Beranda · BERITA · ARTIS · FILM· UNIK·

Sinopsis Ashoka Episode 184 ( EPS 194 ANTV Tayang 13 Oktober 2015)



http://navya07.blogspot.com







Seutas tali yang rapuh sudah terputus, ashoka akan menabrak tebing, ashoka bergantungan pada sisa tali yang juga sama-sama rapuh dan akan segera terputus, ashoka melihat kebawah ada banyak beberapa ular yang sedang mendesis di bawahnya.
Ditempat sementara Bindusara, Chanakya sedang menegur kecerobohan semua prajurit dan mengumpulkan mereka, dari kejauhan Ulka memperhatikan gerak gerik mereka semua.
Chanakya bertanya kepada prajurit :” Kapan terakhir kalinya kalian melihat Raj Vaid?
Prajurit menjawab :”Terakhir kalinya, kami melihat Vaid bersama dengan Ulka (Gadis beracun), sejak saat itu kami tidak lagi melihatnya”
Chanakya menegur kecerobohan semua prajurit::”Apa kalian ingin melihat kejadian yang sama terjadi pada raja?”. “Satu orang sudah mengilang di depan mata kalian, dan kalian semua sama sekali tidak mengetahuinya?”. “kemananan harus segera ditingkatkan dengan lebih baik, sebelum hal yang sama terjadi, apa yang akan kita lakukan jika kasus serupa terjadi pada raja dengan apa yang sudah terjadi pada Vaid keamanan harus diperketat, aku akan segera memutuskan prajurit mana yang akan menjaga raja, aku ingin mengetahui nasib Raj Vaidya apapun yang akan terjadi cari dimana dia atau kalian semua akan dihukum, berhati-hatilah
Ulka masih mengawasi gerak-gerik cahanakya. Kilas balik ketika ulka sengaja membunuh dengan sadis tabib yang mengobatinya ketika ia terkena racun kalajengking.
Chanakya berfikir :’ Aku akan segera meminta agar yang mulia Bindusra kembali ke Pataliputra malam ini, tempat ini sudah tidak aman lagi untuknya”
Ulka berfikir :” Kesulitan ku karena adanya Cahanakya, aku harus mengusirnya keluar sehingga aku dapat lebih leluasa untuk mendekati Bindusara dan membunuhnya”
Ashoka masih bergantung pada seutas tali yang sangat rapuh, sebentar lagi tali yang mengait pada batu besar akan terputus, ashoka terus menarik tali, runtuhan batu mengenai kepala salah satu ular, ular mencoba untuk menyerang ashoka, ashoka berusaha untuk mengindar ia menempelkan kakinya yang sedang terluka pada di dnding tebing, ia terus memanjat usahanya sia-sia, tali terus menipis dan akan segera putus, gerombolan ular kembali melata dan akan menyerang ashoka.
Di istana Magadha, semua orang sedang berkumpul untuk melakukan puja, Shusima datang untuk melakukan pemujaan, kaalatak mengatakan pada Shusima :” Parajurit masih belum kembali, bukankah mereka ditugaskan untuk membunuh semua para Biarawan?”
Shusima hanya menggeleng, Shusima mengatakan pada kaalatak :”Mengapa mereka semua datang terlambat Mahaamdya?”
Kaalatak :”Itu karena rute perjalanan mereka penuh dengan tantangan, mungkin mereka sedang terjebak disuatu tempat”
Shusima bertanya tentang Ashoka pada salah satu pelayan
Pelayan menjelaskan kepada shusima :” Kami tidak melihat pangeran ashoka sejak tadi pagi”
Shusima meminta agar kaalatak membawa semua anggota keluarga pergi ke kakamar ashoka. Kaalatak mengumumkan keinginnya itu di depan semua anggota kerajaan. Cahru, rani dharama dan ibu suri Helena pergi.
