http://navya07.blogspot.com
Dikerajaan Mughal, di Agra, Bhairam Khan & Rao Surtan yg telah kalah & pulang keistana Jalal tanpa pasukannya, kemudian mereka langsung dihadang oleh salah satu prajurit Mughal “Anda dilarang masuk panglima Bhairam Khan!” ujar prajurit tersebut “Siapa yg melarang aku masuk? Aku ingin bertemu dgn yg Mulia Raja Jalalludin!” ujar Bhairam Khan lantang namun prajurit itu terus menahan tubuh Bhairam Khan dgn menjulurkan lengannya, tanpa berpikir panjang, Bhairam Khan segera mencabut belati yg terselip disabuk Rao Surtan yg saat itu berdiri dibelakangnya & segera dihunuskannya belati itu kearah prajurit yg menghalanginya tadi, sang prajurit segera tersungkur & tewas seketika saat itu
Bhairam Khan menatapnya dgn tatapan sadis & tak lama kemudian Maham Anga keluar dari dalam istana diikuti oleh beberapa pelayannya “Kau hanya bisa menunjukkan kekuatanmu dgn menggunakan senjata pada salah seorang prajurit saja sementara Kau malah kehilangan Pangeran Pratap!” ucapan Maham Anga benar-benar menohok Bhairam Khan sebagai seorang panglima perang, saat itu Bhairam Khan ingin menampar Maham Anga namun diurungkannya niatnya itu mengingat kalau Maham Anga adalah ibu angkat Jalal, Rao Surtan yg terus mengekor dibelakang Bhairam Khan hanya bisa terdiam & ketakutan “Rao Surtan, Kau mau kemana?” tanya Maham Anga ketika Rao Surtan berbalik mengikuti Bhairam Khan yg saat itu hendak keluar dari istana “Kau tdak akan pergi kemana-mana! Kau tetap disini saja karena yg Mulia Raja Jalalludin memanggilmu!” ujar Maham Anga lagi, dgn sikap yg seolah-olah lebih unggul dari Bhairam Khan sambil merapikan kerah bajunya Rao Surtan segera menghampiri Maham Anga, sementara Bhairam Khan merasa kesal karena hanya Rao Surtan yg boleh masuk kedalam istana sedangkan dirinya tdak.
Dan tak lama kemudian, Rao Surtan diajak menemui Jalal yg saat itu sedang bermain laying-layang dihalaman tengah istana “Yang Mulia, Pangeran Pratap telah mengalahkan pasukanmu & panglima Bhairam Khan! Kau adalah yg Mulia Raja yg hebat!” puji Rao Surtan dgn sikapnya yg lucu.
“Shamsudhin, pergilah & tangkap Rao Surtan! Lalu masukkan dia kedalam penjara! & jika dia melakukan kesalahan maka bunuh saja dia!” ujar Jalal lantang, Samsudhin segera menangkap Rao Surtan, Rao Surtan hanya bisa berteriak meminta dibebaskan namun Jalal tdak menggubrisnya sama sekali & berlalu begitu saja meninggalkannya
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta sedang mendadani Pangeran Pratap dgn baju perangnya, sementara dikerajaan Mughal, Maham Anga juga sedang mendadani Jalal dgn baju perangnya & memberikan sedikit nasehat utk anak angkatnya ini “Jalal, sekarang Kau tahu tentang Pangeran Pratap, maka sebelum Kau mengalahkan Pangeran Pratap, pertama tama Kau harus memenangkan daerah-daerah yg ada disekitar Mewar, Jalal!” ujar Maham Anga sambil mengenakan baju perang utk Jalal lengkap dgn topi bajanya. Sinopsis Mahaputra Episode 159
Sinopsis Mahaputra Episode 159
Ditempat Pangeran Pratap, Pangeran Pratap memohon restu pada ibu kandungnya, Ratu Jaywanta dgn menyentuh kaki sang ibu & Ratu Jaywanta melakukan aarti & tilak utk Pangeran Pratap, Pangeran Pratap segera berlalu dari istana utk mengekspansi daerahnya, Pangeran Pratap & Jalal dalam usia yg masih sama-sama muda rupanya sama-sama mentorehkan kemenangan mereka didaerah mereka masing-masing, Pangeran Pratap & Jalal mampu melumpuhkan & mengajak beberapa kerajaan yg mereka kalahkan bergabung bersama mereka masing-masing & ketika perang telah berakhir Pangeran Pratap pulang kekerajaan Mewar dgn muka berseri-seri, semua orang mengelu-elukan nama Pangeran Pratap “Hidup Pangeran Pratap! Hidup Pangeran Pratap! Hidup Pangeran Pratap!” Pangeran Pratap telah disambut oleh ibunya, Ratu Jaywanta dibenteng Chittor bersama Ratu Sajja yg memberikan aarti & tilak utk Pangeran Pratap, tiba-tiba Pangeran Pratap bertanya tentang Meera Ma (nenek tirinya) “Ibu kenapa Meera Maa tdak tinggal disini bersama kita dibenteng Chittor ini, dia selalu bersamaku setiap saat & memberikan restunya utkku” ujar Pangeran Pratap penasaran, Ratu Jaywanta yg saat itu sedang memberikan berkat pada setiap sudut ruang istana hanya berkata “Ibu sudah menceritakan semuanya padamu yg ibu tahu, Pangeran Pratap, sekarang kalau Kau ingin tahu lebih banyak lagi maka tanyalah pada ayahmu” ujar Ratu Jaywanta.
