhiskanaya :” Apa kau sudah tidak menginginkan hidup mu, tidak aka nada gunanya pertarungan ini, seharusnya kau hanya menjalani sisa waktu mu bersama dengan keluarga mu dan menghabiskan sisa waktu mu besama dengan mereka dan berfikir tentang keluarga mu”
Bindu : Bagaimana kau merasa sangat yakin dan tahu ini adalah saat-saat terakhir bagi hidup ku?”
Bindu kembali menyerang Vhiskanya dengan pedangnya, Vhiskanaya kembali mencambuki tetapi cambukannya tidak mengenai Bindu. Dengan pedang Bindu ia menebas leher Vhsiakanya, seketika Vhiskanaya mati ditangan Bindu
Bindu :” Terkadang orang yang sangat beruntung setidaknya minimal ia mendapatkan kesempatan untuk hidup pada saat-saat terakhir mereka”
Diruangan shusima, shusima sedang bingung ia minar-mandir dan berfikir :”Ayah kapan saja bisa kembali, aku harus mengatur semuanya dengan benar sebelum ia kembali”
Pejabat Purshottam datang menemui shusima ia mengatakan bahwa uang sudah dimasukan kedalam kas dan sudah memberskan segala sesuatunya
Purshottam :”Kami sudah mengatur semua uang itu, agar kita dapat membeli setengah dari prajurit Magadha”
Shusima :”Maksud mu, tempat apa itu?”
Purshottam mencoba menjelaskan semua rencannya tentang tempat rahasia penyimpanan uang
Shusima :” dimana tempat rahasia itu”
Purshottam :”Disuatu tempat yang sangat rahasia, akulah yang akan mengurusnya”
Kaalatak tersenyum, shusima mengeluarkan pedangnya dan kemudian ia menyayat tangan Purshottam, ia menahan sakit dan darah mengalir sangat daras dari tangannya.
Shusima :” Akulah yang akan memutuslan apa yang aku tahu da tidak ku ketahui”
Kaalatak meminta agar shusima tidak menyakitinya,
Kaalatak : “ ia adalah orang kepercayaan kami”
Shsuima memberitahu agar Purshottam menunjukan peta tentang tempat rahasia itu dengan darahnya sendiri, shusima mendorong Purshottam ke peta, dangan merintih kesakitan Purshottam menunjukkan arah pada peta, darah menandai peta. Shusima menodongkan pedangnya
Shusima memberitahu Purshottam agar ia tidak berbicara dan menceritakan hal seperti itu lagi di hapannya, Purshottam ketakutan dan ia hanya mengangguk kemudian ia dan kaalatak pergi.
shusima melihat bercak darah yang menandai tempat rahasia itu, ia tertawa puas dan melipat peta.
http://ashoka-antv.blogspot.com/2015/10/sinopsis-ashoka-antv-episode-191-colors.html
Perecap Dikamar Dharma, tabib datang memerikasa keadaan dharma cahru ada disana, tabib memberitahu ia tidak dapat menemukan apapun yang menyebabkan kondisi dan penyakit ibunya, ashoka meminta agar tabib kembali untuk melakukan apapun yang ia bisa untuk menyembuhkan ibunya.
Ashoka :” Aku tidak bisa melihat keadaan ibu ku seperti ini”
Ditempat semntara Bindu, Bindu sedang berbaring, cahanakya sedang mengobati luka cambukan dilengan Bindu
Chanakya berikir :” Apakah aku kan terlambat?”
Dikamar ibunya ashoka menemani ibunya tidur.