Beranda · BERITA · ARTIS · FILM· UNIK·

SINOPSIS ASHOKA EPISODE 148 ( TAYANG DI ANTV EPISODE 158)



http://navya07.blogspot.com







Masih di Halaman Istana Maghadha pertandingan pada perayaan Janhatsmi sudah selesai dilakukan, Shusim dan Siamak datang ke podium untuk menemui dan memeluk orang tua mereka masing-masing 
Ashok tertengun melihat kekompakan Shusim dan Siamak 
Khurasan tersenyum masam,
Helena tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang sangat rapih 
Shusim dan siamak datang menemui Samarat Bindusar Shusim dan siamak menyuapkan mentega pada Bindu mereka sangat bahagia
Bindu memberkati anak-anak mereka dan menyuapkan mentega pada mereka, Drupat datang pada Samarat, ia pun ikut untuk menyuapkan mentega pada Bindu. Semua orang terlihat sangat bahagia
Cahru tersenyum sangat bahagia,
raut wajah Noor masih cemberut
Siamak datang menemui Helena dan menyuapkan mentega padanya, dengan bergantian Helena pun menyuapkan mentega pada siamak, Helena memeluk siamak dan mengecupnya dengan rasa haru.
Samarat memeluk ketiga anaknya dengan penuh rasa hangat diatas podium, mereka tertawa dan sangat bahagia.
Ashok menoleh pada ibunya yang sejak perayaan Janhatsmi yang sudah berdiri di koridor istana dan menyaksikan pertandingan mencuri mentega di halaman istana. Ashok tersenyum pada Dharma, ia pergi untuk menemui Dharma di koridor istana dan menyuapkan mentega pada ibunya, Ashok meminta berkat pada ibunya ia mengusap air matanya dan pergi
Chanakya tersenyum
Ashok pergi ke podium untuk menemui Bindu 
Bindu mengatakan pada Ashok :” Kau telah membuat perayaan Janmashtmi ku sangat istimewa” 
Bindu tersenyum dan memberkati Ashok 
Dharma yang masih berdiri, ia menyaksikan pemandangan yang sangat mengharukan ia tersenyum bahagia dan juga sekaligus terharu.
Distana Magadha sudah malam, 
matahari sudah berganti dengan sinar bulan yang sangat terang dan sangat indah. Ashok berjalan sendiri di koridor istana ia memeperthatiak seluruh ruanga, n tidak ada siapapun disana.
Murid chanakya berbicara pada chanakya :” Ini sudah sangat tterlambat, kita harus meninggalkannya