Sementara itu dikerajaan Mughal, Jalal pulang dgn membawa kemenangan
ditangannya & ketika sampai dibentengnya di Agra, ibunya, ibu suri
Hamida menyambutnya dgn tatapan heran “Salam ibu” ujar Jalal “Salam
Jalal, kenapa Kau kelihatannya tdak bahagia, Jalal?” tanya Ibu suri
Hamida “Aku akan bahagia ketika aku bisa menang melawan Pangeran Pratap,
ibu!” ujar Jalal “Kalau begitu, sekarang ibu akan menunjukkan padamu
Tuan Tansen, Jalal” ujar Maham Anga yg tiba-tiba menghampiri mereka
berdua “Salam ibu”, “Salam Jalal, Kau tahu, dia akan membuatmu jadi
lebih nyaman & rileks dgn mendengarkan lantunan suaranya” ujar Maham
Anga lagi
Diruang rapat, Raja Uday memberikan pujian pada
Pangeran Pratap, semua orang yg hadir disana juga memberikan pujian
sambil mengelu-elukan nama Pangeran Pratap dgn lantang “Hidup Pangeran
Pratap! Hidup Pangeran Pratap! Hidup Pangeran Pratap!” Pangeran Pratap
tersenyum senang atas pujian kemenangannya “Pangeran Pratap, apa yg Kau
inginkan dariku?” ujar Raja Uday “Rana Ji, aku telah memiliki semuanya,
tapi kali ini aku ingin bertanya sesuatu pada ayah & ayah harus
menjawabnya” sesaat Raja Uday nampak tertegun “Apa yg ingin Kau
tanyakan, Pangeran Pratap?” Pangeran Pratap tersenyum seraya berkata
“Aku ingin bertanya tentang Meera Maa, kenapa dia tdak tinggal dgn kita,
ayah? Ketika dia tinggal dibenteng Chittor ini tdak ada seorangpun yg
mencoba menyerang kita, aku mohon, ceritakan padaku ayah mengapa dia
pergi darisini?” pertanyaan Pangeran Pratap cukup menohok Raja Uday,
Raja Uday hanya terdiam kemudian meninggalkan Pangeran Pratap begitu
saja & pergi dari ruangan itu, ketika Raja Uday sedang berjalan
disepanjang koridor istana, tiba-tiba Raja Uday teringat pada kisah masa
kecilnya ketika Raja Uday kecil berlari-lari dikejar oleh ibu
kandungnya “Uday! Kau mau kemana?” teriak ibu kandung Raja Uday “Aku mau
kekamar Meera Maa, ibu!” ujar Udai Kecil sambil berlari-lari lagi, Raja
Uday segera mengejar Uday kecil yg berlari disepanjang koridor istana
kemudian memasuki sebuah kamar yg digembok dari depan, Raja Uday
teringat kalau kunci gembok itu tdak ada karena telah dibakar,
Raja
Uday kemudian berusaha membuka gembok pintu kamar tersebut dgn
pedangnya & segera memasuki kekamar yg dulu sering digunakan Meera
Maa utk berdoa & memuja Dewa Khrisna dgn lagu Bhaajannya, kamar itu
gelap & berdebu, Raja Uday teringat masa kecilnya kembali ketika
dirinya sering menunggu Meera Maa menyanyikan lagu pujian Bhaajan utk
Dewa Khrisna, Meera Maa duduk bersila didepan patung Dewa Khrisna,
sementara Uday kecil menantinya dibelakang dgn tatapan kagum &
tiba-tiba saja Raja Uday teringat ada piring aarti yg jatuh didepannya,
Raja Uday kaget & lamunan tentang masa kecilnyapun buyar, tepat pada
saat itu Pangeran Pratap telah ada disana, disebelah Raja Uday “Rana
Ji, aku ingin membawa kembali Meera Maa keistana kita ini!” pinta
Pangeran Pratap “Iya! Pangeran Pratap, ayah setuju!” ujar Raja Uday
haru.
DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV