http://navya07.blogspot.com
Sinopsis Chakravartin Ashoka Samrat 191 On Colors TV 22 Oktober 2015
Malam hari, Bindu berjalan menyusuri sekitar tempat camp sementaranya, ia menemukan semua prajuritnya tergeletak mati
Bindu :” Tentunya ini sudah pasti Vhiskanya yang melakukannya”
Di champ sementara Bindu, Accharya chanakta masih berbaring, ia berdoa untuk keselamatan Bindu.
Dikamar Ibu suri helana, Helena mennjukan sebuah luksian dan menjelaskan kepada siamak tentang Sikandar yang dapat melakukannya sebelum ia dapat mencapai dan memenuhi semua tugas-tugas besarnya, ketika itu siamak hanya terdiam
Helena bertanya kepada siamak :” Ada apa siamak?”
Siamak :” Aku merindukan ibu ku, apakah ibu ku tidak mengirimkan pesan untuk ku?”
Helena :” Aku sudah mengirimkan surat pada ibumu, ia mengirimkan cinta yang banyak untuk mu”
Siamak :” Aku akan membalas surat yang telah ibu ku kirim”
Siamak pergi dari tempat ibu suri Helena, Helena berfikir : Noor, dimana kau sekarang?”
Di tempat Dastan, dua orang pelayan sedang membantu Noor untuk mandi, dastan mengintip noor diliar dari balik tirai, Noor menoleh, dastan melangkah maju dan ia masuk dan menyuruh agar kedua pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua, Dastan ikut berendam bersama dengan Noor, Dastan mencipratkan air pada Noor, Noor jadi salah tingkah. Dastan mendekat pada Noor dan mengambil sebotol parfum favirotnya, ia memakiakan parfum itu pada Noor
Dastan : “Aku tidak pernah melupakan apapun”
Noor meminta agar dastan pergi meninggalkannya
Dastan :’Aku sudah membuat peraturan khusus untuk mu”
Mereka berbicara berdua, tapi sikap noor masih dingin
Dastan keluar dari bak pemandian
Noor :”Pergilah sekarang”
Dastan :”Aku melakukannya untuk anak mu siamak”
Kemudian dastan pergi meninggalkan Noor
Noor sangat kesal dan mencipratkan air dibak pemadiannya
Noor : “Maafkan ibu siamak, ibu belum bisa kembali untuk menemui mu”
Malam hari, Di istana Magadha, tepatnya di koridor istana, ashoka bertanya kepada Drupat saudara bungsunya tentang keberadaan Dharma, atapi ketika itu drupat mengatakan pada ashoka bahwa ia tidak bertemu dengan dharma
Ashoka akan pergi, drupat menahannya, Drupaat sangat terkejut karena ashoka mau memakai pakian pangeran yang sangat dibencinya
Ashoka menjawab pertanyaan drupat :” Aku hanya mencoba medapatkan jawaban tentang konstum ini, sehingga aku pada akhirnya akan mengerti tentang hal yang tidak pernah ku pahami sebelumnya”
Shusima datang memagangi bahu ashoka, dan meragukan apa yang akan dia lakukan sekarang.
Shusima :” Apa sekarang kau mau bertindak sebagai layaknya seorang raja?”
Ashoka menegaskan dan ia memegangi pundak shusima : Aku memang telah dilahirkan untuk menjadi seorang raja, aku punya itu atas pemberian ayah ku, dan tidak aka nada seorang pun yang akan mereampas semua hak dari ku, jangan kau lupa bahwa aku juga mempunyai hak yang sama seperti mu. Nikamati itu sampai ayak kembali”
Ashoka teresnyum dan menepuk pundak shusima dan kemudian ia pergi.
Ashoka pun bertemu dengan Radhagupta di Koridor istana, Radhagupta sangat kahgum melihat pakian yang ashoka kenakan
Radhagupta :”Kau pangeran ashoka”
http://ashoka-antv.blogspot.com/2015/10/sinopsis-ashoka-antv-episode-191-colors.html
Ashoka hanya menyawab :’Iya” dengan air mata ashoka bertanya pada shusima tentang keberadaan ibunya
Radhagupta :”Bukankah ibu mu berada di istana ini?”