Chanakya hanya mengangguk dan tersenyum, ia melihat kedatangan Ashok, Chanakya melihat kedatangan ashok dan melempar selembar kertas yang ia lipat.. Rhada dan Chanakya pegi 
Ashok menghampiri kertas yang terlipat itu dan mengambilnya dengan sangat ragu-ragu.
Kertas itu kosong tidak ada tulisan apapun didalamnya untuk ia baca
Tetapi khurasan muncul dengan tiba-tiba dengan cepat mengambil kertas dari tangan Ashok 
Ashok sangat panik, ia berusaha untuk meminta kertas itu pada khurasan, khurasan menolak untuk memberikannya
kertas itu di rebut ooleh kurasan dari tangan ashok
khurasan bingung membuka lipatan kertas : ”Apa yang tertulis ?”
Khurasan :” Kertas apa ini?”, 
Khurasan menyobek kertas yang Ashok dapat dari chanakya, ia ingin membuangnya tetapi ashok menghalanginya.
Ashok :”Berikan surat itu pada saya, saya akan membuangnya ke tempat sampah”
Khurasan : “ Apa yang akan anda lakukan, bukankah anda akan datang untuk menemui Dharma dan juga putranya?”
Ashok :” Tidakah anda ingat, ketika putra Dharma memukuli saya?”. “Biarkanlah mereka tenang, seharusnya mereka tidak meragukan saya, tapi jika anda bersama dengan saya, saya akan menemui Dharma dan juga putranya sekaligus akan memberitahukannya kepada Bindu tentang keadaan mereka”
Khurasan pergi dan ia setuju, ashok menggabungkan sobekan kertas itu dan ia tersenyum dan mengatakan :" Sekarang kau sudah benar-benar masuk pada perangkap dan jebakan chanakya, dan kau akan mengemis kepada kami untuk pengampunan mu dan Bindu akan tahu bahwa selama ini kalulah yang berusaha untuk memisahkan ayah dan ibuku, Mir khurasan akan membalas setiap perlakuan yang sudah ia lakukan pada ibu ku dan aku akan membawa kebenaran itu dihadapan samarat"
Khurasan datang ke kamar pribadi Helena, Noor ada disana
Khurasan ia berkata pada Helena : “Ashok telah dipukuli oleh Dharma dan juga putranya”
Helena : “ Anda sama sekali tidak melihat wajah mereka, bisa saja ini hanya jebakan untuk anda”
Khurasan :”Jika itu memang Dharma, tentu ashok tidak akan pernah mau untuk menyakiti dirinya sendiri”
Helena :” Tapi aku merasa Chanakya ada dalang dibalik semua ini?”
Noor berbicara pada Helena :” Apa anda memiliki bukti, sehingga anda dapat berpendapat meragukan bahwa chanakya memang terlibat bersama dengan Ashok?” Noor melanjutkan pembicaraannya : “Apa anda mendengarkan chanakya berbicara?”
Helena sedang duduk ia tertengun dan diam, ia mengingat ketika Chanakya datang untuk menemuinya di kamarnya, Helena mengingat ucapan Chanakya ketika ia datang menemuinya dikamarnya, ia mengingat ucapan Chanakya ketika datang menemuinya “ Anda telah membuat Perangkap disekitar Bindu, dengan demikian Bindu akan percaya bahwa dharma dan putranya penghianat”
Helena juga mengingat bagaimana Chanakya merebut dokumen catatan milik Vrasha dan kemudian Chanakya dengan sangat santai berbicara di depan semua orang dipengadilan, ketika ia membacakan catatan dokumen milik Vrasha, 
Helena mengatakan dengan rasa curiganya :" Ketika Chanakya membacakan isi catatan analis itu, aku melihat dengan sangat jelas bahawa chanakya pun bermain kode mata dengan Ashok”
Helena pun kembali menyatakan semua keyakinan dan rasa curiganya pada khurasan dan Noor :" kita harus segera untuk memeriksa isi catatan itu, mungkin dengan begitu kita akan mendapatkan sesuatu didalamnya”
Khurasan bertanya : “Dimana catatan itu?”
Noor pun mengingat ketika Bindu membungkus catatan milik Vrasha dengan kain merah dan menaruhnya dokumen catatan itu di lemari kamarnya, Noor berada dibelakang samarat dan menyaksikan bahwa samarat menaruh catatan itu dikamarnya dan Noor memberi tahu pada Khurasan bahwa dokumen catatan milik Vrasha itu berada dikamar Samarat Bindusar.
Helena : “Khurasan akan membawa catatan itu dari kamar Bindu untuk kami, aku tidak percaya dengan orang lain”
Khurasan bertanya kepada Helena :” Bagaimana caranya agar saya pergi ke kamar Bindu dan mengambil catatan milik analis vrasha itu?”
Helena :” Serahkan pada saya, saya bisa melakukan apapun untuk mengetahui rahasia dari Chanakya dengan Ashok”
Part II
Di kooridor Istana Ashok melihat cahaya lampu lilin dan Ashok datang untuk mendekati lilin dan menaruh kertas itu diatas api, dengan perlahan-lahan sobekan kertas itu menimbulkan tulisan di masing-masing sobekan kertas , Ashok membaca isi sobekan surat itu.
Shusim dan charu masih berdebat dikamar, cahru sangat kesal dengan tingkah laku shusim saat pertandingan berlangsung shusim, charu tetap pada pendiriannya dan membujuk agar shusim dan ahenkara berbaikan dengan Ahenkara, 
mendengat ucapan Charu, Shusim marah, 
Charu kembali untuk menyakinkan shusim :” Aku dan Niharika sudah menyetujui pernikahan itu, jika kau tidak menikahi ahenkara, Siamak akan menikahi ahenkara dansamarat akan memberikan tahta padanya, sementara itu ashok akan tetap membawa Dharma dan putranya ke hdapan Bindu”
Shusim tertengun kemudian ia akan meyakinkan ibunya, ia tersenyum dengan sangat licik
Diistana maghada, pagi telah tiba, di halaman istana Drupat sedang berlatih pedang dengan prajurit dengan sangat lincah ia menunjukan aksinya pada Bindu dan juga shubarasi, Drupat berhasil di kalahkan oleh prajurit, ia terjatuh dan berteriak kesakitan, shubarasi sangat ketakutan ia sangat khawatir “Drupat”, samarat memegang tangan shubarasi dan Bindu menghalanginya,Shubarasi terus menangis ia meminta agar Bindu meepaskan tangannya tapi Bindu memberikan pengertian pada Shubarasi bahwa drupat anak laki-laki, ia juga seorang pangeran ia pasti kuat, Shubarasi terus memohon kepada samarat :"Ia masih begitu kecil, kau tidak tahu perasaaan seorang ibu, ia tidak dapat melihat ketika anaknya kesakitan terlebih karena luka kecil, ijinkan aku untuk menolongnya, aku sangat menghawatirkan putra ku"
Shubarasi terus memohon kepada Bindu, Bindu mengatakan pada Shubarasi :" jangan membantunya, dia seorang pangeran dan akan memikull tanggung jawab sebagai seorang pria sejati, semua halangan dan rintangan akan datang menghampririnya, ia terjatuh dan mengalami luka kecil itu belum seberapa saat ia akan menghadapi taktik dari para musuh, kita harus membiarkannya bbertumpu pada kedua kakinya, Drupat harus berusaha biarkan dia berusaha dengan kemampuannya sendiri, rasa sakit akan membuatnya tumbuh menjadi pria yang tangguh". 
Drupat masih terjatuh dan tersungkur memegang lututnya, Drupat masih kesakitan, Dharma pun melihat dan tidak tega, Dharma sangat sangat menghawatirkan Drupat ia pun menangis,
Bindu masih memberikan pengertian pada Shubarasi lalu ia melepaskan genggaman tangannya pada shubarasi, prajurit meyakinkan drupat agar ia harus berusaha untuk bangkit, perlahan-lahan Drupat bangkit dan bangun dan kembali melanjutkan latihannya dengan prajurit ia bersalto dan kembali beraksi melanjutkan latihan pedangnya bersama dengan prajurit.
Dharma menangis dan pergi dari sana, Dharma datang kekamarnya ia menahan isakan tangisannya dan duduk ditempat tidurnya, ashok datang untuk menampung air mata ibunya, tanpa Dharma sadari Ashok sudah berada dihadapannya dam memperhatikan isak tangis ibunya yang sangat menayat hati.
Ashok bertanya kepada ibunya :” Apa yang terjadi bu?”. Mengapa ibu menangis, apa ada orang yang berbicara kasar padamu?” 