Kembali pada ashoka, tali sudah terputus, perlahan-lahan ashoka mulai terperosok, ashoka masih berusaha agar dirinya tidak terjatuh ia berpegangan pada bebatuan. Dua ekor ular melata dan saling menyerang satu sama lain. Dengan perlahan, ashoka memanjat tebing, akhirnya ia sampai diatas, ashoka berjalan pincang, ia terus memegangi kakinya yang terluka.
Di koridor istana, shusima sangat geram ia berjalan menuju kamar ashoka, shusima sampai didepan pintu kamar ashoka yang tertutup rapat dan terkunci
Shusima bertanya kepada prajurit : “ Apa ashoka berada dikamarnya?”
Prajurit menjawab :” Tidak tahu, sejak tadi kami hanya berjaga di sini”
Satu orang prajurit diminta Shusima untuk mengetuk pintu kamar ashoka
Prajurit :’Pangeran ashoka… pangeran, apa kau berada didalam segeralah buka pintunya”
Shuisma berfikir :”Kebenarannya adalah ashoka memang benar berada diluar istana, sebelum semua orang tahu, jika memang hal itu benar aku akan segera mengsuirnya dari istana, ia betul-betul sangat membantu ku”
Semua anggota keluarga (Helena, Cahru dan Rani dharma) bersama dengan prajurit datang ke depan pintu kamar ashoka.
Dewi dharma bertanya kepada shusima :”Mengapa kau memanggil kami semua ke sini, beritahu kami shusima?”
Shusima :” Ashoka sama sekali tidak membuka pintu kamarnya”
Dharma :’Apa?”
Semua orang kaget mendengar shusima
Helena :” Kau harus melakukan pemujaan havan, ini tidak akan bisa dimulai tanpa kehadiran ashoka”
Shusim :” Aku tidak bisa mentolerir jika memang ashoka keluar dari istana saat ini”
Dewi Dharma mencoba untuk mengetok kamar ashoka, tapi ia pun sama sekali tidak mendapatkan jawaban “ashoka putraku ini ibu, bukalah pintu kamar mu”
Kaalatak, shusima dan cahru mulai tersenyum dengan licik
Ashoka masih dalam perjalanannya untuk kembali ke Patali putra. Ashoka bersembunyi dibalik pepohonan dan ia melihat para prajurit sedang menjaga keamanan dengan sangat ketat diluar gerbang istana.
Ashoka berfikir :” Tidak mungkin untuk sampai, mereka semua disini, aku harus melakukan sesuatu, aku harus kembali kesana sebelum pemujaan havan dimulai”
Ashoka melihat beberpa ekor kuda, ia berlari pelan-pelan dan melepaskan dua ekor kuda, parjurit menyadari dua ekor kudanya terlepas, prajurit lain memeriksa keadaan kuda mereka. Ashoka memanfaatkan keadaan dengan mengambil alih semua perhatian prajurit pada kuda mereka, semua prajurit sibuk memeriksa sisa kuda yang tersisa.
Dharma masih meminta agar ashoka mau membuka pintu kamarnya
Shusima mengambil keputusan :” Pintu harus segera dobrak dengan paksa”
Ashoka mulai memanjat dinding dengan seutas tali menuju jendela kamarnya. Di depan pintu kamar ashoka dua orang prajurit masih sedang berusaha untuk menjebol pintu kamar ashoka
Dengan napas yang terangah-engah ashoka berhasil mencapai dinding jendela
Shusima sangat berharap pada dewa bahwa ashoka benar-benar tidak ada di kamarnya.
Kemudian prajurit berhasil untuk mendobrak pintu kamar ashoka, tempat tidurnya kosong, shusima dan semua anggota keluarganya masuk ke dalam. Rani dharma sangat cemas ia terus menangis dan terus memanggil nama ashoka.