Prajurit datang besama kasturi
Seorang prajurit mengatakan :” Aku melihat Rani dharma keluar dari istana, aku mencoba untuk bertanya padanya, tetapi ia hanya diam dan tidak mengatakan apapun”
Radhagupta meminta agar prajurit pergi mencari dan menemukan dharma
Prajurit bersama kasturi pergi kearah lain, sementara prajurit lain mencari dharma ke tempat yang lainnya.
Ashoka berfikir :” Ibu kemana kau pergu aku sangat mencemaskan mu”
Dharma sedang berjalan sendiri menuju hutan, ia terus berjalan dan terus melangkah tanpa arah dan juga tujuan, tatapan mata dhrma kosong
Dikamar cahru, cahru sedang melakukan ritwal ilmu hitamnya untuk dharma.
Charu hanya tersentum licik
Dharma masih terus berjalan dari hutan menuju kearah tebing.
Semntara itu ditempat yang lain, ulka mendekati sungai dan berjongkok, ia akan mengambil air, kemudian yang mulia Bindusara datang dan memagangi tangannya
Bindu :’Cukup sudah permainan mu, semuanya sudah selesai”
Ketika itu ulka / Viskhanaya ingin mencakar Bindu dengan tangan sebelahnya, Bindu menangkis tangannya juga dan menahan serangan tangannya
Dengan menunggangi kudanya, pangeran ashoka pergi mencari ibunya , sementra dhrama terus berjalan tanpa arah dan tujuan, dengan tatapan mata yang kosong ia trans, dharma terus berjalan melangkah maju ketepian tebing. Ashoka berusaha nencari kearah mana ibunya berada.
Ahoka menemukan ibunya terus berjalan maju dan ia berusaha untuk menghentikan langkah kaki ibunya, tidak ada respon dari ibunya
Ashoka :”Ibu berhentila, jangan mendekati tebing itu sangat berbahaya”
Ashoka berlari menuju arah ibunya pergi “Ibu berhentilah bu”
Dharma sama sekali tidak mersepon panggilan itu, tatapan matanya sangat kosong dan ia hanya terdiam dan mematung
Dharma terus melangkah maju mendekati arah tebing
Kembali pada Bindu yang sedang bertarung, Bindusar dan Vhiskanaya masih bertarung, ia mencoba untuk mencakar bindu dengan kukunya tetapi bindu menahan serangannya. Bindu mengeluarkan pedangnya, dan ulka mengeluarkan cambuknya dari balik ikat pingganya, Bindu terkena pecutan Vhiskanaya dan sarung pedangnya terpental jauh dari tangannya.
Dharma terus berjalan dan semakin mendekati jurang, ashoka terus berusaha memanggil ibunya “ Ibu kumohon berhentilah”, ujar ashoka
Dharma berdiri diatas tebing dan ia hendak terjun kejurangm tiba-tiba cahru datang dan menghentikan niat dhrma
Caru bicara kepada dharma :” Kau lari keluar dari kamar mu, bagaimana jika terjadi sesuatu kepadamu?”
Ashoka sampai pada ibunya dan ia memeluknya. Charu meneruskan sandiwaranya yang seolah peduli pada dharma
Cahru : “Ashoka, akau tidak akan pernah memaafkan diri ku jika sesuatu terjadi pada ibu mu” cahru meitihkan air mata kepalusan
Ashoka melepaskan pelukan ibunya, dan oa beterima kasih pada cahru karena ia sudah menyelamatkan ibunya. Ashoka mencoba berbicara pada ibunya tetapi tatapan mata ibunya tetap kosong
Cahru mengatakan pada ashoka : Kau harus segrea membawa ibu mu kembali ke istana, dia harus istirahat, aku sangat menghawitrikan ibu mu”
Ashoka menggendong ibunya dan membawa ibunya pergi
Charu mengusap airmata palsunya dan ia tersenyum puas
Kembali kepada Bindu dan Vhiskanaya yang masih betarung didekat sungai. Bindu kembali menyerangnya dengan pedangnya, Vhiskanaya kembali mencambuk Bindu, ia kembali terluka. Vhiskanya tersenyum sangat puas, Bindu tiba-tiba merasakan pusing ketika mendapatkan cambukannya.