Dharma menggelengkan kepalanya
Ashok terus menghawatirkan ibunya dan ia pun kembali bertanya :”Ceritakan bu, apa yang sebenarnya terjadi?” “Saya tdiak bisa melihat ibu terus menangis?”
Dharma mengatakan pada Ashok dengan isak tangisannya : “ Ketika aku mendengarkan Bindu dan Shubarasi berbicara dikoridor istana, aku menyadari untuk pertama kalinya, aku bukanlah ibu yang baik”
Ashok :” Tidak, bagi Kau ibu terbaik di dunia, aku selalu berdoa agar ibu selalu bersama dengan ku dan melindungu ku, ibu sudah membesarkan ku seorang diri, ibu pun sudah begitu banyak menanggung penderitaan dan membuatku selalu nyaman”
Dharma : “ Sampai saat ini pun saya masih melindungi mu nak, saya ingin memberitahukan sesuatu padamu, saya tidak pernah mengatakan ini sebelumnya pada mu saya telah memendamnya selama bertahun-tahun dan menyembunyikann
ya dari mu , kau harus tahu, kau bukan seperti anak pada umunya”
Ashok menyelak pembicaraan ibunya :” Saya pangeran”
Dharma terkejut mendengar ucapan Ashok
PRECAP- Pelayan datang untuk menemui Bindu, ia mengatakan : “ Noor ingin berbicara dengan Anda, Bindu pergi
Khurasan datang di kamar Bindu dan mengambil catatan Vrasha dari sana. 
Khurasan membuka pembungkus catatan itu dan membawanya pergi, dikamar Helena, sorang pandit datang diundang untuk membacakan catatan dari Vrasha, catatan itu bertulisakan bahasa sansekerta murni.
Noor, khurasan dan Helena mendengarkan pandit membacakan catatan Vrasha “Bindu pernah menikahi seorang gadis di Camphanagri, gadis itu seorang anak dari Brahmana….. 
Khurasan dan Noor tertengun







DAFTAR SINOPSIS AHOKA ANTV

Artikel keren lainnya:

Baca Juga Artikel Trending

Baca Juga Berita Hot Selebritis