Shusima mendekati jendela yang terbuka, ia memeriksa keadaan diluar istana prajurit ketat berjaga keamanan diluar istana.
Shusima berfikir :” Tidak diragukan lagi, ashoka sepertinya keluar dari jendela ini”
Dharma terus memanggil ashoka :” Ashoka putra ku .. dimana kau nak”
Mereka semua mendengarkan suara gemericik air secara bersamaan, ashoka keluar dari bak pemandiannya semua orang terkejut
Ashoka melangkah keluar dengan tubuh yang masih basah
Ashoka :”Ada apa bu?”
Dharma :”Jika kau memang berada di dalam, mengapa kau tidak menjawab dan membuka pintu kamar mu?”
Ashoka betalasan :” Aku sedang mandi dan bersiap-siap untuk pemujaan havan bu, aku sama sekali tidak mendengar suara yang memanggil ku”
Ashoka bertanya kepada saudara tirinya :’ Mengapa kau terlihat begitu sangat cemas, kau berfikir aku akan lari?”. Bagaimana aku bisa melarikan diri ada begitu banyak prajurit diluar sana mereka akan terus memperhatikan dan mengawasi ku dengan seksama”
Shusima berkilah :” Aku kakakmu, aku sangat peduli kepada mu”
Ibu suri Helena meminta agar semua menuju pemujaan, mereka semua pergi
Ashoka memberikan alasan :” Bu, aku akan memakai baju ku dulu”
Semua orang pergi dari kamar ashoka
Ashoka mengambil dan memberskan pakian serba hitamnya yang ia sembunyikan, jalannya masih pincang, ia bersiap-siap untuk melakukan pemujaan dan mengganti pakiannya
Di tempat pemujaan, pandit sedang membacakan mantra puja havan. Shusima terus melirik dan memperhatikan ashoka. Mereka semua melakukan puja bersama-sama.
Ibu suri Helena mengatakan kepada cahru :” Jika raja Cahdragupta Maurya masih hidup, ia pasti akan sangat senang melihat ke empat cucunya sedang bersam-sama, khsusnya ketika ia melihat salah satu cucunya akan membuatnya menjadi bangga karena di masa depannya ia akan menjadi seorang raja”
Dharma tersenyum
Ashoka berfikir : “Hari ini aku mendapatkan doa dari pandit, aku sangat menyadari tentang semua tanggung jawab yang sangat besar, bahwa kami memiliki saudara, amanat anda memberikan kami rasa tanggung jawab untuk tetap menjaga agar india tetap bersatu”
Pendeta menyatakan kepada semua :” Yagya sudah berakhir”
Ashoka merasa sakit ketika ia bangun
Shusima bertanya :” Ada apa ashoka?”
Shusima dengan sangat tajam memperhatikan semua gerak-gerik ashoka.
Ashoka berjalan pincang saat dia meminta berkah
Dharma bertanya pada ashoka :”Apa kau baik-baik saja?”
Ashoka hanya mengangguk
Kaalatak memanggil shusima dan berbicara tentang beberapa hal.
Di tempat sementara Bindusara, cahankya berbagi rasa keklhawatirannya dengan yang mulia Bindusara. Bindusara mengetahui bahwa chanakya sangat khawatir tentang kehadiran Ulka.
Bindu :”Mengapa ia menyelamatkan aku jika ia akan menyakiti ku?”
Ulka datang dengan senyuman wajah yang manis dihdapan chanakya dan bindusara dengan membawakan makanan, ketika raja ingin memakan chanakya menghentika Bindusara agar tidak memakannya
Chanakya memanggil agar prajurit mencicipi makanan sebelum di sajikan untuk Bindusara, prajurit mencicipi terlebih dahulu makanan.
Cahankya :” Aku memegang tanggung jawab untuk keselamatan mu”
Parjurit megatakan :’ Raja bisa memakannya, semua baik-baik saja”
Prajurit pergi
Bindusara meminta cahanakya untuk bersantai.
Ulka mengawasi mereka dari kejauhan di luar tempat mereka
Ulka berfikir :” Acarya Chanakya, kau tau dengan baik siapa diri mu dan aku pun tahu tentang strategi ku itu merupakan hal yang sangat berbeda”
Di ruangan persidangan, shusima terkejut ketika mengetahui bahwa hanya ada satu orang yang menyelamatkan semua para Biarawan.
Shsuima :” Lalu kalian semua menerima kekalahan dan melarikan diri?”. Kau harus mencari siapa dia”
Ingatan prajurit memperkenalkan tentang nama Agradoot”
Kilas balik ketika prajurit melihat wajah ashoka dengan jelas ketika penutup wajahnya terlepas, dan prajurit menebaskan pedang pada kaki ashoka
Prajurit menjelaskan pada shusima :” Tapi sekilas, aku melihat wajahnya ketika penutup wajahnya terlepas, aku memiliki kerhuan jika orang itu adalah pangeran Ashoka”
Parjurit mengatakan tentang taktiknya kertika itu “ Aku memang sengaja menyakitinya dengan menggunakan pedang ku, jika memang ia pangeran ashoka maka ia pun akan memiliki luka yang sama pada kakinya”
Shusima bertambah geram dan kesal :’Aku tidak akan pernah mau memaafkan ashoka jika hal itu memang benar”
Perecap : shusima datang menemui dharma dan bertanya tentang ashoka, dharma tidak mengetahui apapun tentang ashoka, shusima ngotot untuk tidak pernah memaafkan ashoka, di kooridor istana shusima bertemu dengan ashoka, shusima menuntut Ashoka agar ia memerikasa kakinya, ashoka duduk dan menunjukkan lukanya.
‪#‎Made‬, 14 Oktober 2015



DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV

Artikel keren lainnya:

Baca Juga Artikel Trending

Baca Juga Berita Hot Selebritis