Vhiskanaya :” Apa kau sudah tidak menginginkan hidup mu, tidak aka nada gunanya pertarungan ini, seharusnya kau hanya menjalani sisa waktu mu bersama dengan keluarga mu dan menghabiskan sisa waktu mu besama dengan mereka dan berfikir tentang keluarga mu”
Bindu : Bagaimana kau merasa sangat yakin dan tahu ini adalah saat-saat terakhir bagi hidup ku?”
Bindu kembali menyerang Vhiskanya dengan pedangnya, Vhiskanaya kembali mencambuki tetapi cambukannya tidak mengenai Bindu. Dengan pedang Bindu ia menebas leher Vhsiakanya, seketika Vhiskanaya mati ditangan Bindu
Bindu :” Terkadang orang yang sangat beruntung setidaknya minimal ia mendapatkan kesempatan untuk hidup pada saat-saat terakhir mereka”
Diruangan shusima, shusima sedang bingung ia minar-mandir dan berfikir :”Ayah kapan saja bisa kembali, aku harus mengatur semuanya dengan benar sebelum ia kembali”
Pejabat Purshottam datang menemui shusima ia mengatakan bahwa uang sudah dimasukan kedalam kas dan sudah memberskan segala sesuatunya
Purshottam :”Kami sudah mengatur semua uang itu, agar kita dapat membeli setengah dari prajurit Magadha”
Shusima :”Maksud mu, tempat apa itu?”
Purshottam mencoba menjelaskan semua rencannya tentang tempat rahasia penyimpanan uang
Shusima :” dimana tempat rahasia itu”
Purshottam :”Disuatu tempat yang sangat rahasia, akulah yang akan mengurusnya”
Kaalatak tersenyum, shusima mengeluarkan pedangnya dan kemudian ia menyayat tangan Purshottam, ia menahan sakit dan darah mengalir sangat daras dari tangannya.
Shusima :” Akulah yang akan memutuslan apa yang aku tahu da tidak ku ketahui”
Kaalatak meminta agar shusima tidak menyakitinya,
Kaalatak : “ ia adalah orang kepercayaan kami”
Shsuima memberitahu agar Purshottam menunjukan peta tentang tempat rahasia itu dengan darahnya sendiri, shusima mendorong Purshottam ke peta, dangan merintih kesakitan Purshottam menunjukkan arah pada peta, darah menandai peta. Shusima menodongkan pedangnya
Shusima memberitahu Purshottam agar ia tidak berbicara dan menceritakan hal seperti itu lagi di hapannya, Purshottam ketakutan dan ia hanya mengangguk kemudian ia dan kaalatak pergi.
shusima melihat bercak darah yang menandai tempat rahasia itu, ia tertawa puas dan melipat peta.
http://ashoka-antv.blogspot.com/2015/10/sinopsis-ashoka-antv-episode-191-colors.html
Perecap Dikamar Dharma, tabib datang memerikasa keadaan dharma cahru ada disana, tabib memberitahu ia tidak dapat menemukan apapun yang menyebabkan kondisi dan penyakit ibunya, ashoka meminta agar tabib kembali untuk melakukan apapun yang ia bisa untuk menyembuhkan ibunya.
Ashoka :” Aku tidak bisa melihat keadaan ibu ku seperti ini”
Ditempat semntara Bindu, Bindu sedang berbaring, cahanakya sedang mengobati luka cambukan dilengan Bindu
Chanakya berikir :” Apakah aku kan terlambat?”
Dikamar ibunya ashoka menemani ibunya tidur.
BACA JUGA
BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA